TEMPO.CO, Jakarta - Guangzhou mengumumkan penangguhan kelas tatap muka di tingkat sekolah dasar dan menengah mulai hari ini, Senin 11 April 2022. Tujuannya, mengendalikan penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron yang belakangan terjadi pula di kota metropolitan di Guangdong, Cina sebelah selatan itu.
Dalam pengumuman pada Minggu, 10 April 2022, disebutkan bahwa telah terdata 22 orang positif terinfeksi penularan lokal di tengah wabah Covid-19 terbaru yang mulai merebak Jumat. Lalu, tambahan 27 kasus baru lagi sepanjang Minggu.
Sebanyak 11 distrik di kota itu langsung menggelar tes asam nukleat yang per Minggu sore telah seluruhnya mengambil sampel dari 19 juta orang.
Mulai 11 April, siswa di sekolah dasar dan menengah di Guangzhou beralih ke kelas online. "Pengecualian untuk siswa kelas tiga di sekolah menengah atas yang sekolahnya memiliki akomodasi dan kondisi manajemen tertutup," kata Chen Xueming, Wakil Direktur Biro Pendidikan Kota.
TK di Guangzhou akan menangguhkan penerimaan anak baru. Lembaga pelatihan di luar kampus akan membatalkan pengajaran offline, dan lembaga perawatan setelah sekolah akan menangguhkan layanan. Sedangkan perguruan tinggi diharapkan berada di bawah manajemen tertutup.
Ujian pendidikan jasmani untuk masuk sekolah menengah atas, yang sebelumnya dijadwalkan pada 11 April, juga akan ditangguhkan sementara.
Kondisi Guangzhou dan Shanghai
Sementara itu sebuah pusat pameran diubah menjadi rumah sakit darurat setelah otoritas mengatakan bahwa mereka akan memulai pengujian asam nukleat massal di seluruh kota. Tes ini ditujukan untuk melacak infeksi virus dan penyebarannya.
Cina telah selama ini menerapkan strategi 'nol-Covid' dalam menangani wabah dengan isolasi ketat dan pengujian massal, meskipun ada keluhan di Shanghai atas kekurangan makanan dan layanan medis karenanya. Temuan jumlah kasus positif di wilayah ini terus mencetak rekor baru dengan 914 kasus bergejala dan lebih dari 25 ribu yang OTG sepanjang Minggu.
Shanghai telah menjalani lockdown sejak 28 Maret lalu, dimulai dari lockdown dua tahap dan seharusnya telah berakhir sepekan lalu. Di sisi lain, Pemerintah Cina dan media yang sepenuhnya dikendalikan negara semakin defensif tentang keluhan atas strategi itu dengan sensor konten online dan menegur kritik asing.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian, misalnya, mengatakan Pemerintah Cina telah mengajukan ketidaksukaannya dengan saran Departemen Luar Negeri AS kepada warga Amerika untuk mempertimbangkan kembali bepergian ke Cina. Amerika merujuk kepada penegakan sewenang-wenang dari undang-undang setempat dan pembatasan Covid-19, khususnya di Hong Kong, Provinsi Jilin dan Shanghai. Para pejabat AS juga mengutip risiko "orang tua dan anak-anak yang dipisahkan."
Meski begitu belum ada lockdown yang diberlakukan di Guangzhou, kota dengan 18 juta jiwa dengan banyak perusahaan besar di sana serta bandara tersibuk di Cina. Untuk mobilitas, hanya warga dengan 'kebutuhan pasti' yang bisa ke luar-masuk Guangzhou. "Dan hanya jika mereka dites negatif dalam waktu 48 jam sebelum keberangkatan," kata juru bicara kota Chen Bin dalam pengumuman media sosial.
XINHUA, USNEWS, CNBC
Baca juga:
Teknik Anti Aging Ini Ditemukan Memudakan Sel Kulit 30 Tahun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.