TEMPO.CO, Jakarta - Sempat tersiar kabar kalau kabel bawah laut milik PT Telkom yang berlokasi di perairan Batam putus karena gigitan ikan hiu. Putusnya kabel menyebabkan gangguan koneksi internet pengguna Indihome dan Telkomsel sejak Minggu 19 September 2021, dan membutuhkan perbaikan diperkirakan sekitar satu bulan.
PT Telkom telah membantah sebab kerusakan itu meski tak membeberkan juga penyebab sebenarnya. Hanya disebutkan kerusakan ada di jaringan kabel bawah laut Jawa Sumatera Kalimantan (JaSuKa), tepatnya di antara Batam-Pontianak, di kedalaman 20 meter.
Lalu bagaimana bisa sampai ada spekulasi sebab gigitan ikan hiu? Berdasarkan laporan kolaborasi antara Program Lingkungan PBB (UNEP) dan Komite Proteksi Kabel Internasional (ICPC) yang dipublikasi 2009, kejadian kerusakan kabel bawah laut cukup parah hingga koneksinya terputus (fault) memang pernah dan mungkin karena faktor spesies ikan atau mamalia penghuni laut.
Catatan dari 1877 sampai 1955 mengungkap 16 kali kejadian putus kabel bawah laut di era komunikasi telegraf disebabkan oleh paus. Sebanyak 13 di antaranya oleh paus sperma yang teridentifikasi dari bekas bagian tubuhnya terlilit dalam kabel. Sisanya kabel putus disebabkan paus bungkuk, paus pembunuh dan satu tak diketahui jenisnya. Sebagian besar serangan berlokasi di perairan hingga kedalaman 1.135 meter.
Setelah 1955 serangan tak ditemukan lagi. Dari 5.740 kejadian kabel putus sepanjang periode 1959-2006 bahkan tak ditemukan kasusnya sama sekali. Periodenya bertepatan dengan perubahan kabel telegraf ke era kabel koaksial untuk sambungan telepon. Perubahan berlanjut pada 1980-an di era kabel serat optik.
Bersama perkembangan jenis kabel itu juga muncul teknik mengubur kabel dalam sedimen dasar laut di kedalaman landas kontinen dan lentur mengikuti kelerangan dasar laut hingga melebihi kedalaman 1.500 meter yang merupakan kedalaman maksimum habitat paus sperma.
Sementara, ikan-ikan, termasuk hiu, juga memiliki sejarah panjang menggigit kabel bawah laut. Ikan barracuda, ikan hiu perairan dalam maupun dangkal, dan ikan jenis lain pernah teridentifikasi sebagai penyebab gangguan koneksi internet karena kabel bawah laut rusak. Gigitan biasanya menembus selubung atau insulasi kabel, menyebabkan kabel konduktor terkena air laut.
Serangan gigitan terhadap kabel telegraf terjadi kebanyakan di kedalaman landas kontinen dan ini berlanjut sampai era kabel koaksial untuk telepon pada 1964. Setelahnya, serangan-serangan terjadi di perairan lebih dalam, dugaannya merespons perkembanngan kabel koaksial dan serat optik yang bisa dikubur di balik sedimen hingga kedalaman landas kontinen dan kelerengannya.
Keberadaan kabel koaksial dan serat optik sepertinya telah menarik perhatian hiu dan ikan lainnya ketimbang kabel telegraf. Kasus serangan yang terdokumentasi paling baik datang dari wilayah Kepulauan Canary pada 1989 di mana kabel serat optik laut dalam pertama empat kali putus. Penyebabnya diketahui serangan hiu di perairan kedalaman 1.060–1.900 meter.
Seorang penyelam dari Pelagic Life memotret seekor hiu putih yang ganas dari dekat di Semenanjung Baja, Meksiko. Pemotretan ini dalam rangka promosi konservasi laut. Jero Prieto/Barcroft Media/ dailymail.co.uk
Tak jelas benar kenapa hewan buas itu menyerang, tapi bisa jadi hiu-hiu terdorong oleh medan magnet listrik yang dihasilkan dari getaran bentangan tegang kabel di di antara arus laut dalam. Meski begitu, ketika diuji di laboratorium maupun di laut, tidak ada hubungan yang jelas di antara faktor-faktor yang melatari dugaan itu.
Tak didapatkannya korelasi mungkin juga karena perbedaan antara perilaku hiu perairan dalam yang melakukan serangan-serangan itu dengan jenis di perairan dangkal yang digunakan dalam eksperimen. Tapi, apa pun sebabnya, teknologi kabel bawah laut pun telah mengalami redesain untuk memperbaiki tingkat proteksi melawan gigitan ikan. Di antaranya dengan menambahkan lapisan Kevlar.
Baca juga:
Uji Klinis Beragam Vaksin Covid-19 untuk Anak Kecil, Ada yang Blood Clotting