Konsepnya, saat melakukan pengereman kendaraan mengeluarkan energi panas yang terbuang percuma. Energi panas ini kemudian diubah menjadi listrik yang dapat dimanfaatkan untuk mengisi daya, terutama pada mobil listrik.
Karena teknologi ini akan aktif saat mobil melakukan pengereman, untuk itu pembalap perlu sering-sering melakukan pengereman. Mungkin banyak yang mengira hal ini dapat menyebabkan balapan kurang efisien.
Tetapi, kata Chris, justru saat pembalap tidak melakukan Regen, mobil akan kehabisan daya. Akibatnya mobil tidak akan dapat dipacu dengan kecepatan tinggi.
Chris menjelaskan, ketika mobil balap listrik memiliki daya yang cukup untuk melaju, momen itu bisa dimanfaatkan untuk memacu sekencang-kencangnya. Kendati begitu tetap diperlukan pengelolaan energi yang tepat agar baterai cukup digunakan hingga akhir balapan.
Karenanya, pada mobil listrik Formula E dipasangkan generator yang membuat konsumsi daya mobil balap listrik menjadi lebih efisien.
“Selain mengelola energi, kami juga perlu mengatur suhu saat temperatur naik. Jadi saat mobil menyelesaikan garis finish, baterai tidak benar-benar kosong sehingga mendorong mobil sekuat mungkin,” kata Chris di sela gelaran Formula E tersebut, Sabtu pekan lalu.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca : Jejak Gelaran Seri Balap Formula E dari Musim ke Musim