TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Komunikasi Federal (FCC) Amerika Serikat telah mengesahkan proyek internet satelit dari Boeing yang pertama kali diusulkan pada 2017. Produsen pesawat terbang itu sekarang dapat bergerak maju dengan membangun, meluncurkan, dan mengoperasikan jaringan internet broadbandnya sendiri dari luar angkasa.
Boeing akan bergabung dengan pesaing utama kedirgantaraan SpaceX, dan berencana melibatkan penempatan 132 satelit ke orbit rendah Bumi pada ketinggian 1.056 km. Sementara 15 lainnya akan diluncurkan ke orbit nongeostasioner pada ketinggian antara 27.355 dan 44.221 km.
Perusahaan yang berkantor pusat di Chicago, Amerika, itu mengatakan bahwa pihaknya ingin menggunakan satelit untuk menawarkan internet broadband dan layanan komunikasi kepada konsumen perumahan, pemerintah dan pengguna bisnis di Amerika, Puerto Rico dan Kepulauan Virgin.
“Tentu setelah jaringan selesai dibangun secara global, saat ini jaringan sedang dibangun,” ujar Boeing, pada Rabu, 3 November 2021.
Semua 147 satelit akan disiarkan dalam V-band, potongan spektrum nirkabel dengan frekuensi lebih tinggi daripada band Ka dan Ku yang digunakan jaringan Starlink SpaceX atau satelit Project Kuiper Amazon yang belum digunakan.
Menggunakan V-band memungkinkan kecepatan transfer data lebih cepat, tapi memiliki risiko interferensi lebih besar karena frekuensi yang lebih tinggi memiliki banyak masalah untuk menembus benda padat.
SpaceX memiliki rencana untuk menggunakan V-band di beberapa satelit masa depan, dan begitu juga OneWeb. Band Ka dan Ku juga digunakan oleh satelit yang menyediakan internet dalam penerbangan di maskapai komersial.
SpaceX sebelumnya telah menyatakan keprihatinan bahwa proposal Boeing untuk diluncurkan ke orbit rendah yang sudah penuh sesak dapat meningkatkan risiko tabrakan dengan satelit lain. Pada 2019, SpaceX mengatakan kepada FCC bahwa mereka yakin jaringan Boeing akan menciptakan bahaya yang nyata.
Satelit Starlink SpaceX mengorbit Bumi pada ketinggian sekitar 550 km, di mana konstelasi satelit internet OneWeb dapat ditemukan. SpaceX dan OneWeb nyaris menghindari tabrakan awal tahun ini.
Boeing sekarang memiliki waktu enam tahun untuk meluncurkan setengah dari konstelasi satelitnya dan sembilan tahun untuk menyebarkan seluruh jaringan. Perusahaan telah meminta FCC untuk melonggarkan persyaratan tersebut—untuk meluncurkan lima satelit dalam enam tahun pertama, dan meminta jendela 12 tahun untuk meluncurkan seluruh konstelasi—tapi komisi menolak permintaan itu.
Sebagai perbandingan, SpaceX dan Amazon memiliki rencana yang jauh lebih besar untuk jaringan mereka, dengan masing-masing terdiri dari ribuan satelit. Boeing adalah produsen satelit utama, dan karena itu menghabiskan bertahun-tahun sebelum dan sesudah proposal awal 2017 menjual ke penyedia internet berbasis ruang angkasa awal saat pasar matang.
Namun, penyedia sekarang diharapkan secara kolektif menghasilkan lebih dari US$ 50 miliar pada tahun 2031, yang dapat menjelaskan mengapa Boeing repot-repot melewati empat tahun proses persetujuan.
THE VERGE | REUTERS
Baca:
Boeing Bangun Drone Militer di Australia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.