Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Vaksin untuk Varian Delta dan Kappa, Ivermectin

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 AstraZeneca saat vaksinasi COVID-19 massal pelaku transportasi di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis, 10 Juni 2021. Vaksinasi massal itu digelar karena pelaku transportasi publik melakukan mobilitas dan interaksi dengan masyarakat yang tinggi sehingga berisiko terpapar COVID-19. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 AstraZeneca saat vaksinasi COVID-19 massal pelaku transportasi di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis, 10 Juni 2021. Vaksinasi massal itu digelar karena pelaku transportasi publik melakukan mobilitas dan interaksi dengan masyarakat yang tinggi sehingga berisiko terpapar COVID-19. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang bukti vaksin Covid-19 yang ada saat ini masih cukup efektif melawan virus-virus varian baru. Bukti terbaru datang dari studi yang dilakukan tim peneliti di Oxford University, Inggris, dan hasilnya telah dipublikasikan di Jurnal Cell.

Berita terpopuler selanjutnya tentang informasi seputar ivermectin sebagai obat Covid-19 cukup ramai diperbincangkan. Beragam kontroversi pun mulai bermunculan terkait efektivitas obat ini untuk mengobati Covid-19. Sebenarnya, Ivermectin merupakan obat anthelmintik yang berfungsi untuk mengobati infeksi akibat cacing.

Selain itu, analisis oleh tim peneliti gabungan dari WHO, London School of Hygiene and Tropical Medicine, dan Imperial College London terhadap lebih dari 1,7 juta data genome sequences virus Covid-19 yang sudah dikumpulkan di basisdata Global Initiative On Sharing All Influenza Data (GISAID) memberi gambaran akan ganasnya sejumlah varian baru virus itu. Dari 15 negara di dunia yang mewakili penyebaran virus-virus itu secara global, hampir seluruhnya memperlihatkan pergeseran cepat dominasi varian virus yang menyebar sejak pandemi terjadi awal 2020 lalu.

Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno.

1. Uji Antibodi, Dua Vaksin Covid-19 Ini Efektif Atasi Varian Delta dan Kappa

Satu lagi bukti vaksin Covid-19 yang ada saat ini masih cukup efektif melawan virus-virus varian baru. Bukti terbaru datang dari studi yang dilakukan tim peneliti di Oxford University, Inggris, dan hasilnya telah dipublikasikan di Jurnal Cell.

Hasil studi itu menyebutkan kalau vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan AstraZeneca mampu meredam varian Delta (B.1.617.2) dan Kappa (B.1.617.1). Kedua varian ini berkembang dari virus corona Covid-19 yang berada di balik 'tsunami' kasus di India di awal tahun ini.

Studi dilakukan dengan cara meneliti kemampuan antibodi dalam darah orang-orang yang telah menerima dosis lengkap kedua vaksin itu dalam menetralisir infeksi virus dari kedua varian itu. Dalam studi terpisah, Covid-19 varian Delta diketahui memiliki kemampuan menyebar hingga 97 persen lebih tinggi daripada varian saat awal pandemi. Sedang Kappa, 48 persen.

"Tidak ada bukti virus-virus itu bisa lolos dengan mudah, menjadikan vaksin-vaksin yang ada saat ini akan mampu menyediakan proteksi melawan turunan virus corona B.1.617," bunyi hasil studi itu merujuk kepada varian Delta dan Kappa.

2. Ivermectin Obat yang Berguna untuk Membunuh Larva Cacing di dalam Tubuh

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akhir-akhir ini, informasi seputar ivermectin sebagai obat Covid-19 cukup ramai diperbincangkan. Beragam kontroversi pun mulai bermunculan terkait efektivitas obat ini untuk mengobati Covid-19. Sebenarnya, Ivermectin merupakan obat anthelmintik yang berfungsi untuk mengobati infeksi akibat cacing.

Ivermectin ini bekerja dengan cara mencegah cacing dewasa bereproduksi dan membunuh larva cacing di dalam tubuh. Ivermectin digunakan untuk mengobati penyakit strongiloidiasis akibat infeksi cacing gelang jenis Strongyloides, dan onchocerchiasis akibat infeksi cacing gelang jenis Onchocerca volvulus. Ivermectin juga diketahui efektif untuk mengobati infeksi cacing lain, seperti filariasis akibat infeksi parasit Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.

Ivermectin merupakan obat yang sangat efektif untuk mengobati infeksi cacing sehingga hanya membutuhkan dosis kecil. Untuk penderita Onchocerciasis, dosis yang diperlukan yaitu 0,15 mg/kgBB per hari, sebagai dosis tunggal. Untuk penderita Strongiloidiasis, dosis yang diperlukan yaitu 0,2 mg/kgBB per hari, selama 1-2 hari.

3. 97 Persen Lebih Menular, Covid-19 Varian Delta Paling Superior

Analisis oleh tim peneliti gabungan dari WHO, London School of Hygiene and Tropical Medicine, dan Imperial College London terhadap lebih dari 1,7 juta data genome sequences virus Covid-19 yang sudah dikumpulkan di basisdata Global Initiative On Sharing All Influenza Data (GISAID) memberi gambaran akan ganasnya sejumlah varian baru virus itu. Dari 15 negara di dunia yang mewakili penyebaran virus-virus itu secara global, hampir seluruhnya memperlihatkan pergeseran cepat dominasi varian virus yang menyebar sejak pandemi terjadi awal 2020 lalu.

Varian-varian baru seperti yang ada dalam daftar Variant of Concern WHO seluruhnya terbukti memiliki kemampuan untuk menular lebih luas. Untuk varian Alpha (B.1.1.7), misalnya, terukur memiliki tingkat penularan 29 persen lebih tinggi dibandingkan varian awal virus Covid-19 yang menyebar di awal pandemi. Sedang untuk varian Beta (B.1.351) lebih tinggi sebesar 25 persen, lebih tinggi 38 persen untuk Gamma (P.1), dan yang tertinggi, 97 persen untuk varian Delta (B.1.617.2).

Analisis dilakukan terhadap angka reproduksi efektif virus dan penyebaran globalnya hingga 3 Juni 2021. Angka reproduksi virus menunjukkan berapa banyak orang yang bisa tertular dari setiap satu kasus positif. Per periode itu diketahui B.1.1.7 dilaporkan telah terdeteksi di sedikitnya 160 negara, B.1.351 ada di 113 negara, P.1 dilaporkan telah menyebar di 64 negara, dan B.1.617.2 sudah masuk di 62 negara. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.

Baca:
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Beasiswa Kampus BUMN, Hujan Bulan Juni, Covid-19

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 jam lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.


Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.


Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.


Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

3 hari lalu

Para peserta UTBK SNBT di UNS mengikuti ujian di Gedung TIK UNS Solo, Jawa Tengah, Selasa, 30 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

Topik tentang kendala teknis mewarnai hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

3 hari lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping