TEMPO.CO, Jakarta - Nisa Sri Wahyuni, lulusan S2 dari Imperial College London membagikan tips menulis esai yang baik untuk meningkatkan peluang meraih beasiswa. Nisa mengatakan esai merupakan salah satu syarat penting untuk melamar beasiswa. Namun, sejumlah pelamar masih ada yang kurang cakap dalam menulis esai.
Nisa menjelaskan bahwa cerita diri, pengalaman, kelebihan dan kekurangan, serta kontribusi pelamar ke depannya menjadi topik penting yang tidak boleh luput untuk ditulis di dalam esai beasiswa. “Jadi, pelamar harus bisa memahami diri mereka sendiri dan menuliskan semua topik tersebut dengan baik,” ujar penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini seperti dikutip di laman resmi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada Ahad, 17 April 2022.
Jujur dalam Menulis
Nisa menuturkan bahwa dalam memahami diri sendiri, penulisan esai dapat dimulai dengan bersikap jujur. Sikap jujur yang dimaksud dalam hal ini ialah dengan tidak berupaya mengarang atau bahkan merekayasa isi dari topik-topik tersebut. “Dan yang patut diingat adalah tulisan itu mencerminkan kejujuran penulisnya,” ujarnya.
Kejujuran pelamar dalam esai juga diperlukan dalam menulis topik kontribusi setelah meraih beasiswa. Nisa menyarankan agar para pelamar menulis dengan jujur sesuai dengan kapasitas diri masing-masing. Hal itu nantinya juga akan memudahkan pelamar dalam merealisasikannya setelah menyelesaikan sekolah. “Dan jangan lupa untuk menjelaskan alasan kenapa kalian ingin berkontribusi seperti itu,” cetusnya alumnus Universitas Indonesia ini.
Baca Juga:
Tulis Pengalaman yang Berkesan
Beberapa topik yang dibahas pun tidak harus ditulis dengan sangat terperinci. Pada bagian pengalaman misalnya, cukup satu atau dua pengalaman dengan kesan yang paling berpengaruh bagi perkembangan diri pelamar yang perlu diangkat dalam tulisan esai. “Pelamar harus cerdas dalam memilih dan menuliskan pengalamannya agar pembaca yakin bahwa pelamar layak untuk mendapat beasiswa,” imbuhnya.
Ia pun berpesan kepada seluruh pelamar beasiswa agar menunjukkan usaha terbaiknya dalam mengikuti proses seleksi beasiswa, termasuk di dalamnya menulis esai. “Tentu selalu ada jalan bagi orang-orang yang berusaha dengan baik,” katanya.
Nisa merupakan anak seorang driver ojek online yang sebelumnya sempat viral karena berhasil menyelesaikan studi S2 di London dan menjadi konsultan vaksinasi Covid-19 di Lembaga Kesehatan Dunia atau WHO. Terlepas dari latar belakang keluarganya, nisa merupakan pribadi yang mau bekerja keras hingga akhirnya ia mampu menyelesaikan studi dan berkontribusi bagi dunia.
Baca juga:
Mengapa Warna Merah, Kuning, dan Hijau Dipilih untuk Lampu Lalu Lintas?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.