TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Penyakit ini membuat khawatir Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI). Ketua JAPPDI Asnawi ini membayangkan, pasokan daging sapi dan domba untuk kebutuhan Hari Raya Idul Adha mendatang akan tersendat karena merebaknya penyakit mulut dan kuku.
Pengaruh suplai daging
Direktur Utama Badan Urusan Logistik Budi Waseso sebelumnya mengatakan penyakit mulut dan kuku hewan ternak berpotensi mempengaruhi suplai daging sapi dan kerbau di pasaran. Kekhawatiran itu bisa saja terjadi jika wabah tak tertangani dalam beberapa bulan mendatang.
Apalagi, saat ini penyakit mulut dan kuku menginfeksi sejumlah hewan ternak di Jawa Timur. “Tapi saya yakin (PMK) tidak berkembang. Tidak mungkinlah pemerintah kita membiarkan penyakit ini terus berkembang dan berdampak pada permasalahan suplai (daging kerbau dan sapi)," kata Budi Waseso.
Apa itu penyakit mulut dan kuku?
Merujuk keterangan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE), penyakit mulut dan kuku sangat menular. Penyebaran penyakit hewan ternak ini mengakibatkan dampak ekonomi untuk peternak. Penyakit ini menyerang hewan berkuku belah, yaitu sapi, babi, domba, kambing.
Penyakit mulut dan kuku gejalanya seperti luka yang melepuh di lidah, mulut, kuku hewan. Organisme yang menyebabkan penyakit mulut dan kuku, yaitu Aphthovirus dari famili Picornaviridae. Penyakit mulut dan kuku tercatat resmi dalam daftar gangguan kesehatan hewan OIE. Itu sebabnya, penyakit itu memerlukan program pengendalian nasional untuk mencegah penyebaran.
Merujuk publikasi dalam National Center for Biotechnology Information pernah merebak diTaiwan pada 1997 dan Inggris Raya pada 2001. Catatan pertama mengenai penyakit mulut dan kuku diperkirakan sudah tercatat pada 1514, ketika dokter Girolamo Fracastoro menggambarkan penyakit luka kemerahan di rongga mulut dan kuku yang menginfeksi hewan ternak di Italia.
Penyebaran penyakit mulut dan kuku di berbagai negara
Penyakit mulut dan kuku pernah mewabah di banyak negara di Afrika dan Asia. Lebih dari 100 negara dilaporkan masih terpengaruh penyakit mulut dan kuku, termasuk Indonesia.
Berbagai negara lainnya, di Eropa, Amerika Utara, Australia, Selandia Baru telah memberantas penyebaran penyakit mulut dan kuku. Saat ini, negara-negara itu telah dinyatakan terbebas dari penyakit mulut dan kuku. Namun, tidak menutup kemungkinan wabah itu kembali muncul karena bisa terjadi secara sporadis.
TAUFIK RUMADAUL
Baca: Hewan Terkena Penyakit Mulut dan Kuku, Bagian Mana yang Tidak Boleh Dikonsumsi?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu