Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aplikasi Ini Libatkan Pengguna Ponsel Android untuk Pertajam Prakiraan Cuaca

image-gnews
Ilustrasi yang dirilis Lockheed Martin memperlihatkan satelit Block III GPS mengorbit. Satelit generasi baru ini akan meningkatkan akurasi penggunaan GPS baik untuk sipil maupun militer. AP Photo/Lockheed Martin
Ilustrasi yang dirilis Lockheed Martin memperlihatkan satelit Block III GPS mengorbit. Satelit generasi baru ini akan meningkatkan akurasi penggunaan GPS baik untuk sipil maupun militer. AP Photo/Lockheed Martin
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Antariksa Eropa (ESA) membuat program mengumpulkan data satelit menggunakan aplikasi yang ada di ponsel android. Camaliot, nama aplikasi itu, tersedia di Android versi 7.0 atau yang lebih baru, yang mendukung navigasi satelit.

Camaliot adalah kampanye yang didanai oleh ESA, dan fokus pertamanya adalah melibatkan pemilik smartphone di seluruh dunia dalam proyek peningkatan akurasi prakiraan cuaca memanfaatkan penerima GPS pada ponsel masing-masing.

Cara kerja navigasi satelit adalah ponsel atau perangkat lainnya mencari sinyal dari jaringan satelit yang berada di orbit tetap. Satelit mengirim pesan dengan waktu dan asal lokasinya berada, dan begitu pesan diterima, ponsel akan mencatat berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum setiap pesan itu diterima, kemudian menggunakan datanya untuk mencari tahu di mana mereka berada di Bumi.

Para peneliti berpikir bahwa mereka dapat menggunakan sinyal satelit yang sama untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang atmosfer. Misalnya, jumlah uap air di atmosfer dapat mempengaruhi bagaimana sinyal dari satelit bergerak di udara.

Berdasarkan keterangan yang disediakan ESA, aplikasi Camaliot mengumpulkan informasi untuk melacak kekuatan sinyal, jarak antara satelit dan perangkat penerima sinyal yang digunakan, dan carrier phase dari satelit. Setelah data yang cukup dikumpulkan dari seluruh dunia, para peneliti secara teoritis dapat menggabungkannya dengan pembacaan data cuaca yang ada untuk mengukur tren uap air jangka panjang. Mereka berharap dapat menggunakan data yang sama untuk menyusun model prakiraan cuaca dengan machine learning.

Para penelitinya juga dapat melacak perubahan di ionosfer Bumi atau lapisan atmosfer Bumi yang terluar. Membuat prakiraan ionosfer yang lebih baik dapat menjadi relevan dalam melacak cuaca luar angkasa dan pada akhirnya dapat membuat Sistem Satelit Navigasi Global (GNSS) lebih akurat dengan memperhitungkan peristiwa seperti badai geomagnetik.

Pemanfaatan Camaliot pada akhirnya dapat diperluas untuk mengumpulkan data berskala masif seperti dari jaringan sensor IoT yang terkoneksi dengan perabotan rumah tangga. “Kami mengambil inspirasi dari inisiatif SETI@Home yang terkenal, di mana laptop rumahan membantu mencari tanda-tanda kehidupan di luar bumi,” kata Vicente Navarro, seorang insinyur navigasi ESA.

Proyek ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari seluruh dunia — dan dari beberapa konstelasi satelit yang berbeda. Ada beberapa konstelasi GNSS yang berbeda satu sama lain, seperti GPS Amerika Serikat, GLONASS Rusia, Beidou Cina, atau Galileo Uni Eropa.

Jepang dan India juga mengoperasikan konstelasi regional yang lebih kecil. Perintah FCC pada 2018 memungkinkan lebih banyak perangkat menggunakan sinyal GPS dan Galileo secara bersamaan untuk meningkatkan akurasi lokasi.

Proyek Camaliot mencantumkan lebih dari 50 model ponsel baru dengan penerima frekuensi ganda, yang secara bersamaan dapat menarik dua sinyal GNSS dengan frekuensi satelit yang berbeda. Ponsel yang dikonfirmasi memiliki penerima frekuensi ganda termasuk Google Pixel 4a, Samsung Galaxy S21, Galaxy S21 Ultra – kebanyakan dengan chipset Qualcomm Snapdragon 5G kelas atas.

