Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tiket Kuliah Anak Sopir Gojek

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Grace Elizabeth Zai bersama ibunya yang merupakan driver Gojek, Samaria Zebua. Dok. Gojek
Grace Elizabeth Zai bersama ibunya yang merupakan driver Gojek, Samaria Zebua. Dok. Gojek
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menganggur setahun setelah lulus Sekolah Menengah Kejuruan Kawung 2, Surabaya, pada 2021, Putri Naomi Tatiwakeng mulai menghapus mimpinya untuk kuliah. Ia sadar betul, orang tuanya tak memiliki uang untuk menyekolahkannya. Ibunya tak bekerja, dan ayahnya bekerja sebagai sopir taksi online di Gojek.

“Tahun lalu saya tidak diterima di universitas negeri. Saya tidak terpikirkan untuk kuliah di kampus swasta karena persoalan biaya,” kata perempuan 19 tahun itu saat dihubungi Tempo pada Senin, 31 Oktober 2022.

Pada 2020 ketika pandemi Covid-19, keluarga Naomi mengalami kesulitan ekonomi. Ayahnya harus membayar ongkos rental mobil Rp 100 ribu setiap hari. Padahal, pendapatan driver online merosot sejak pandemi Covid-19 melanda negeri ini. Kebijakan work from home dan pembatasan berkegiatan membuat jumlah penumpang berkurang.

“Pernah dalam sehari ayah saya tidak dapat penumpang sama sekali,” ucap Naomi. Keluarga Naomi yang tinggal di Kecamatan Tandes, Surabaya barat, bertahan hidup karena mendapat bantuan sembako dari pemerintah dan gereja tempat mereka beribadah.

Di tengah kondisi itu, Hengky memberi tahu putri tunggalnya bahwa Gojek membuka seleksi beasiswa perguruan tinggi. Naomi sempat ragu mengikuti seleksi karena tak mau mengulangi kegagalan tahun sebelumnya. Namun, ayah dan ibunya menyemangati dia untuk mencoba.

Melewati serangkaian tes seperti membuat esai dan wawancara, Naomi akhirnya dinyatakan sebagai penerima beasiswa. “Saya tidak menyangka karena persiapannya cuma sebentar,” ujarnya. Pun orang tuanya bersyukur anak tunggal mereka bisa kuliah. “Tuhan menjawab doa saya dan istri,” kata Hengky, 47 tahun.

Pada Agustus 2022, Naomi mulai kuliah di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jawa Timur, kampus yang bekerja sama dengan Gojek. Ia mengambil jurusan teknik telekomunikasi karena memiliki kesukaan pada multimedia. “Saya tidak akan sia-siakan kesempatan kuliah ini,” katanya. 

Naomi dan ayahnya, Hengky Tatiwakeng yang merupakan sopir Gojek. Dok: pribadi

Pandemi Covid-19 berdampak pada kesempatan anak-anak melanjutkan sekolah. Survei United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) yang dirilis pada Desember 2020 menunjukkan 1 persen atau 938 anak usia 7 hingga 18 tahun putus sekolah akibat pandemi. Sebanyak 74 persen di antaranya karena nihil biaya. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mencatat angka anak putus sekolah dasar meningkat sepuluh kali lipat.

Seperti juga Naomi, Grace Elizabeth Zai bisa melanjutkan pendidikan karena mendapat beasiswa. Lulus dari SMA Negeri 10 Medan, Sumatera Utara, pada 2020 lalu, Grace gusar karena orang tuanya tak memiliki biaya untuk menguliahkannya. “Padahal saya ingin banget kuliah,” ujarnya.

Saat itu, krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 juga menghantam keuangan keluarganya. Ayah Grace, Mardin Zai, tak bisa lagi bekerja sebagai tukang las di bengkel ketok magic. Ia akhirnya membuka warung kopi di depan rumahnya di Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. Sedangkan ibunya, Samaria Zebua, bekerja sebagai sopir ojek online di Gojek. Mereka harus menghidupi Grace dan dua adiknya yang saat itu berusia 13 dan 9 tahun.

Hingga suatu hari, Samaria mendapat pesan broadcast dari Gojek untuk para pengemudi yang menjadi mitranya. Isinya memberi tahu bahwa perusahaan itu membuka seleksi beasiswa untuk anak-anak driver. “Saya mendorong Grace mencoba mendaftar,” katanya.

