Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rocket Lab Kenalkan Neutron, Roket Pakai Ulang Mirip SpaceX

image-gnews
Gambar artisitik dari roket masa depan Rocket Lab, Neutron. theverge.com/rocketlab
Gambar artisitik dari roket masa depan Rocket Lab, Neutron. theverge.com/rocketlab
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Rocket Lab merilis desain roket masa depannya bernama Neutron. Roket yang telah dioptimalkan untuk meluncurkan satelit ke orbit Bumi ini terbuat dari komposit karbon khusus, dan dirancang untuk bisa digunakan ulang. Itu sebabnya roket bisa kembali mendarat di landasan mirip Falcon 9, roket besutan SpaceX.

CEO Rocket Lab, Peter Beck, menegaskan bahwa Neutron bukan roket konvensional, dan direncanakan untuk meluncur pertama pada 2024. “Seperti inilah seharusnya roket pada 2050. Tapi kami sedang membangunnya hari ini,” ujar dia dalam siaran langsung di akun YouTube perusahaan, Kamis 2 Desember 2021.

Rocket Lab sudah memiliki roket bernama Electron sejak 2017. Telah meluncur sebanyak 22 kali, atau lima kali sepanjang tahun ini, Electron didesain membawa satelit kecil ke orbit rendah Bumi. Pada Maret lalu, perusahaan asal Amerika Serikat ini mengumumkan niatnya untuk membangun roket yang lebih besar bersama dengan rencana untuk go public melalui merger SPAC.

Roket Neutron akan berdiri menjulang 131 kaki (40 meter), jauh lebih tinggi daripada Electron yang hanya 59 kaki (18 meter). Roket terbarunya itu akan didorong oleh tujuh mesin utama baru yang disebut Archimedes, yang akan mampu menempatkan delapan hingga 15 ton muatan di orbit rendah Bumi. 

Rocket Lab mengklaim roket terbarunya itu nanti akan sempurna untuk meluncurkan satelit berukuran sedang dan besar, menciptakan mega-konstelasi, yang menyediakan jangkauan broadband ke Bumi. Tak hanya itu, Beck membayangkan peluang lain untuk Neutron yakni penerbangan antariksa manusia, bahkan penerbangan antarplanet.

“Kami ingin memastikan tidak menempuh semua kesulitan ini untuk membuat kendaraan peluncuran yang tidak dapat disertifikasi manusia,” katanya sambil menambahkan kemampuan penerbangan antariksa yang diawaki manusia.

Yang paling menonjol dari desain Neutron adalah roket akan dapat digunakan kembali, yang berarti hampir setiap bagian dari roket akan dikembalikan ke Bumi setelah diluncurkan. Ini juga bertentangan dengan konvensi modern tentang cara kerja sebagian besar roket orbital saat ini. Biasanya, roket diluncurkan dalam bagian yang ditumpuk satu sama lain. 

Selama peluncuran, ketika roket dengan cepat melahap propelannya, bagian pertama roket—atau sebagian besar tubuh roket—pada akhirnya akan pecah dan jatuh kembali ke Bumi. Saat badan roket jatuh, bagian atas roket—atau bagian kedua—akan menyalakan mesinnya dan mendorong muatan lebih jauh ke luar angkasa, lalu melepasnya ke orbit. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Neutron akan sedikit berbeda. Daripada menumpuk masing-masing bagian, Rocket Lab berencana menempatkan bagian kedua di dalam yang pertama. Bagian kedua, yang didorong oleh satu mesin Archimedes, akan dipasang pada muatan dan tetap berada di dalam seluruh badan roket, terlindung sepenuhnya selama peluncuran.

"Jawabannya bukan membuang selubung atau bahkan mencoba menangkapnya. Cara terbaik adalah tidak pernah menyingkirkan mereka sejak awal,” tutur Beck dalam video tersebut.