"Kombinasi penerima smartphone dual-band Galileo dan dukungan Android untuk perekaman data mentah GNSS bekerja sama meningkatkan kemungkinan berapa banyak data yang dapat dikumpulkan hanya dari orang yang menggunakan smartphone mereka," kata Navarro.

Bagaimana menggunakan aplikasi Camaliot

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Inilah caranya untuk dapat mulai menggunakan aplikasi Camaliot di ponsel Android Anda setelah mengunduhnya dari Google Play:

- Aplikasi Camaliot mempunyai desain profil dengan latar belakang hitam, lalu tampak lingkaran Bumi dan lintasan satelit dengan diameter yang lebih besar kuning. Tertulis Camaliot, geo wiki apps.

- Pilih "mulai masuk" dan letakkan ponsel Anda di area dengan pemandangan langit cerah untuk mulai mencatat data.

- Setelah Anda mengukur sesuai keinginan Anda, pilih "stop logging"

- Kemudian, unggah sesi Anda ke server dan ulangi prosesnya dari waktu ke waktu untuk mengumpulkan lebih banyak data. Anda juga dapat menghapus file log yang disimpan secara lokal pada langkah ini.

- Selain melihat pengukuran Anda sendiri terhadap orang lain yang terakumulasi dari waktu ke waktu, dapat pula melihat peringkat yang menunjukkan sesi pencatatan yang dilakukan peserta lain. Pada akhirnya, informasi yang dikumpulkan untuk penelitian ini akan tersedia di portal terpisah.

- Untuk pengguna terdaftar, kata sandi, nama pengguna, alamat email, dan jumlah pengukuran akan disimpan dalam database Camaliot, tetapi tidak akan digunakan dalam publikasi dan produk pasca-studi, menurut kebijakan privasi Camaliot. 

- Peserta yang terdaftar juga akan dimasukkan ke dalam pool untuk mendapatkan kesempatan memenangkan hadiah seperti ponsel Android dual-frekuensi dan voucher Amazon. Kampanye ini akan berlaku hingga 30 Juni 2022.

THE VERGE, ESA

Baca juga:
Alat Rusak di Planetarium Jakarta: Bikin Sakit Jantung Kumat dan Bocah Nangis

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ciptakan Sistem Deteksi Kardiovaskular, Peneliti Indonesia Sabet Penghargaan University of Manchester

5 jam lalu

Tim peneliti SmartHealth Indonesia juara Making a Difference Awards 2024 kategori outstanding benefit to society through research di University of Manchester, Inggris. Tim terdiri dari dari Gindo Tampubolon, Delvac Oceandy, dan Asri Maharani asal Fakultas Humaniora dan Fakultas Biologi, Kedokteran, dan Kesehatan. Foto : Youtube
Ciptakan Sistem Deteksi Kardiovaskular, Peneliti Indonesia Sabet Penghargaan University of Manchester

Peneliti dari Indonesia mengembangkan alat deteksi penyakit kardiovaskular. Cocok dipakai untuk tenaga medis di daerah pedesaan.


Selain Spionam, Berikut Sederet Aplikasi Perizinan Milik Kementerian Perhubungan

1 hari lalu

Kondisi bus Putera Fajar rombongan dari SMK Lingga Kencana Depok yang terlibat kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat, 11 Mei 2024. Untuk sementara, 10 penumpang bus dan seorang pengendara motor tewas dalam kecelakaan yang melibatkan sejumlah sepeda motor dan mobil tersebut. TEMPO/Prima Mulia
Selain Spionam, Berikut Sederet Aplikasi Perizinan Milik Kementerian Perhubungan

Kementerian Perhubungan memiliki sejumlah aplikasi guna meningkatkan pelayanan bidang transportasi.


