TEMPO.CO, Jakarta - Hingga 21 Oktober mendatang, kawasan Indonesia diprediksi akan mengalami cuaca ekstrem. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memperingatkan agar waspada terhadap potensi cuaca ekstrem tersebut.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati ,Jumat lalu mengatakan potensi cuaca ekstrem tersebut masih dapat terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia, karena kondisi atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup kompleks dan dinamis untuk sepekan ke depan, yang dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, regional ataupun lokal.
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan, Siklon Tropis, Siaga Bencana Jabar, Jateng, Jatim
Antisipasi Cuaca Ekstrem
Menghadapi cuaca ekstrem selama beberapa hari kedepan itu, BMKG menyarankan sejumlah langkah antisipasi dan mitigasi yang dapat dilakukan. Antara lain:
- Yang pertama, Pemerintah Daerah wilayah terdampak perlu segera melakukan antisipasi dan mitigasi di area yang rentan terjadi bencana seperti banjir, banjir bandang, hujan es, genangan tinggi, longsor, angin kencang, puting beliung, gelombang tinggi, dan lain sebagainya.
- Memastikan tata saluran air beroperasi lancar tidak terjadi sumbatan-sumbatan, mengoptimalkan tampungan atau tandon air ataupun melakukan upaya untuk memanen air hujan secara optimal. Pemangkasan pohon, ranting atau cabang-cabang pohon yang sudah rapuh. Memperkuat tegakan, tiang atau tembok yang mudah tumbang maupun roboh.
- Menjaga lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan karena dapat menyumbat saluran air, tidak memotong atau melakukan penggalian lereng sembarangan.
- Menggencarkan atau meneruskan penyebar luasan informasi peringatan dini cuaca ekstreem dari BMKG secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman, kewaspadaan, dan kesiapan Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan atau pengurangan risiko bencana hidrometeorologi. Seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi.
- Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.
- Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.IklanScroll Untuk Melanjutkan
- Segera menghindar dari lokasi rawan banjir atau banjir bandang. Khususnya di bantaran, lembah dan tubuh sungai, lokasi rawan longsor pada lereng, tebing, kaki lereng, ataupun lokasi rawan bencana hidrometeorologi lainnya saat peringatan dini disampaikan atau saat cuaca ekstrem terjadi.
Sejak Kapan Cuaca Ekstrem?
Prediksi BMKG tentang potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dimulai sejak periode 15 hingga 21 Oktober 2022. Cuaca ekstrem tersebut diprediksi terjadi di 24 provinsi, yaitu seluruh provinsi di Pulau Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara, kemudian Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
“Untuk periode 15-16 Oktober 2022, berdasarkan prakiraan berbasis dampak, wilayah yang berpotensi terdampak hujan lebat dengan kategori siaga berada di sebagian wilayah Aceh, sebagian wilayah Sumatra Utara, dan sebagian wilayah Riau,” kata Kepala BMKG dikutip dari laman darilaut.id mitra Teras.id.
Lebih lanjut, Dwikorita juga mengingatkan akan adanya potensi pasang maksimum yang penting diwaspadai, contohnya di Wilayah Pantai Utara DKI yang terjadi pada pukul 10:00 – 15:00 WIB dan di Pantai Belawan pukul 04:00 – 10:00.
“Kondisi ini berpotensi menghalangi aliran air permukaan atau air hujan dari darat ke laut, sehingga dapat mengakibatkan genangan atau banjir rob di pantai,” kata Dwikorita.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga: Rektor IPB Bikin Skema Belajar Fleksibel Selama Cuaca Ekstrem
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.