TEMPO.CO, Jakarta - Sejak munculnya Revolusi Industri 4.0 yang ditandai oleh adanya perubahan besar-besaran di berbagai bidang melalui perpaduan teknologi, terdapat banyak anak muda yang berbondong-bondong membangun startup.
Meski bukan pekerjaan mudah, beberapa anak muda Indonesia sukses mendirikan perusahaan rintisan mereka dan mengembangkannya hingga menjadi besar. Di balik berkembangnya startup, terdapat kisah inspiratif dari para pendiri untuk mengembangkan perusahaannya.
Melansir dari laman Inspektrorat Jenderal Kemnterian Penddikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, itjen.kemdikbud.go.id, berikut beberapa kisah inspiratif pemuda Indonesia dalam membangun startup:
1. Amanda Susanti (Sayurbox)
Amanda yang memiliki kebun dan seringkali menemukan masalah dalam proses distribusi dari petani untuk ke pasar. Banyak petani yang tidak memiliki akses ke pasar untuk membawa sayur mayurnya.
Dari permasalahan itu, ia melihat peluang dan muncul ide baru untuk mendirikan Sayurbox yang menyediakan jasa jual dan antar bahan pokok makanan. Sayurbox kini membuka kerja sama dengan ribuan mitra petani.
2. Fajar Budiprasetyo (HappyFresh)
Fajar Budiprasetyo lulus dari Ohio University jurusan Computer Science pada 2001. Setelah lulus, ia bekerja di perusahaan online di Amerika. Dari situ ia mulai tertarik pada industri bisnis. Usaha demi usaha ia lakukan namun gagal.
Akhirnya ia mencoba lagi dengan mendirikan usaha bersama temannya, Markus Bihler, di sebuah platform online groceries, HappyFresh. Saat ini, perusahaannya juga beroperasi di negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand dan Filipina serta berhasil mempekerjakan jutaan shopper dan driver.
3. Ferry Unardi (Traveloka)
Bercita-cita menjadi seorang entrepreneur tidak pernah terlintas di pikirannya sama sekali hingga kegelisahan melanda saat bekerja di Microsoft.
Sebelum mantap memutuskan untuk berbisnis penyedia layanan tiket, Ferry memutuskan untuk mencari ilham di Tiongkok. Namun saat menempuh pendidikan S2 ia memutuskan untuk berhenti kuliah demi fokusnya mengembangkan aplikasi Traveloka.
Pengorbanan Ferry berhasil. Aplikasi buatannya, Traveloka, tumbuh besar dan memiliki kekuatan merek yang tinggi, dari segi image, loyalitas pelanggan, tingkat kerja sama, serta kinerja perusahaan.
Kuncinya adalah berani mengambil risiko namun tetap mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh.
4. Jonathan Sudharta (Halodoc)
Pria lulusan Curtin University di Australia ini memiliki rekam jejak di dunia medis selama 14 tahun. Jonathan pernah menjabat sebagai commercial director dan business development director di Mensa Group, perusahaan penjual alat medis.
Ketika memulai usahanya, ia sangat susah dalam membangun kepercayaan oleh konsumen maupun klien. Namun, ia tetap kerja keras dan usaha untuk mencapai tujuan. Dari situlah, ia menemukan passion untuk membantu melayani kesehatan banyak orang.
Pada 2016, Halodoc resmi didirikan melalui aplikasi untuk dapat menghubungkan pasien dengan para dokter ahli, tanpa harus bertemu secara langsung. Halodoc juga menyediakan fitur pemesanan obat yang dapat diantar langsung ke rumah pasien.
5. William Tanuwijaya (Tokopedia)
William Tanuwijaya pendiri startup Tokopedia, sebuah situs web perdagangan elektronik yang memungkinkan penggunanya untuk membeli barang secara daring. Berkat kegigihannya Tokopedia kini menjadi salah satu perusahaan unicorn di Indonesia.
William percaya dengan memulai ide sederhana, mengatasi permasalahan langsung (bisnis online yang rawan penipuan), dan didukung dengan riset serta semangat yang pantang menyerah saat mengalami kesulitan, terlebih saat fase-fase mengumpulkan pendanaan (funding), merupakan kunci utama dalam meraih kesuksesan.
RIZQI AKBAR
Baca juga:
Sewa Ruang Kerja Mahal, Kota Malang Sediakan Coworking Space Buat Start-up