Begini Cara Mengecek Kelayakan Bus di Aplikasi Spionam

1 hari lalu

Kondisi bus Putera Fajar rombongan dari SMK Lingga Kencana Depok yang terlibat kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat, 11 Mei 2024. Untuk sementara, 10 penumpang bus dan seorang pengendara motor tewas dalam kecelakaan yang melibatkan sejumlah sepeda motor dan mobil tersebut. TEMPO/Prima Mulia
Begini Cara Mengecek Kelayakan Bus di Aplikasi Spionam

Berikut cara mengecek kelayakan bus di aplikasi Spionam milik Kementerian Perhubungan.


Prakiraan Cuaca BMKG: Jakarta Cerah Berawan Hingga Siang, Potensi Hujan Hanya di Selatan

2 hari lalu

Awan tebal yang menyelimuti pemukiman dan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. BPBD DKI Jakarta menyampaikan potensi hujan dengan intensitas sedang dan lebat disertai kilat atau angin kencang, dimana kondisi tersebut dipicu aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Prakiraan Cuaca BMKG: Jakarta Cerah Berawan Hingga Siang, Potensi Hujan Hanya di Selatan

BMKG memprediksi Jakarta cenderung cerah dan berawan sejak pagi. Ada potensi hujan ringan di Jakarta Selatan menjelang malam.


Begini Cara Mengaktifkan Fitur Batasi Penggunaan Smartphone di Android

3 hari lalu

Ilustrasi anak main ponsel pintar. (Shutterstock.com)
Begini Cara Mengaktifkan Fitur Batasi Penggunaan Smartphone di Android

Android menyediakan fitur yang bisa digunakan penggunanya untuk membatasi penggunaan smartphone dalam sehari agar tidak menjadi kecanduan.


BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

3 hari lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

BMKG memperkirakan Jakarta berawan hari ini, Selasa, 14 Mei 2024, dengan sedikit potensi hujan pada siang nanti.


Diperkirakan Dirilis Oktober, Ini 10 Fitur Menarik yang akan Hadir di Android 15

4 hari lalu

Logo Android. pinterest.com
Diperkirakan Dirilis Oktober, Ini 10 Fitur Menarik yang akan Hadir di Android 15

Belum ada tanggal rilis resmi untuk Android 15. Namun Google kemungkinan besar akan mengumumkan rilis stabilnya sekitar Oktober 2024.


BMKG Prakirakan Jakarta Cerah Hingga Siang, Beberapa Area Bahkan Minim Awan

4 hari lalu

Jakarta cerah.[TEMPO/Tony Hartawan]
BMKG Prakirakan Jakarta Cerah Hingga Siang, Beberapa Area Bahkan Minim Awan

BMKG memperkirakan Jakarta cerah sepanjang hari ini, Senin, 13 Mei 2024. Tak ada potensi hujan hingga esok dinihari.


Prediksi Cuaca Sepekan di Jawa Barat, Ada Tiga Hari dengan Potensi Hujan Besar

4 hari lalu

Warga berjalan menggunakan payung saat hujan di kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat, Senin, 26 Desember 2022. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat mewaspadai potensi hujan berintensitas sedang, lebat hingga sangat lebat di hampir seluruh wilayah Indonesia selama periode Natal dan Tahun Baru 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis
Prediksi Cuaca Sepekan di Jawa Barat, Ada Tiga Hari dengan Potensi Hujan Besar

BMKG memprediksi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di Jawa Barat bakal berkurang selama sepekan, 13-19 Mei 2024.


Joging Weekend Tak akan Terganggu, BMKG Perkirakan Mayoritas Area Jakarta Bebas Hujan Hari Ini

6 hari lalu

Langit terlihat cerah hingga tampak biru dengan gugusan awan yang menyertainya di kawasan Jalan Jend Sudirman, Jakarta, Kamis 14 September 2023. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap langkah-langkah yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta dalam sepekan terakhir dengan menggeral Operasi 'bilas polusi udara' digelar sejak Senin (4/9) hingga Senin (11/9). TEMPO/Subekti.
Joging Weekend Tak akan Terganggu, BMKG Perkirakan Mayoritas Area Jakarta Bebas Hujan Hari Ini

BMKG perkirakan cuaca Jakarta cenderung cerah berawan sepanjang hari ini, Sabtu, 11 Mei 2024. Hanya ada sedikit potensi hujan ringan siang nanti.