TEMPO.CO, Jakarta - Seperti yang pernah dijanjikannya tahun lalu, Google Maps mengumumkan meluncurkan fitur lapisan atau layer data kualitas udara pada Android dan iOS. Untuk tahap awalnya fitur baru Google Maps berlaku sebatas di Amerika Serikat. Fitur ini merupakan komitmen Google untuk membantu satu miliar orang dalam mengurangi jejak karbon yang dicanangkan sebelumnya.
Data akan menunjukkan kepada pengguna macam-macam kualitas udara seperti berasap, asap kabut, atau variasi buruk lainnya, atau sebaliknya hari yang indah. Bentuknya adalah AQI atau Indeks Kualitas Udara. Juga terdapat panduan untuk aktivitas di luar ruangan, kapan informasi terakhir diperbarui, dan tautan untuk mempelajari lebih lanjut.
Data disebutkan berasal dari lembaga pemerintah terpercaya, termasuk Environmental Protection Agency (EPA) di AS. Peta juga menampilkan informasi kualitas udara dari PurpleAir, jaringan sensor berbiaya rendah yang dapat memberi gambaran kondisi hiperlokal.
Untuk menambahkan lapisan data kualitas udara ini ke peta pengguna, maka perlu mengetuk tombol di sudut kanan atas layar ponsel, lalu pilih Kualitas Udara di bawah Detail peta. Informasi dari PurpleAir juga tersedia di layar dan speaker Nest.
Ada juga lapisan data hotspot yang tersedia saat musim kebakaran mendekat. Data ini memungkinkan pengguna melihat detail tentang kebakaran aktif di area tersebut. Hal ini bisa terwujud berkat kemitraan Google dengan National Interagency Fire Center (NIFC).
Fitur terbaru juga memampukan pengguna mencari "kebakaran hutan di dekat saya" di Google Maps. Detail terkait akan muncul bersama dengan informasi kualitas udara. Dalam beberapa bulan mendatang pencarian Google juga akan menambahkan data asap di seluruh AS dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
GSM ARENA, BLOG.GOOGLE
Baca juga:
Studi: Polusi Sebabkan 9 Juta Kematian Prematur pada 2019