TEMPO.CO, Jakarta - Kecerdasan buatan atau AI berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Muncul banyak perusahaan teknologi yang berlomba untuk meluncurkan perangkat dan AI tercanggihnya. Salah satu yang menarik perhatian di antaranya Sora OpenAI, AI yang mampu memproduksi video lewat perintah teks.
Dikutip dari Gizmochina, Kamis, 16 Mei 2024, Sora dikembangkan oleh OpenAI untuk menghasilkan klip video realistis berdasarkan perintah lewat teks sederhana. Aplikasi ini diklaim mempermudah para videografer maupun konten kreator dalam menciptakan sebuah karya.
Kendati demikian, muncul banyak perdebatan ihwal keorisinilan video yang diciptakan Sora OpenAI. Laporan pun banyak dilayangkan ke perusahaan yang berpusat di California ini. Mereka dituding melanggar hak cipta dan mendapatkan referensi dari video yang diunggah lewat YouTube.
"Saya tidak yakin tentang hal itu," kata Chief Technology Officer (CTO) OpenAI, Mira Murati, mengomentari tudingan itu. Dia menilai Sora OpenAI tidak menggunakan referensi konten dari YouTube untuk diberikan ke pengguna.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Google, Sundar Pichai, baru-baru ini merespons tudingan soal OpenAI melanggar hak cipta dan mengambil konten di YouTube untuk pembelajaran model AI mereka.
Sebagaimana diketahui, YouTube merupakan anak perusahaan Google. "Menurutku itu adalah pertanyaan yang harus mereka (OpenAI) jawab. Saya tidak punya apa pun untuk diklarifikasi. Kami memiliki persyaratan layanan yang jelas,” kata Pichai.
Walaupun banyak yang melaporkan OpenAI memplagiat konten dari YouTube, Pichai masih membicarakan keakuratan laporan ini bersama timnya. "Jadi, Anda tahu, menurut saya biasanya dalam hal ini kami berinteraksi dengan perusahaan dan memastikan mereka memahami persyaratan layanan kami. Dan kami akan menyelesaikannya,” ucap Pichai.