TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung kini merawat 34 orang pasien di ruang isolasi Covid-19, namun nihil pasien Omicron. Sebanyak 31 orang dirawat dengan status suspek, sementara tiga pasien lain dinyatakan positif Covid-19.
“Belum ada pasien yang suspek atau terdeteksi dengan varian Omicron,” kata Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum RSHS Bandung Muhammad Kamaruzzaman lewat keterangan secara daring, Rabu, 26 Januari 2022.
Selain puluhan yang dirawat, data rumah sakit juga mencatat sejak awal bulan hingga sekarang ada seorang pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Varian virusnya disebutkan bukan Omicron.
Menurut Kamaruzzaman, pihak rumah sakit telah bersiap menghadapi kemungkinan lonjakan kasus Covid-19 pada awal tahun ini dan varian baru Omicron.
Kesiapan itu dikondisikan seperti saat terjadi lonjakan kasus varian Delta pada pertengahan 2021, misalnya dengan menerapkan screening, pemeriksaan pasien dengan alat pelindung diri level dua, dan ruangan rawat dilengkapi oksigen sebanyak 40 tabung.
Selain itu, RSHS Bandung kini memiliki generator oksigen sendiri. “Penting jika terjadi lonjakan kasus pasien yang dirujuk dengan kategori berat,” kata Kamaruzzaman.
Dalam waktu dekat ini pihak rumah sakit akan menjajal produksi oksigen perdana selama 1-2 jam. Rumah sakit di Bandung pernah sempat kelimpungan karena oksigen untuk pasien kekurangan pasokan.
Sebelumnya diberitakan, RSHS Bandung menyiapkan kamar khusus bagi pasien suspek Covid-19 varian Omicron. Pemisahan itu bertujuan untuk proses pelacakan kasus. “Penanganan secara umum enggak ada yang berbeda antara pasien dengan varian Omicron dan yang bukan,” kata Kamaruzzaman.
Menurut dokter gigi itu, pada pasien Covid-19 yang sudah divaksin dua kali tidak muncul gejala atau hanya gejala ringan. Secara total RS Hasan Sadikin Bandung menyiapkan 376 tempat tidur untuk pasien Covid-19 atau 40 persen dari keseluruhan daya tampung pasien rawat inap.
Sejak terjadi penurunan lonjakan kasus pada Oktober 2021, jumlah ranjang dikurangi menjadi 130 unit. Terkait dengan peningkatan tren kasus Omicron, jumlah ranjang disiapkan maksimal, oksigen ditambah, juga perawatnya.
Sebagai strategi penunjang, pihak rumah sakit menyiapkan 25 orang petugas swab test dari Instalasi Laboratorium Klinik. Tugas mereka melakukan tes PCR secara rutin dengan target 100 orang per hari. “Untuk obat, oksigen, dan peti jenazah kita siapkan stok tiga bulan,” kata Kamaruzzaman.
Baca:
PDPI Ungkap Gejala Pasien Omicron di Amerika dan Indonesia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.