TEMPO.CO, Yogyakarta - Bencana karena hujan yang intensitasnya semakin tinggi terjadi di banyak wilayah di Indonesia. Ini membuat PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta turut mengantisipasi makin tingginya curah hujan awal November ini. KAI berupaya menghindari risiko gangguan operasional terhadap perjalanan kereta api di wilayahnya.
Salah satu antisipasinya adalah menyiapkan perangkat alat material untuk siaga atau AMUS setidaknya di dua titik lokasi perlintasan yaitu di Patukan Yogyakarta dan Purwosari Surakarta. Perangkat AMUS ini merupakan alat bantu darurat terdiri dari peralatan kerja dan material, meliputi bantalan rel dan batu balast.
"Untuk tindakan cepat ketika terjadi gangguan,” kata Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Supriyanto, Jumat 5 November 2021.
Selain perangkat AMUS, Supriyanto mengatakan, pemantauan di seluruh lintasan dan perbaikan jalur di perlintasan sebidang dilakukan lebih intensif. Masyarakat pengguna jalan diminta lebih berhati-hati karena saat hujan area perlintasan sebidang menjadi sangat licin.
"Masyarakat wajib mendahulukan perjalanan kereta api," kata dia mengingatkan.
Di area Daop 6 Yogyakarta, sendiri terdapat sedikitnya 322 perlintasan sebidang yang terdiri dari 127 perlintasan yang resmi dijaga, 178 perlintasan resmi tidak dijaga, dan 17 perlintasan tidak resmi. Namun demi keselamatan operasional kereta api, pada tahun ini, KAI Daop 6 telah menutup 15 perlintasan sebidang yang tidak terjaga.
Supriyanto menambahkan bahwa secara operasional kereta, semua kondisi di lintasan terus dipantau dan diperbarui melalui pusat kendali operasi. Petugas pengawas dari KAI juga disiagakan di setiap wilayah.
Baca juga:
Banjir Cina Mencekam: Penumpang Terjebak di Gerbong Kereta yang Terendam