Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Monyet Sering Jadi Hewan Uji Coba?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Komite Dokter untuk Pengobatan yang Bertanggung Jawab (PCRM) mengatakan antara 2017 dan 2020, monyet uji perusahaan Elon Musk Neuralink menjadi sasaran eksperimen yang sama dengan penyiksaan. (Youtube/Neuralink)
Komite Dokter untuk Pengobatan yang Bertanggung Jawab (PCRM) mengatakan antara 2017 dan 2020, monyet uji perusahaan Elon Musk Neuralink menjadi sasaran eksperimen yang sama dengan penyiksaan. (Youtube/Neuralink)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti sering menggunakan hewan-hewan dalam uji coba mereka, termasuk monyet. Mengapa harus monyet?

Mengutip laman RSPC, puluhan ribu monyet, terutama kera dan marmoset, digunakan dalam penelitian dan pengujian di seluruh dunia setiap tahun. Di Inggris, sekitar tiga ribu monyet digunakan setiap tahunnya.

Pada 2019, melansir dari laman Nature, ilmuwan Amerika Serikat (AS) menggunakan 68.257 primata non-manusia dalam penelitian. Adanya pandemi Covid-19 telah membawa kebutuhan terhadap monyet penelitian. 

“Seperti yang diharapkan, primata non-manusia sebagian besar rhesus sangat penting dalam pengujian awal vaksin dan terapi,” kata Direktur Divisi Koordinasi Program, Perencanaan, dan Inisiatif Strategis NIH di Bethesda, Maryland James Anderson, dalam laman Nature.

Dalam uji cobanya, ilmuwan AS paling sering menggunakan monyet rhesus (Macaca mulatta) untuk mempelajari berbagai kondisi medis, termasuk penyakit menular. Primata secara genetik dan fisiologis mirip dengan manusia. Mereka biasa digunakan dalam uji coba sebelum manusia atau saat uji coba dengan manusia tidak memungkinkan.

Sebagian besar dari penggunaan ini untuk mengembangkan dan menguji keamanan dan keefektifan obat dan vaksin manusia yang potensial. Primata juga digunakan untuk mempelajari bagaimana fungsi otak dan dalam penelitian yang berkaitan dengan reproduksi manusia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Primata adalah hewan yang sangat cerdas yang membentuk hubungan sosial yang kompleks dan mengalami emosi dengan cara yang mirip dengan manusia. Ini berarti ia dapat menderita dengan cara yang serupa dengan manusia.

Mereka bisa mengalami rasa sakit dan tekanan psikologis karena prosedur eksperimental dan dari cara mereka dibesarkan, diangkut, atau ditempatkan. Hal inilah yang membuat organisasi pencinta binatang menentang uji coba pada monyet.

AMELIA RAHIMA SARI 

Baca juga: Sama-sama Primata, tapi Monyet dan Kera Berbeda

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

1 hari lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

1 hari lalu

Kelinci yang menjadi alat uji ilmiah. shutterstock.com
Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:


10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

5 hari lalu

Kosta Rika menyimpan 50 jenis burung kolibri, hingga disebut ibu kota kolibri dunia. Foto: Konrad Whote/Look-Foyo/Getty Images
10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.


10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

5 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

Berikut deretan hewan paling berbahaya di dunia yang bisa membunuh manusia dalam hitungan detik. Ada lalat tsetse hingga tawon laut.


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

9 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Menkominfo Budi Arie Beberkan Alasan Uji Coba Starlink di IKN

11 hari lalu

Layanan internet Starlink dari SpaceX terdiri dari ground terminal (kanan) dan antena untuk internet satelit kecepatan tinggi. Dok.SpaceX
Menkominfo Budi Arie Beberkan Alasan Uji Coba Starlink di IKN

Budi Arie berharap ketika upacara peringatan 17 Agustus di IKN, Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur, Starlink sudah bisa beroperasi.


Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

17 hari lalu

Candi Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja, (1/12). Angkor Wat dibangun oleh Raja Suryavarman II pada pertengahan abad ke-12, dan kini menjadi tujuan wisata di Kamboja. ANTARA/Wahyu Putro A
Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

17 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

18 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Ada Rekayasa Lalu Lintas di Bandara Soekarno-Hatta: Uji Coba Lintas Jalan East Flyover

21 hari lalu

Petugas dari Kepolisian Resor Kota Bandara Soetta. ANTARA/HO/Polresta Bandara Soetta
Ada Rekayasa Lalu Lintas di Bandara Soekarno-Hatta: Uji Coba Lintas Jalan East Flyover

Polres Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) memberlakukan rekayasa lalu lintas seiring dengan berlangsungnya uji coba di lintas jalan East Flyover.