Begitu bagian kedua dan muatan sedang dalam perjalanan, badan utama Neutron akan kembali ke Bumi dan mendarat tegak di landasan pendaratan. Animasi dari proses ini mengingatkan kepada pendaratan roket Falcon 9 SpaceX di landasan peluncuran setelah lepas landas. 

Beck mengatakan seluruh proses dimaksudkan untuk meminimalkan biaya operasi. “Operasi jauh lebih kecil daripada biaya sebenarnya untuk menempatkan sesuatu di orbit daripada bahan material atau komponen roket yang sebenarnya,” kata Beck lagi.

THE VERGE, SPACE

Baca juga:
Roket Astra Akhirnya Capai Orbit di Antariksa


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Harga Langganan Starlink per Bulan dan Keuntungannya

1 hari lalu

Salah satu warga Indonesia asal Bandung mulai menggunakan layanan internet milik Elon Musk, Starlink pada Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: Dokumen pribadi/Asep Indrayana
Harga Langganan Starlink per Bulan dan Keuntungannya

Harga Starlink per bulannya dimulai dari Rp750.000. Biaya ini belum termasuk dengan perangkat keras. Berikut rincian biaya paket lainnya.


Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

3 hari lalu

Layanan internet Starlink dari SpaceX terdiri dari ground terminal (kanan) dan antena untuk internet satelit kecepatan tinggi. Dok.SpaceX
Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

Sebelum menggunakannya, ada baiknya Anda mengetahui kelebihan dan kekurangan Starlink. Salah satu kelebihannya adalah speed tinggi.


Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

9 hari lalu

Ilustrasi Satelit LAPAN A3. pusteksat.lapan.go.id
Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.


Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

10 hari lalu

Salah satu warga Indonesia asal Bandung mulai menggunakan layanan internet milik Elon Musk, Starlink pada Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: Dokumen pribadi/Asep Indrayana
Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

Melalui situs resminya, Starlink mematok harga layanan internet sebesar Rp 750 ribu per bulan.


Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

13 hari lalu

Layanan internet Starlink dari SpaceX terdiri dari ground terminal (kanan) dan antena untuk internet satelit kecepatan tinggi. Dok.SpaceX
Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.


Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

13 hari lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberi sambutan saat acara penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham Divestasi PT Vale Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.


Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

14 hari lalu

Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket, Rika Andiarti bersama teknologi roket hasil karya BRIN. Dok. Humas BRIN
Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.


OPPO Find X7 Ultra Versi Satellite Communication Mulai Dijual di China, Ini Spesifikanya

18 hari lalu

Oppo Find X7 Ultra (Gizmochina)
OPPO Find X7 Ultra Versi Satellite Communication Mulai Dijual di China, Ini Spesifikanya

OPPO Find X7 Ultra Satellite Communication mendukung kartu China Telecom dan kartu khusus satelit Tiantong.


Vivo X100 Ultra Dirumorkan akan Miliki Fitur Konektivitas Satelit, Ini Detailnya

19 hari lalu

vivo ekspansi bisnis ke 6 negara Eropa.
Vivo X100 Ultra Dirumorkan akan Miliki Fitur Konektivitas Satelit, Ini Detailnya

Ponsel Vivo X100 Ultra akan menggunakan satelit Tiantong untuk komunikasinya.


Kemenkominfo Ingin Tingkatkan Pengelolaan Spektrum Frekuensi Lewat Forum APSMC

23 hari lalu

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, saat meresmikan pembangunan Fasad dan Gedung UPT Balai/Loka Monitor Spektrum Frekuensi Radio (SFR) Kelas I Makassar, di Gowa, Kamis 1 Februari 2024.
Kemenkominfo Ingin Tingkatkan Pengelolaan Spektrum Frekuensi Lewat Forum APSMC

Agenda prioritas Indonesia dalam APSMC adalah saling berdiskusi soal tantangan dan pengalaman dalam manajemen spektrum frekuensi.