TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi lingkungan dapat diketahui melalui indikator lingkungan. Seperti dikutip dari laman Environmental Protection Agency (EPA), selain menggunakan teknologi buatan untuk mendeteksi kondisi lingkungan, manusia juga dapat menggunakan indikator alami untuk mengetahui kondisi lingkungan.
Indikator lingkungan yang paling sering dijumpai adalah tumbuhan. Umumnya tumbuhan hidup di habitat khusus. Apabila lingkungan tempat hidupnya berubah, tumbuhan akan mengalami kondisi tertentu. Sehingga dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan. Lalu apa saja tumbuhan indikator lingkungan?
Mengutip dari laman Aligarh Muslim University di Uttar Pradesh, India, dalam bidang pertanian misalnya, apabila tanaman dapat tumbuh subur di lahan pertanian tertentu, ini menandakan tanah di lokasi tersebut kaya akan unsur hara untuk menunjang kehidupan tanaman. Sehingga petani tidak perlu meneliti kandungan hara tanah di lokasi tersebut. Demikian sebaliknya, bila tanaman tidak dapat tumbuh, hal ini menandakan kondisi tanah di lokasi tersebut tidak subur.
Berikut sejumlah tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator lingkungan:
1. Tumbuhan indikator lingkungan tanah
Tanaman tertentu dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan seperti Salvadora oleoides yang subur menandakan adanya kalsium dan boron yang tinggi pada tanah. Peganum harmala yang tumbuh subur menandakan kondisi tanah yang kaya akan nitrogen dan garam. Pinus dan Juniperus menandakan tanah kaya uranium. Selain itu, munculnya tumbuhan Argemone mexicana menandakan tanah tergenang atau baru saja terkena banjir.
2. Tumbuhan indikator lingkungan iklim
Tumbuhan memiliki karakteristik tertentu yang dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan iklim wilayah tertentu. Misalnya, hutan yang selalu hijau menunjukkan wilayah dengan curah hujan yang tinggi. Bila hutan meranggas dan tak lagi hijau, ini menandakan adanya perubahan iklim. Vegetasi tertentu juga dapat menunjukkan seberapa tinggi curah hujan di suatu wilayah.
Vegetasi Sclerophyllous misalnya, tumbuhan ini hanya hidup di lingkungan dengan curah hujan yang tinggi di musim dingin dan curah hujan rendah selama musim panas. Wilayah dengan banyak vegetasi Xerophytic menunjukkan curah hujan yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali sepanjang tahun. Sementara padang rumput menunjukkan curah hujan yang tinggi selama musim panas dan curah hujan yang rendah selama musim dingin.
3. Tumbuhan indikator lingkungan air
Tumbuhan tertentu hanya hidup di lingkungan air tercemar, sehingga kehadirannya dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan. Misalnya, meningkatnya populasi tumbuhan air seperti Utricularia, Chara, dan Wolfia menunjukkan bahwa air di lingkungan tersebut tercemar.
4. Tumbuhan indikator lingkungan yang mengandung mineral
Tumbuhan juga dapat dijadikan indikator untuk mengetahui keberadaan mineral tertentu. Tumbuhan ini disebut metallocoles atau metalofit. Tumbuhan Vallozia Candida di Brasil misalnya, vegetasi ini menunjukkan adanya berlian di sekitar tempat hidupnya. Tumbuhan Equisetum arvense, Lonicera confuse, Papaver libonoticum, Alpinia speciosa, dan spesies Thuja menunjukkan adanya mineral emas di dalam tanah.
Eriogonium ovalifolium menunjukkan adanya mineral perak di tanah di Amerika Serikat. Spesies Uranium Astragalus tumbuh di Amerika Serikat di tanah yang kaya uranium. Mercury Stellaria setacea tumbuh di Spanyol di tanah yang kaya merkuri.
5. Tumbuhan indikator lingkungan pernah kebakaran
Tumbuhan tertentu dapat dijadikan sebagai indikator suatu wilayah pernah kebakaran. Tumbuhan ini dapat beradaptasi dengan baik dan bersemi kembali usai kebakaran. Beberapa tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan yang pernah kebakaran yaitu Agrostis hiemalis, Epilobium spicatum, dan Populus tremuloides. Juga pakis Pteris aquilina dan jamur Pyronema confluens biasanya tumbuh di daerah yang terkena kebakaran.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga: Terkubur Es 400 Tahun, Lumut Ini Masih Hidup