TEMPO.CO, Jakarta - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan situasi yang semakin sulit yang dihadapi staf di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia Ukraina. Para staf dan teknisi tersebut sebelumnya harus pergi ke sana sesegera mungkin untuk mengatasi masalah mendesak.
Direktur Jenderal IAEA, Rafael Mariano Grossi, mengatakan bahwa dia akan melanjutkan upaya untuk menyetujui, mengatur dan mengepalai misi internasional yang dipimpin IAEA untuk melakukan kegiatan keselamatan, keamanan, dan perlindungan nuklir yang penting di Zaporizhzhia.
IAEA menyatakan mengetahui laporan baru-baru ini dari media dan sumber lain yang menunjukkan situasi memburuk bagi staf Ukraina di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di negara itu. Situasi yang dinilai jelas tidak dapat dipertahankan.
Seperti diketahui staf Ukraina mengoperasikan fasilitas di bawah kondisi yang sangat menegangkan karena situs berada di bawah kendali angkatan bersenjata Rusia. "Laporan baru-baru ini sangat meresahkan dan semakin memperdalam kekhawatiran saya tentang kesejahteraan personel di sana,” kata Grossi, 24 Juni 2022.
Grossi mencatat tujuh pilar yang sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan nuklir di Ukraina di tengah konflik militer. Ia pernah menyatakan bahwa staf PLTN harus dapat memenuhi tugas keselamatan dan keamanan mereka dan memiliki kapasitas untuk membuat keputusan yang bebas dari tekanan yang tidak semestinya.
Lebih lanjut, Grossi menggarisbawahi perlunya misi yang dipimpin IAEA melakukan perjalanan ke fasilitas di Ukraina selatan, beberapa pilar keselamatan dan keamanan lainnya juga telah dikompromikan di ZNPP dalam beberapa bulan terakhir. Termasuk yang berkaitan dengan integritas fisik fasilitas nuklir, keamanan listrik di luar lokasi, pasokan, dan rantai pasokan logistik yang tidak terputus.
Sehubungan dengan pengamanan, inspektur dan teknisi pengamanan IAEA harus melakukan kegiatan verifikasi penting di lokasi, di mana terdapat sejumlah besar bahan nuklir.