TEMPO.CO,Yogyakarta - Pengawalan ketat dan berlapis dilakukan saat Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menyambangi kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Jumat, 17 Juni 2022. Sebagai presiden, pengawalan tersebut wajar. Tak hanya dikawal belasan pasukan pengaman presiden dari Jerman, kehadiran Steinmeier di salah satu kampus tertua itu juga dilapisi Paspampres Indonesia beserta jajaran kepolisian dan TNI.
Di dekat akses jalan kedatangan presiden di kampus itu pun turut berjaga unit kendaraan tempur TNI dari Korem 072 Pamungkas. Namun, di balik ketatnya pengawalan itu, Steinmeier ternyata tetap bersikap ramah dan terbuka. Steinmeier tampak santai berbincang dan sesekali tertawa lepas dengan para peneliti ketika mendatangi pameran penelitian yang digelar di Balairung UGM.
Tak hanya itu, Steinmeier juga mau merespons panggilan para awak media yang mencoba mengambil foto dirinya bersama Rektor UGM Ova Emilia. Sebab, sejak kedatangannya, Steinmeier terus dikelilingi paspampres sehingga sangat sulit bagi awak media untuk mengabadikan gambar kedatangannya. Akses untuk media yang dibatasi sekitar lima meter.
"Your excellency (yang mulia), on your right (di sebelah kanan anda)," ujar seorang awak media mencoba memanggil Steinmeier di tengah kerumunan.
Tak disangka, Steinmeier langsung menoleh. Dengan gerakan tangannya, ia seperti memberi kode para pengawalnya menyingkir sejenak agar awak media bisa mengambil gambar. Ketika kerumunan pengawal terbuka, Steinmeier pun meminta Rektor UGM Ova Emilia berdiri di sisinya sehingga bisa berfoto bersama.
Adapun UGM menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang dikunjungi dalam rangkaian kunjungan kenegaraan yang ia lakukan sebagai peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Jerman.
Dalam kunjungannya, Steinmeier menyaksikan pameran produk penelitian serta mengikuti diskusi bertajuk “Food Security, Global Challenges, and Dependencies” di Balai Senat UGM. “Saya bukan lah seorang ahli, tetapi saya sangat tertarik dengan isu ini. Saya banyak bepergian dan di negara-negara yang saya kunjungi saya melihat bagaimana kita berhadapan dengan krisis pangan,” kata Steinmeier.
Ia menyampaikan bahwa Jerman merupakan salah satu pendukung utama Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP). Meski demikian, hal ini menurutnya bukan sesuatu yang perlu dibanggakan karena merupakan dukungan yang memang selayaknya diberikan oleh masyarakat internasional.
Pemerintah Jerman, menurutnya, memiliki kesiapan serta kepedulian untuk membantu negara-negara dunia dalam menghadapi krisis pangan. “Kita harus menganalisis apa akar dari permasalahan ini dan kami ingin mengetahui, dukungan seperti apa yang diharapkan dari kami,” ungkapnya.
Rektor UGM, Ova Emilia menyambut kedatangan Presiden Jerman ke Universitas Gadjah Mada. “Atas nama masyarakat Universitas Gadjah Mada saya menyambut kedatangan Presiden Frank-Walter Steinmeier. Kami merasa sangat terhormat mendapatkan kunjungan dari Bapak Presiden,” ucap Ova.
PRIBADI WICAKSONO
Baca juga:Sambangi UGM, Presiden Jerman Steinmeier Pantau Pameran Penelitian Mahasiswa