TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, mengumumkan kematian karena Covid-19 di negara itu bertambah 265 lagi pada Rabu 25 Agustus 2021. Saat yang sama, ada 264.292 kasus aktif atau pasien Covid-19 yang sedang dirawat. Dari jumlah itu, dirawat secara intensif sebanyak 1.003 orang dan 490 sudah bergantung ventilator.
Pada Rabu pula, Malaysia melaporkan tambahan 22.642 kasus infeksi baru, menjadikan total Covid-19 telah menjangkiti 1,616 juta penduduk di seluruh negeri itu. Noor Hisham mengatakan, hampir 98 persen kasus baru bergejala ringan atau bahkan tak bergejala.
"Dari jumlah kasus baru itu pula, 80 persennya adalah mereka yang belum menuntaskan vaksinasi atau bahkan belum sama sekali menerima vaksin," katanya.
Kementerian Kesehatan Malaysia juga mengidentifikasi sebanyak 42 klaster yang menyumbang total penularan 1.458 kasus baru pada Rabu. Dari 42 itu, sebanyak 23 di antaranya berasal dari kantor atau tempat kerja dan 13 dari permukiman. Masing-masing menyumbang 878 dan 325 kasus terkonfirmasi positif.
Pemerintah Malaysia melaporkan penularan kasus Covid-19 yang melonjak tinggi sejak pekan lalu. Rekor jumlah kasus harian dilaporkan pada Sabtu 20 Agustus lalu yang sebanyak 23.564 orang terkonfirmasi terinfeksi SARS-CoV-2—diduga varian Delta. Angkanya sempat turun menjadi 17.672 pada Senin 22 Agustus tapi menanjak lagi Selasa (20.837) dan Rabu (22.642).
Total penambahan kasus baru Covid-19 selama sepekan terakhir di Malaysia terhitung lebih dari 20 ribu. Ini empat kali lipat daripada akhir Juni lalu yang sebanyak 5 ribu-an.
Daerah-daerah yang mencatatkan ledakan kasus baru terbesar adalah Sabah, Penang, Johor, Kelantan dan Perlis. Sedang di beberapa wilayah lain termasuk Kuala Lumpur dilaporkan penurunan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit yang cukup signifikan. Termasuk penurunan angka pasien yang meninggal.
“Saya masih menunggu dan berharap tren penurunan yang lebih pasti sebelum menyimpulkan ada hal-hal yang telah membaik,” kata Profesor Awang Bulgiba Awang Mahmud, Ketua Satgas Analisis dan Strategi Epidemiologi Covid-19 Malaysia, Selasa 23 Agustus lalu.
Petugas memakamkan korban penyakit Covid-19 di sebuah pemakaman Gombak, Malaysia, 23 Mei 2021. Dikabarkan sejumlah rumah sakit di Malaysia mulai penuh dengan pasien Covid-19. REUTERS/Lim Huey Teng
Professor Sazaly Abu Bakar, Direktur Pusat Riset dan Edukasi Penyakit Menular Tropis di Universiti Malaya menyarankan percepatan vaksinasi Covid-19. Malaysia menetapkan target vaksinasi terhadap 80 persen penduduknya dan per Senin lalu telah dicapai 56,9 persen. Jumlahnya lebih besar lagi untuk mereka yang sudah menerima satu dosis, yakni 78,9 persen.
Di antara komunitas yang belum tersasar vaksinasi Covid-19 itu di antaranya adalah para pekerja migran ilegal. Menurut Sazaly, ada sekitar dua juta pekerja migran ilegal dan tak terdata di Malaysia.
THE STAR, THE STRAITS TIMES, FORTUNE, WORLDOMETERS, JHU
Baca juga:
Target EUA Vaksin Merah Putih Unair Maret 2022, Eijkman September