Batu giok dipercaya dapat meningkatkan kecerdasan, sehingga muncul gagasan jika bantal keras dapat bermanfaat bagi kesehatan dan kecerdasan. Sedangkan menggunakan bantal empuk dapat menyerap atau mencuri energi tubuh saat tidur.
Berbeda dengan ketiga bantal keras tersebut, orang Yunani dan Romawi lebih memilih menggunakan bantal empuk dan meninggalkan bantal keras.
Bantal dari Yunani dan Romawi menggunakan kain yang diisi oleh bahan empuk seperti kapas, alang-alang, jerami, atau bulus halus.
Bantal isi bulu halus hanya digunakan oleh orang kaya. Bantal seperti ini yang mengantarkan bantal seperti saat ini.
Meski begitu, bantal tidak terlalu populer karena dianggap sebagai simbol status dan yang banyak memakai bantal adalah orang miskin pada Abad Pertengahan Eropa. Bahkan Raja Henry VII hanya memperbolehkan wanita hamil yang menggunakan bantal lembut.
Ilustrasi bantal bayi. Shutterstock
Pada abad 16, bantal sudah mulai banyak digunakan, namun isinya sering diganti karena mudah berjamur dan mengundang hama. Lalu di India, muncul bantal yang dibuat dari serat buah kapas yang halus.
Hingga pada abad 19, tepatnya setelah revolusi industri, produksi bantal menjadi mudah dan masif sehingga bantal umum dimiliki oleh setiap rumah.
TATA FERLIANA
Baca juga : Manfaat Tidur dengan Guling bagi Kesehatan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.