TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam, mengingatkan kembali status herd immunity di Indonesia di tengah kasus Covid-19 yang menurun. Menurutnya, meskipun kasus Covid-19 menurun, tapi cakupan vaksinasi dosis pertama masih rendah, kurang dari 20 persen.
“Ada dua hal untuk menjelaskan hal itu, apakah memang di sebagian daerah dengan capaian imunisasi di atas 70 persen, atau di daerah itu orang yang terinfeksi sudah lebih pada 70 persen orang. Ini artinya mencapai herd immunity,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Minggu, 12 September 2021.
Sebelumnya, dalam video yang diunggah di akun YouTube-nya, Ari menerangkan, herd immunity merupakan suatu kondisi di mana terjadi kekebalan pada suatu kelompok masyarakat, 70-80 persen. Hal itu terjadi karena dua hal, pertama memang masyarakat sudah dilakukan vaksinasi sesuai angka persentasi, atau terjadi secara alami.
Ari yang merupakan Dekan FKUI itu mencontohkan herd immunity yang terjadi secara alami di Italia, ketika salah satu wilayahnya dibatasi aktivitas sosialnya atau lockdown. Masyarakatnya terisolasi, sehingga di wilayah tersebut bisa terjadi herd immunity. Tapi, tentu ada risikonya bagi masyarakat setempat.
“Orang-orang dengan berbagai macam komorbid bisa mengalami infeksi berat, bahkan bisa menimbulkan kematian,” tutur Ari sambil menambahkan bahwa ada juga yang mengalami tanpa gejala atau gejala ringan yang membuat mereka memiliki kekebalan.
Untuk mengetahuinya, Ari menambahkan, perlu dilakukan pemeriksaan serologi bagi masyarakat yang belum divaksin, apakah pernah terinfeksi atau tidak. “Untuk menjaga agar kondisi saat ini terus membaik, berbagai pembatasan tetap harus dilakukan, protokol kesehatan 5M tetap harus dijalankan,” ujar Ari.
Protokol kesehatan 5M itu adalah memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas, serta pemerintah tetap fokus dengan 3T (testing, tracing, dan treatment).
Baca:
Studi: Orang Tidak Divaksin 11 Kali Lebih Mungkin Meninggal Akibat Covid-19