Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Sebut Ibu Kota Negara Baru Diduga Punya Air Tanah Segar Berskala Luas

image-gnews
Papan peringatan jalur perlintasan satwa liar terpasang di sisi Jalan Samboja-Sepaku yang masuk ke dalam koridor satwa Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Senin, 14 Maret 2022. Pada koridor satwa IKN Nusantara direncanakan akan dibangun underpass dan flyover sebagai perlintasan satwa liar. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Papan peringatan jalur perlintasan satwa liar terpasang di sisi Jalan Samboja-Sepaku yang masuk ke dalam koridor satwa Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Senin, 14 Maret 2022. Pada koridor satwa IKN Nusantara direncanakan akan dibangun underpass dan flyover sebagai perlintasan satwa liar. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Ahli Air Tanah Indonesia, Agus Mochamad Ramdhan, mengatakan lokasi Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur berada di wilayah Cekungan Kutai yang diduga mengandung air tanah tawar yang segar dalam skala luas.

“Ukurannya sekitar 60 x 100 kilometer dengan kedalaman 2-3 kilometer, ini mungkin super artesian basin,” ujarnya di acara webinar Masyarakat Hidrologi Indonesia Edisi Spesial Hari Air Sedunia 2022, Sabtu malam, 26 Maret 2022.

Menurutnya, potensi air tanah itu baru eksplorasi awal dari pengumpulan data eksplorasi minyak dan gas yang jumlahnya banyak di Kalimantan Timur. Data dari perusahaan minyak dan gas itu bisa dipakai untuk data eksplorasi air tanah.

“Sampai kedalaman 3 kilometer di on shore dan 2 kilometer off shore masih punya fresh water dari akuifer,“ kata dosen dari Kelompok Keahlian Geologi Terapan di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung itu.

Kemungkinan pemanfaatan air tanah di Cekungan Kutai itu dinilai bisa dilakukan. Selain itu sifat batuannya berdampak kecil pada masalah penurunan tanah. Data tersebut, menurut Agus, akan diteliti lebih lanjut oleh mahasiswanya.

Sementara di Cekungan Bandung, potensi dan kualitas air tanahnya masih sedikit. Dari hasil rekonstruksi berdasarkan data pengeboran sedalam 300 meter dari zaman Belanda hingga sekarang, keberadaan akifer terungkap dengan penampang utara-selatan Bandung.

Di daerah utara Bandung, menurutnya, air tanah berada di bawah endapan volkanik. Airnya terus mengalir ke kota di sela endapan Danau Bandung Purba yang berupa lapisan lempung cukup tebal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Daerah resapan alamiah berada di lereng Bandung utara sampai batas Jalan Cipaganti, lalu ke bawahnya merupakan daerah konsentrasi pengambilan air tanah. “Air tanahnya berumur tua hingga ribuan tahun, harus diperlakukan hati-hati sebagai sumber daya yang bisa diperbarui,” ujarnya. Adapun di daerah Bandung utara bisa meresap dalam hitungan bulanan atau tahunan.

Sejauh ini, menurut Agus, kualitas air tanah di daerah Gedebage, misalnya, pada kedalaman 100 meter ternyata berair payau. Sementara di tempat lain, pengeboran hingga 50 meter akan menghasilkan air yang kuning dengan kandungan besi dan magnesium. Lebih dari 50 meter bisa dapat air yang cukup bersih, namun hingga 200 meter pada beberapa kasus airnya tetap berwarna kuning karena tercampur air tanah di atasnya.

Sementara itu, menurut  Rachmat Fajar Lubis, peneliti air tanah dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), sejauh ini belum ada peta skala besar air tanah di Indonesia. Pemerintah belum menyediakannya sehingga di lapangan sering terjadi praktik zoom. “Peta skala 150 atau 250 ribu dijadikan ukurannya menjadi 1:50 ribu, ini yang sering jadi kegagalan dalam perencanaan karena informasinya berbeda,” ujarnya di acara yang sama.

