TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memastikan gempa yang kembali terjadi di Nias Barat, Sumatera Utara, malam ini masih rangkaian dari gempa utama dinihari. Secara keseluruhan, hingga Pukul 21.00 WIB, sudah terjadi 19 kali gempa susulan.
"Rentang magnitudo terbesar 4,9 dan terkecil 3,7," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan lewat akun media sosial Twitter, Selasa malam 2 November 2021.
Gempa terbaru yang terjadi di Nias Barat pada malam ini berkekuatan M4,9--bukan M5,0 seperti keterangan pertama BMKG. Gempa ini dicatat terjadi pada Pukul 20.39 WIB. Lokasi pusat gempa masih di sekitar lokasi pusat gempa pada dinihari. Kedalamannya bahkan lebih dangkal, yakni 10 kilometer, berbanding 16 kilometer.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa M4,9 yang terjadi malam ini di Nias merupakan jenis gempa susulan kedalaman dangkal akibat adanya deformasi pada Lempeng Indo-Australia di luar zona subduksi (outer rise)," cuit Daryono.
Seperti telah dijelaskannya pula pagi tadi, pusat gempa bukan dari zona megathrust. Kedua gempa juga sama tak sampai memicu tsunami.
Dalam laman resminya, BMKG mencatat gempa Nias malam ini sebatas sebagai gempa terkini di Indonesia yang kekuatnnya lebih dari atau sama dengan M5,0. Berbeda dari gempa M5,9 dinihari yang terukur intensitasnya di daerah Nias Barat, Kepulauan Mentawai, Nias Utara, dan Nias Selatan dengan skala III-IV MMI.
Getaran gempa itu terasa nyata di dalam rumah seakan ada truk yang melintas hingga membuat pintu dan jendela berderik, dinding berbunyi, hingga bisa memecahkan gerabah.
Baca juga:
Tak Semua Anak 6-11 Tahun Bisa Terima Vaksinasi Covid-19, Simak yang Dikecualikan