TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu persyaratan masuk ke Universitas Brawijaya (UB) sempat viral dan menjadi perbincangan di dunia maya. Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya jurusan Perbankan memberikan syarat peserta harus good looking, pendaftar juga harus memenuhi syarat tinggi minimal yaitu 160 cm untuk perempuan dan 165 cm untuk laki-laki.
Good performance menjadi salah satu syarat tambahan masuk peminatan perbankan Fakultas Vokasi UB. Ketua Departemen Bisnis dan Hospitality UB San Rudiyanto mengatakan kerja sama dengan dunia usaha terutama dengan instansi perbankan mengharuskan kualifikasi mahasiswa harus sesuai dengan kebutuhan industri perbankan.
"Tidak hanya sekedar good looking namun juga smart," ujarnya seperti dikutip di laman resmi UB pada Kamis, 14 Juli 2022.
Hal tersebut, kata San, harus dibuktikan dengan lulus ujian tulis atau nilai passing grade dari nilai rapor calon mahasiswa vokasi UB. San menjelaskan Fakultas Vokasi merupakan Pendidikan tinggi yang menyelaraskan kebutuhan link and match dengan dunia industri. Output dari lulusan vokasi, kata San, diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang bisa terserap kerja di industri.
“Proses seleksi tetap dilakukan melalui jalur tes tulis dan nilai rapor. Tes performance disesuaikan dengan kebutuhan industri perbankan, salah satunya adalah berpenampilan menarik (good looking). Tes performance ini melibatkan praktisi dari perbankan, yang melakukan seleksi secara langsung terhadap calon mahasiswa vokasi,” katanya.
Menurut San, good looking tidak boleh dimaknai secara sempit, misalnya cantik atau ganteng. Tapi, dari sisi yang lebih luas, seperti misalnya berpenampilan menarik, rapi, bersih, ini enak dipandang mata, ramah, dapat juga diartikan sebagai good looking.
“Karena alumni perbankan vokasi akan bekerja di garda terdepan pelayanan sejumlah bank mitra vokasi sehingga standar pegawai frontliner menjadi kriteria persyaratan,” kata San.
San menambahkan, pada saat seleksi masuk mahasiswa baru pihak perbankan juga turut menyeleksi peserta. Persyaratan ini sudah ada sejak vokasi berdiri atau tahun 2012.
“Dulu sebelum pandemi, setelah selesai melakukan tes tulis, calon mahasiswa akan dinilai performance oleh praktisi dari perbankan. Pada saat pandemi karena tidak dimungkinkan luring, maka penilaian bagi calon mahasiswa pendaftar minat perbankan diminta mengirimkan portofolio berupa foto dan video untuk penilaian tes performance oleh pihak perbankan,”katanya.
San mengatakan hal inilah yang membedakan Pendidikan Vokasi dengan program akademik lainnya. Pendidikan Vokasi dituntut untuk menghasilkan mahasiswa siap untuk bekerja. Oleh karena itu, jika tidak terserap dengan dunia industri dan dunia usaha maka tidak sejalan dengan tujuan dari Pendidikan vokasi.
Tidak hanya sebagai tim seleksi, para praktisi tersebut juga ikut menjadi dosen luar biasa di vokasi, menyusun kurikulum bersama, dan membantu penempatan mahasiswa untuk magang di perbankan pada industri.
San mengungkapkan ketika mahasiswa vokasi magang di bank tertentu yang menjadi mitra, beberapa mhasiswa mendapatkan uang saku diatas nilai UMR, ada beberapa mahasiswa menerima kurang lebih uang saku sebesar Rp 4,2 juta - Rp 4,5 juta.
Melihat dari jumlah mahasiswa yang ada, minat perbankan pada Fakultas Vokasi menjadi salah satu prodi yang paling diminati. Satu angkatan mahasiswanya kurang lebih terdapat 500 an mahasiwa. “Ke depan, kami akan mengkaji untuk dapat ditingkatkan jenjang akademiknya dari D3 menjadi Sarjana Terapan (D4),” katanya.
Baca juga: Politeknik Kemenperin Beri Kuliah Gratis dan Ikatan Kerja, Tertarik?