Baca:
UI Ciptakan SPAH, Teknologi Mengubah Air Hujan Menjadi Air Minum

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Revisi UU Polri Perpanjang Usia Pensiun Polisi, Ini Kata Peneliti BRIN

34 menit lalu

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Revisi UU Polri Perpanjang Usia Pensiun Polisi, Ini Kata Peneliti BRIN

Peneliti BRIN menanggapi mengenai revisi UU Polri yang bisa memperpanjang jabatan polisi.


Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

16 jam lalu

Pekerja menuang daun teh yang telah dipetik di Perkebunan Teh Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Bandung, Jawa Barat, Rabu 14 September 2023.  Pemerintah menargetkan produktivitas kebun teh kembali meningkat menjadi 1 juta ton/hektar pada tahun 2023 dimana jumlah tersebut dianggap ideal agar petani dapat mencapai nilai keekonomian yang tinggi. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN mengembangkan alat deteksi dini penyakit tanaman teh berbasis pembelajaran mesin.


Pemprov Kaltim Sigap Respon Bencana Banjir Mahulu

19 jam lalu

Pemprov Kaltim Sigap Respon Bencana Banjir Mahulu

Curah hujan yang tinggi membuat Sungai Mahakam menuap. Akibatnya, lima kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim) terendam banjir.


Viral Selebgram Dapat Beasiswa KIPK, Pakar Unair Sebut Faktor Kebutuhan Popularitas dan Dorongan Media Sosial

23 jam lalu

Ilustrasi beasiswa. shutterstock.com
Viral Selebgram Dapat Beasiswa KIPK, Pakar Unair Sebut Faktor Kebutuhan Popularitas dan Dorongan Media Sosial

Angga menyayangkan fenomena tersebut dapat terjadi di kalangan mahasiswa yang menerima beasiswa.


Prabowo Sebut Modal Utama Membangun IKN dari Dalam Negeri, Beda Strategi dengan Jokowi?

1 hari lalu

Menteri Pertahanan sekaligus Calon Presiden Prabowo Subianto meninjau pembangunan Istana Negara dan lapangan upacara 17 Agustus di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin, 18 Maret 2024. Foto: Tim Media Prabowo
Prabowo Sebut Modal Utama Membangun IKN dari Dalam Negeri, Beda Strategi dengan Jokowi?

Presiden terpilih Prabowo menilai modal utama untuk memindahkan dan membangun IKN harus dari sumber daya yang ada di dalam negeri.


BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

1 hari lalu

BRIN mengembangkan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres. Dok. Humas  BRIN
BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.


Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo meninjau langsung progres pembangunan Kantor Presiden di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Provinsi Kalimantan Timur, Jumat, 1 Maret 2024. Kantor Presiden baru ini diharapkan menjadi ikon Ibu Kota Nusantara, terutama dengan adanya burung Garuda yang menjadi simbol infrastruktur di tengah Kota Nusantara. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.


Kesaksian Warga Bentrok dengan Perusahaan Tambang Batu Bara di Paser Kaltim

2 hari lalu

Ilustrasi sengketa tanah. Pixabay/Brenkee
Kesaksian Warga Bentrok dengan Perusahaan Tambang Batu Bara di Paser Kaltim

Warga di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur terlibat sengketa dengan perusahaan tambang batu bara.


Cerita Pemilik Tanah di Paser Kaltim Terdampak Tambang Batu Bara: Kebun Sawit Tidak Bisa Dipanen

3 hari lalu

Ilustrasi Batu Bara. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/nym.
Cerita Pemilik Tanah di Paser Kaltim Terdampak Tambang Batu Bara: Kebun Sawit Tidak Bisa Dipanen

Akibat aktivitas tambang batu bara, kebun sawit warga di Paser Kaltim berubah menyerupai pulau. Tak lagi bisa dipanen.


Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

3 hari lalu

Pengendara kendaraan bermotor berteduh menghindari terik matahari saat melintasi lampu merah Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa fenomena gelombang panas di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir tidak berkaitan dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia. TEMPO/Subekti.
Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

Indonesia relatif terlindungi dari heatwave mayoritas areanya adalah laut dan terdiri dari banyak pulau. Awan juga mengurangi dampak paparan surya.