TEMPO.CO, Jakarta - CEO Tesla Inc. Elon Musk dikenal sebagai salah satu pengguna aktif media sosial Twitter dan kerap secara terbuka mengungkapkan pendapatnya tentang platform yang baru-baru ini ia beli itu.
Pihak Twitter mengumumkan jika mereka telah setuju menjual seluruh sahamnya kepada Elon Musk seharga US$ 44 miliar atau Rp 635 triliun. Keputusan Musk membeli Twitter membuatnya menjadi sorotan, termasuk sejumlah cuitan yang pernah ia keluarkan di media sosial berlogo burung biru itu
Sudah Lama Suka Twitter
Mengutip dari CNN, Selasa, 26 April 2022, jauh sebelum membeli Twitter, Elon Musk pernah menyatakan jika ia menyukai media sosial itu. “Saya suka Twitter,” cuitnya pada 22 Desember 2017.
Tweet itu mendapatkan balasan "Sama" dari CEO Jack Dorsey saat itu, serta balasan dari pengguna yang menyarankan agar dia membelinya. "Berapa harganya?" cuit Musk pada saat itu, bertahun-tahun sebelum dia secara resmi mengajukan tawarannya.
Deretan Kritik Elon Musk Terhadap Twitter
Elon Musk pernah pula mempertanyakan kondisi Twitter setelah ia melihat kiriman tentang 10 akun yang memiliki pengikut paling banyak, mulai dari Barack Obama, Justin Bieber, Katy Perry, hingga The Ellen Show. “Sebagian besar akun "top" ini jarang menge-tweet dan memposting konten yang sangat sedikit. Apakah Twitter sekarat?,” katanya, 9 April 2022.
Maju ke tahun 2020, Elon Musk mulai vokal dan mengeluhkan tentang troll serta bot di platform yang mempengaruhi wacana publik. "Tingkat penipuan kripto di Twitter mencapai level baru." cuitnya 2 Februari 2020.
Pada tahun ini, Elon Musk sempat pula mengkrtitik langkah Twitter yang memunculkan fitur gambar profil NFT ketimbang menangani akun spam.
Beberapa pekan sebelum membeli Twitter, Elon Musk mengkritik algoritma media sosial ini dan menyerukannya agar diubah menjadi open source.
Sementara itu, cuitan dia belakangan ini yang menjadi sorotan adalah sikapnya tentang kebebasan berbicara di Twitter. "Saya berharap kritik terburuk saya tetap ada di Twitter, karena itulah arti kebebasan berbicara,” katanya.
Detik-detik mengakusisi Twitter
Pada 26 Maret 2022, Elon Musk menge-Tweet bahwa dia serius untuk membuat platform media sosialnya sendiri. Dia mengklaim bahwa Twitter tidak menjunjung tinggi prinsip kebebasan berbicara.
Sekitar seminggu setelah itu, Elon Musk membeli lebih dari 9 persen saham di Twitter dan menjadi pemegang saham terbesar raksasa teknologi itu. Segera setelah itu, pada Senin kemarin, Twitter mengatakan telah setuju menjual saham sepenuhnya kepada Musk.
"Dewan Twitter melakukan proses yang bijaksana dan komprehensif untuk menilai proposal Musk dengan fokus yang disengaja pada nilai, kepastian, dan pembiayaan," kata ketua dewan independen Twitter Bret Taylor dalam sebuah pernyataan, Senin.
Sementara itu, Elon Musk tetap berbicara mengenai kebebasan berbicara. Menurutnya, kebebasan berbicara adalah landasan demokrasi yang berfungsi, dan Twitter adalah tempat digital untuk memperdebatkan hal-hal penting bagi masa depan umat manusia.
"Twitter memiliki potensi luar biasa—saya berharap dapat bekerja sama dengan perusahaan dan komunitas pengguna untuk membukanya,” cuit Elon Musk, Senin, 25 April 2022.
Sumber: CNN BUSINESS