TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi pembicara dalam Talkshow Safari Ramadan yang digelar kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Selasa 5 April 2022. Dalam talkshow yang mengangkat tema Peran Pemuda Intelektual Muslim Membangun Negeri yang Berprestasi itu, Ridwan Kamil harus menjawa banyak pertanyaan yang datang, hingga ke soal penundaan pemilu dan presiden tiga periode.
"Pertanyaannya kritis-kritis, tapi memang tugas mahasiswa untuk berpikir tentang keberlangsungan negara ini dengan pemikiran kritisnya," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil.
Soal wacana Presiden Jokowi 3 periode, Emil menjawab dengan mendorong para mahasiswa yang setuju maupun tidak setuju untuk menyuarakan aspirasinya sesuai koridor yang ada. Menurut dia, pasti ada kelebihan dan kekurangan dari setiap argumentasi itu.
Ridwan Kamil berpendapat, yang perlu dipegang sebagai acuan tetaplah hukum dan konstitusi yang berlaku. "Kalau hukum dan konstitusinya sudah diketok, semua wajib mematuhi apapun keputusannya," kata dia.
Bagaimana dengan pendapatnya sendiri? "Saya belum bisa berkomentar karena masih menelaah plus minusnya," kata dia.
Ridwan Kamil juga merespons pertanyaan mahasiswa mengenai ramainya bursa Pemilihan Presiden 2024 dan berbagai survei yang bermunculan. Dia mengaku memilih tidak memusingkannya. "Mau disurvei, mau tidak, untuk Pilpres 2024, kami tidak pikirkan karena Allah sudah tulis itu di atas sana. Kami ikhtiar dan doa saja, tawakal," kata dia.
Adapun soal masih banyaknya pejabat korupsi saat berkuasa, Ridwan Kamil hanya menjelaskan makna kekuasaan baginya yang adalah hanya sementara. Sebagai seorang muslim pula, Ridwan Kamil menambahkan, dirinya tidak bisa jika tindak-tanduknya keluar dari ajaran agama.
"Kalau orang tahu kekuasaan itu sementara, maka orang seharusnya tidak akan macam-macam. Karena Allah memberi kekuasaan kepada yang dikehendaki, Allah juga akan cabut itu kapan saja," tuturnya.
Emil tak lupa balik berpesan kepada ratusan mahasiswa yang hadir. Dia menitipkan impian Indonesia yang akan menjadi empat besar dunia pada 2045. Untuk itu, para mahasiswa dimintanya memanfaatkan masa mudnya dengan produktif kompetitif.
"Pemuda harus kuasai tiga hal yakni soal ekonomi, isu tentang lingkungan, lalu digital dan kreatif," kata Ridwan Kamil.
Baca juga:
ITB Bikin Sabun Pembersih Najis, Harga Mulai Rp 25 Ribu
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.