Grace, yang sejak sekolah dasar selalu berada di peringkat tiga besar, sempat ragu karena sadar betul pesaingnya banyak. Tapi ia memutuskan mencoba peluang tersebut. “Mama terus menyemangati saya. Dia bilang pasti ada jalan untuk saya kuliah,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak memiliki laptop atau telepon genggam, Grace menulis esai sepanjang 500 kata—salah satu persyaratan dari Gojek—di atas kertas. Ia menuliskan motivasinya mendapat beasiswa, yaitu untuk membantu keluarganya. Tulisan tangan Grace diketik ulang di handphone ibunya.

Petaka datang ketika Grace menggunakan telepon ibunya. Tombol-tombol di layar telepon genggam tak bergerak sama sekali. Padahal saat itu tinggal dua jam dari tenggat pengiriman esai. Setelah menunggu lama, Grace yang sempat panik akhirnya bisa mengetik kembali dan mengumpulkan esainya sebelum tenggat.

Dua pekan berselang, Grace dinyatakan lolos ke tahap wawancara. Diantar ibunya naik motor, ia datang ke kantor perwakilan Gojek di Kota Medan. Tak lama setelah tes wawancara, Grace dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa. “Saya sama sekali tidak menyangka bisa lolos,” katanya.

Kompetisi mendapatkan beasiswa dari Gojek terbilang tinggi. Hanya sepuluh anak terpilih yang mendapatkan bantuan pendidikan penuh. Pada 2020 lalu, tercatat lebih dari 5 ribu anak mendaftar. Grace memilih jurusan teknik sipil di Politeknik Negeri Medan yang bekerja sama dengan Gojek.

Kini perempuan 19 tahun itu telah berada di semester lima dan bersiap menyelesaikan tugas akhir. Selama kuliah, Grace juga aktif di organisasi kampus. Ia ikut mengurus bidang advokasi Dewan Perwakilan Mahasiswa Politeknik Medan. Di luar kampus, Grace bergabung dengan Indonesia Millenial Connect, organisasi non-profil yang berfokus pada pengembangan anak muda Indonesia di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi. 

Head of Indonesia Regions Gojek, Gede Manggala, mengatakan program beasiswa Gojek untuk pendidikan politeknik D3 ini sudah berlangsung sejak 2020. Hingga 2022, total ada 45 anak pengemudi yang menerima beasiswa dari perusahaan layanan on-demand milik grup GoTo itu. Berasal dari berbagai kota seperti di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi, anak-anak itu mendapat pembiayaan penuh di delapan politeknik negeri unggulan yang bekerja sama dengan Gojek.

“Program ini bertujuan memperbaiki taraf ekonomi mitra kami,” kata Gede. Ia berharap anak-anak itu nantinya bisa terserap sebagai tenaga kerja di berbagai perusahaan.

Sebagai penerima beasiswa penuh, Grace Elizabeth Zai dan Putri Naomi Tatiwakeng berharap bisa segera lulus. Mereka ingin segera bekerja dan membantu keluarga. “Sebagai anak sulung, saya punya tanggung jawab terhadap dua adik saya yang masih sekolah,” ucap Grace.

DEVY ERNIS

Baca juga:  Kisah Nisa, Anak Satpam yang Kuliah S2 di UK Setelah 7x Gagal Raih Beasiswa

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menghitung Jumlah THR Ojol jika Wajib Dibayarkan, Bisa Capai Puluhan Triliun?

17 jam lalu

Pengemudi ojek daring tengah membawa penumpang di dekat Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa 19 Maret 2024 Kementerian Ketenagakerjaan telah menyatakan bahwa pengemudi ojek daring dan kurir logistik berhak mendapatkan tunjangan hari raya atau THR keagamaan. TEMPO/Tony Hartawan
Menghitung Jumlah THR Ojol jika Wajib Dibayarkan, Bisa Capai Puluhan Triliun?

Misalnya dengan mengacu pada UMR DKI Jakarta yang Rp5 juta, maka THR untuk 4 juta ojol bisa mencapai Rp20 triliun.


Polemik THR Bagi Ojol, Alasan Grab dan Gojek Tak Berikan THR kepada Driver Ojek Onlne dan Respons SPAI

23 jam lalu

Sejumlah pengemudi ojek online menunggu penumpang di Stasiun Palmerah, Jakarta, Kamis, 21 Maret 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Polemik THR Bagi Ojol, Alasan Grab dan Gojek Tak Berikan THR kepada Driver Ojek Onlne dan Respons SPAI

Gojek dan Grab menolak memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada mitra pengemudinya. Menurutnya, ada insentif lain. Apa tuntutan driver ojol?


