TEMPO.CO, Jakarta - Gardian Muhammad, mahasiswa semester tujuh Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip) menggagas Gerakan Mengajar Desa, organisasi non-profit yang berfokus pada pendidikan anak di desa. Di organisasi tersebut Gardian merupakan Chief Executive Officer (CEO).
Didirikan pada 2018, ide untuk menggagas Gerakan Mengajar Desa muncul ketika Gardian masih duduk di bangku SMA. Dia bersama kawan-kawannya resah akan kondisi pendidikan anak-anak di kampung halamannya di Cianjur, Jawa Barat. Di sana terjadi ketimpangan kualitas hingga fasilitas pendidikan antara desa dan kota.
Menurut dia, kualitas guru hanya bergerombol di sekolah tertentu saja dan tidak menyebar secara rata, sehingga membuat adanya sekolah yang tertinggal. “Saat itu Cianjur menempati indeks pembangunan manusia (IPM) terendah, salah satunya tentang isu pendidikan,” ujar pria berusia 22 tahun ini kepada Tempo.
Baca juga: Tiket Kuliah Anak Sopir Gojek
Untuk itu, Gardian dan kawan-kawannya menginisiasi gerakan mengajar ke desa-desa guna memberikan edukasi bagi anak-anak yang tak bisa mendapatkan pendidikan maksimal. Semula kegiatan ini hanya sebatas di desa di Jawa Barat saja. Namun seiiring berjalan waktu, kini sebaran relawan dan jangkauan desa meluas hingga ke beberapa daerah seperti Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Pada tahap awal membuka pendaftaran relawan, ada 700 orang dari 32 kecamatan di Cianjur yang mendaftar. Kini, gerakan tersebut memiliki 5.300 relawan yang tersebar di berbagai daerah. Relawan tersebut dipersiapkan dengan matang untuk menjadi tenaga pengajar selama berada di desa.
Selain mendirikan organisasi pendidikan, Gardian juga aktif mengikuti berbagai kegiatan seperti menjadi delegasi Indonesia untuk United Ambassadors Model United Nations (MUN) Conference di Markas Besar Persatuan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat, menjadi Duta LAPOR Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, sebuah aplikasi layanan lapor untuk masyarakat, hingga pernah menjadi ajudan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui program Jabar Future Leaders.
Di tengah berbagai kegiatannya itu, Gardian bisa tetap menjaga nilai akademiknya di kampus. IPK terakhirnya 3,8 dia berhasil mendapatkan indeks prestasi kumulatif 3,8 dari skala 4. Prestasinya itu tak lepas dari kerja kerasanya juga dukungan orang tuanya. “Saya punya prinsip, don’t let you getting older without inspiring many people,” ujarnya.
Zahrani Jati Hidayah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.