TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Kaspersky pada kuartal ketiga 2022 menemukan kampanye spionase Android baru, SandStrike, yang menargetkan minoritas agama berbahasa Persia, Baháí, melalui penyebaran aplikasi VPN yang berisi spyware yang sangat canggih.
Aktor di balik SandStrike mendistribusikan aplikasi VPN yang tampaknya tidak berbahaya untuk mengakses situs yang dilarang di wilayah tertentu, misalnya, materi terkait agama. Untuk membuat aplikasi ini berfungsi penuh, pelaku juga menyiapkan infrastruktur VPN mereka sendiri.
Namun, VPN tersebut berisi spyware yang berfungsi penuh dengan kemampuan yang memungkinkan pelaku ancaman untuk mengumpulkan dan mencuri data sensitif, termasuk log panggilan, daftar kontak, dan juga melacak aktivitas lebih lanjut dari individu yang ditargetkan.
Victor Chebyshev, peneliti keamanan utama di GReAT (Global Research & Analysis Team) Kaspersky, mengatakan pelaku ancaman persisten tingkat lanjut (APT) sekarang sangat sering digunakan untuk membuat alat serangan dan melakukan pembaharuan untuk meluncurkan kampanye berbahaya baru lainnya.
“Dalam serangannya, mereka menggunakan metode cerdas dan tak terduga. SandStrike, menyerang pengguna melalui layanan VPN, di mana itu digunakan sebagai perlindungan dan keamanan, merupakan contoh yang sangat baik. Saat ini mudah untuk mendistribusikan malware melalui jejaring sosial dan tetap tidak terdeteksi selama beberapa bulan atau bahkan lebih,” ujar Victor.
“Inilah mengapa sangat penting untuk tetap waspada seperti biasa dan memastikan Anda dipersenjatai dengan intelijen ancaman dan alat yang tepat untuk melindungi dari ancaman yang ada,” tambahnya..
Taktik Pelaku
Sepanjang kuartal ketiga tahun 2022, para aktor APT itu terus mengubah taktik, mengasah perangkat dan mengembangkan teknik baru mereka. Temuan yang paling signifikan meliputi:
- Platform malware canggih baru yang menargetkan perusahaan telekomunikasi, ISP, dan universitas.
Peneliti Kaspersky bersama dengan SentinelOne’ menganalisis platform malware canggih yang belum pernah dilihat sebelumnya yang dijuluki Metatron. Metatron terutama menargetkan telekomunikasi, penyedia layanan internet, dan universitas di negara-negara Timur Tengah dan Afrika. Metatron dirancang untuk melewati solusi keamanan asli sembari menyebarkan platform malware langsung ke memori. - Peningkatan alat canggih dengan kemampuan luar biasa
Pakar Kaspersky juga mengamati Lazarus menggunakan cluster DeathNote yang menargetkan korban di Korea Selatan. Pelaku kemungkinan menggunakan kompromi web strategis, menggunakan rantai infeksi yang serupa dengan yang dilaporkan peneliti Kaspersky sebelumnya, yaitu menyerang program keamanan titik akhir. Namun, para ahli menemukan bahwa malware dan skema infeksi juga telah diperbarui. Pelaku tersebut menggunakan malware yang belum pernah terlihat sebelumnya, dengan fungsionalitas minimal untuk menjalankan perintah dari server C2. Menggunakan backdoor yang ditanamkan ini, operator bersembunyi di lingkungan korban selama sebulan dan mengumpulkan informasi sistem. - Spionase di dunia maya terus terjadi
Pada kuartal ketiga tahun 2022, peneliti Kaspersky mendeteksi banyak kampanye APT, yang target utamanya adalah lembaga pemerintah. Penyelidikan Kaspersky baru-baru ini menunjukkan bahwa tahun ini, mulai Februari dan seterusnya, HotCousin telah berusaha untuk menargetkan kementerian luar negeri di Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.
Baca:
Google Lacak Spyware Baru di Eropa yang Memperdaya Apple
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.