Daftar Beasiswa S1, S2, dan S3 yang Dibuka setelah Lebaran 2024

1 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
Daftar Beasiswa S1, S2, dan S3 yang Dibuka setelah Lebaran 2024

Berikut ini deretan beasiswa S1, S2, dan S3 yang membuka pendaftaran setelah Lebaran 2024, di antaranya di Australia, Amerika Serikat, hingga Swiss.


Sopir dan Kernet Truk Tangki Pertamina jadi Tersangka BBM Bercampur Air di SPBU Bekasi

1 hari lalu

SPBU di Jalan Juanda, Bekasi terkontaminasi air.  Tempo/Adi Warsono
Sopir dan Kernet Truk Tangki Pertamina jadi Tersangka BBM Bercampur Air di SPBU Bekasi

Polres Metro Bekasi Kota menetapkan tiga tersangka dalam kasus BBM Pertalite bercampur air di SPBU 34.17106.


Heboh THR Driver Ojol dan Kurir: DPR Minta Pemerintah Buat Aturannya tapi Tidak Bisa Berlaku Tahun Ini

1 hari lalu

Pengemudi ojek daring tengah menunggu penumpang di dekat Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa 19 Maret 2024 Kementerian Ketenagakerjaan telah menyatakan bahwa pengemudi ojek daring dan kurir logistik berhak mendapatkan tunjangan hari raya atau THR keagamaan. TEMPO/Tony Hartawan
Heboh THR Driver Ojol dan Kurir: DPR Minta Pemerintah Buat Aturannya tapi Tidak Bisa Berlaku Tahun Ini

DPR mendorong pembuatan aturan terkait perlindungan dan jaminan sosial bagi dirver ojol termasuk THR, Menaker menyanggupinya tapi tidak tahun ini.


5 Rekomendasi Program Magang di Luar Negeri

1 hari lalu

Pencari kerja mencari informasi lowongan dalam Indonesia Career Expo di Smesco Exhibition Hall, Jakarta, Rabu, 10 Januari 2024. Pameran bursa kerja 2024 ini digelar pada 10 hingga 11 Januari 2024 dengan tiket masuk gratis untuk para pencari kerja. Sejumlah perusahaan baik dalam maupun luar negeri turut meramaikan pameran ini. TEMPO/Tony Hartawan
5 Rekomendasi Program Magang di Luar Negeri

Mengikuti program pertukaran pelajar atau magang dapat menjadi langkah awal untuk bekerja di luar negeri.


Ada Hubungan Kerja Ojol dengan Platform, SPAI: Grab dan Gojek Wajib Bayar THR

3 hari lalu

Pengemudi ojek daring tengah menunggu penumpang di dekat Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa 19 Maret 2024 Kementerian Ketenagakerjaan telah menyatakan bahwa pengemudi ojek daring dan kurir logistik berhak mendapatkan tunjangan hari raya atau THR keagamaan. TEMPO/Tony Hartawan
Ada Hubungan Kerja Ojol dengan Platform, SPAI: Grab dan Gojek Wajib Bayar THR

Ketua SPAI Lily Pujiati menilai pengemudi ojek online atau ojol dan kurir berhak mendapatkan tunjangan hari raya atau THR Lebaran 2024.


Hasil Program Beasiswa IISMA 2024 Telah Diumumkan, Begini Langkah Selanjutnya

4 hari lalu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meluncurkan 4 kebijakan untuk perguruan tinggi di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat, 25 Januari 2020. TEMPO/Putri.
Hasil Program Beasiswa IISMA 2024 Telah Diumumkan, Begini Langkah Selanjutnya

Setelah pengumuman, mahasiswa akan segera mendapat surat berisikan hak dan kewajiban penerima beasiswa IISMA.


Universitas Indonesia Jadi Kampus dengan Jumlah Penerima Beasiswa IISMA Terbanyak

5 hari lalu

Logo Universitas Indonesia. TEMPO, Savero Aristia Wienanto.
Universitas Indonesia Jadi Kampus dengan Jumlah Penerima Beasiswa IISMA Terbanyak

Universitas Indonesia (UI) kembali menjadi perguruan tinggi dengan jumlah penerima beasiswa program IISMA terbanyak.


CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

6 hari lalu

Chairperson GoTo Impact Foundation, Monica Oudang, saat peluncuran Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0 via zoom meet, Kamis, 21 Maret 2024. Dok: Tangkapan Layar
CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

GoTo Impact Foundation meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem atau CCE 3.0 dengan tema Lokal Berdaya.