Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kebakaran Puluhan Rumah di Manggarai Akibat Petir, Ini Saran Peneliti BRIN

image-gnews
Petugas BPBD DKI Jakarta memberikan bantuan logistik untuk korban kebakaran di RW 01 Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu, 17 Desember 2022. Dok. BPBD DKI Jakarta.
Petugas BPBD DKI Jakarta memberikan bantuan logistik untuk korban kebakaran di RW 01 Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu, 17 Desember 2022. Dok. BPBD DKI Jakarta.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran besar terjadi di Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan, Sabtu, 17 Desember 2022, sekitar pukul 15.00 WIB. Perwira piket pemadam kebakaran yang bertugas saat itu, Sutaka, mengatakan situasi di lokasi kebakaran hujan deras disertai petir dan angin.

Petir menyambar antena TV di salah satu rumah warga atas nama Hj. Nafisah dan terjadi penyalaan. Lalu warga melapor ke RT setempat, lalu melapor ke pemadam kebakaran Kecamatan Tebet,” ujar Sutaka, Sabtu. 

Menurut catatannya, 12 rumah tinggal dan 40 rumah kontrakan dengan bangunan semi permanen yang padat hunian terdampak kebakaran. Pemadam mengerahkan 28 unit mobil dan 140 personel untuk memadamkan api tersebut.

Petir Penyebab Kebakaran

Menurut Didi Satiadi, peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer dari BRIN, kemungkinan terkena sambaran petir memang kecil, tetapi perlu diwaspadai terutama terhadap infrastruktur yang vital ataupun yang mengancam jiwa manusia.

"Walaupun demikian, sambaran petir yang cukup kuat dapat menyebabkan lonjakan listrik yang dapat menimbulkan gangguan listrik, merusak peralatan elektronik, bahkan percikan api yang dapat mengakibatkan kebakaran,” ujarnya, Minggu, 18 Desember 2022. Ia memberi saran untuk menghindari menempatkan barang yang mudah terbakar di dekat konduktor atau peralatan listrik yang berpotensi tersambar petir.

Selain itu, Didi menyarankan untuk memastikan perlindungan dengan penangkal petir yang memenuhi standar, surge protection device atau alat pelindung lonjakan listrik, kesiapan peralatan pemadam kebakaran, dan juga segera berlindung di tempat yang sesuai apabila ada potensi petir di sekitar kita. 

"Untuk di wilayah pemukiman yang padat, penangkal petir mungkin dapat dibangun secara kolektif untuk mengurangi biaya,” tambahnya. "Api kebakaran akan lebih mudah dikendalikan apabila masih kecil, sehingga kesiapan peralatan pemadam kebakaran akan sangat membantu dan perlu lebih diperhatikan. Kita juga perlu lebih waspada terhadap potensi kebakaran ketika banyak terjadi petir di sekitar kita."

Keadaan di Angkasa

Indonesia merupakan salah satu wilayah penghasil awan dan hujan terbesar di dunia, dan tentunya juga sangat berpotensi menghasilkan petir. Petir dihasilkan oleh proses konveksi atmosfer dan updraft atau udara naik ke atas yang kuat, sehingga menimbulkan friksi/gesekan yang menyebabkan butir-butir air atau es di dalam awan menjadi bermuatan listrik.

Perbedaan potensial/tegangan listrik yang tinggi antara awan dan permukaan Bumi dapat menyebabkan lompatan muatan listrik atau ionisasi di udara yang disebut sebagai kilat/petir, yang menghantarkan energi yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Didi, pada saat ini hampir seluruh wilayah Indonesia sedang mengalami pertumbuhan awan dan curah hujan yang tinggi, termasuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Hal ini karena pada bulan Desember wilayah Indonesia, terutama di bagian selatan sedang mengalami musim penghujan, di mana angin yang lembap dari Samudra Pasifik mengalir ke arah selatan.

Selain itu, wilayah Indonesia pada saat ini masih dalam kondisi La-Nina, di mana suhu permukaan laut di wilayah Indonesia sedang hangat, sehingga banyak menghasilkan uap air yang mendorong terjadinya konveksi, pertumbuhan awan dan hujan, yang akan berlangsung terus hingga awal tahun 2023. 

Fenomena Kota Besar

Sebagai kota besar, Jakarta mengalami apa yang disebut sebagai fenomena Urban Heat Island atau Pulau Panas Perkotaan, yang disebabkan perubahan tata guna lahan. Fenomena ini mendorong terjadinya proses konveksi di atas perkotaan.

Demikian pula posisi Jakarta yang berada di wilayah pesisir mendorong terjadinya proses konveksi yang disebabkan oleh siklus angin darat dan laut yang bertemu di wilayah pesisir dan mendorong udara ke atas.

Petir biasanya menyambar obyek di permukaan Bumi, terutama yang bersifat konduktor yang paling dekat, misalnya logam, terutama yang bersifat lancip, sehingga gedung-gedung tinggi, pohon, termasuk jaringan listrik atau antena sangat terancam oleh sambaran petir. Karena itu, perlu dilindungi oleh penangkal petir dengan grounding berupa saluran listrik ke Bumi yang baik. “Wilayah perumahan tentunya tidak lepas dari risiko sambaran petir, walaupun rumah yang bertingkat tinggi ataupun terisolasi di ruang terbuka biasanya lebih berisiko,” jelasnya.

Baca:
Prediksi Cuaca Hari Ini, BMKG: Hujan Disertai Petir di 9 Kota Besar

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

7 jam lalu

Ilustrasi hujan petir. skymetweather.com
BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Potensi hujan sedang hingga hujan lebat disertai petir dan angin kencang dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation.


Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

9 jam lalu

Pemetaan secara geologis Sesar gempa Baribis dari Serang di Banten sampai Purwakarta di Jawa Barat melintasi wilayah selatan Jakarta. (ANTARA/HO-BNPB)
Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

Sesar Baribis merupakan salah satu sesar mayor di Jawa bagian Barat dan membentang mengikuti pola pulau.


Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

22 jam lalu

Ilustrasi lahan padi. TEMPO/Magang/Joseph.
Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.


Agen Tabung di Cinere Depok Terbakar, Pemilik Tewas

23 jam lalu

Ilustrasi kebakaran. shutterstock
Agen Tabung di Cinere Depok Terbakar, Pemilik Tewas

Diduga terjadi kebocoran gas agen tabung dan air mineral di Gang Melati 1, Cinere, Depok, terbakar Jumat, 26 April 2024.


5 Panduan Terhindar dari Sambaran Petir

1 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. nydailynews.com
5 Panduan Terhindar dari Sambaran Petir

Selain banjir, sambaran petir menjadi bencana yang berbahaya dan patut untuk diwaspadai saat musim hujan.


Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

1 hari lalu

Hormati hak cipta! TEMPO/Fahmi Ali
Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

1 hari lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Kronologi Dua Prajurit TNI Tersambar Petir, Satu Meninggal

2 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. sciencedaily.com
Kronologi Dua Prajurit TNI Tersambar Petir, Satu Meninggal

Dua prajurit yang tersambar petir itu tengah melintas di Delta 1 Mabes TNI, Cilangkap.