TEMPO.CO, Jakarta - Populasi nyamuk di Kamboja dan Vietnam didapati telah ekstrem resisten terhadap insektisida. Kekhawatiran pun semakin berkembang atas implikasinya terhadap pengendalian penyakit-penyakit infeksi.
Seperti diketahui, nyamuk Aedes aegypti adalah vektor utama penyakit demam kuning, dengue, dan penyakit yang disebabkan virus Zika. Dengue adalah yang paling tinggi prevalensinya dan WHO telah menetapkannya sebagai satu di antara ancaman besar bagi kesehatan global bersama resistensi antimikroba dan pandemi flu.
Nyamuk jenis itu ditemukan luas di wilayah tropis dan subtropis, dan jumlah populasinya banyak dikendalikan menggunakan insektisida. Sebagian besar racun serangga itu berasal dari kelompok bahan kimia yang disebut pyrethroids, yang menarget sistem saraf si nyamuk, menyebabkannya lumpuh dan mati. Masalahnya, berkembang pula resistensi terhadap pyrethroid meski belum jelas berapa besar masalah yang sebenarnya.
Untuk menjawabnya, Shinji Kasai dari Institut Penyakit Infeksi Nasional di Tokyo, Jepang, dan koleganya mengambil sampel dari 23 populasi nyamuk yang ada di Ghana, Taiwan, Vietnam dan Indonesia. Mereka kemudian menyemprotkan dosis besar permethrin ke setiap populasi itu.
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Permethrin adalah jenis insektisida pyrethroid yang paling umum digunakan. Secara teori, itu akan membunuh 99 persen serangga-serangga berdenging itu. Tapi, pada kenyataannya, daya bunuh permethrin tak seragam di antara sampel populasi.
Beberapa populasi tak mengikuti teori, alias mati dalam jumlah yang lebih sedikit daripada populasi yang lain. Bahkan kurang dari 20 persen saja dari nyamuk dalam populasi yang paling resisten, yang berasal dari Vietnam, yang mati.
Baca juga: Studi di Brasil Kuatkan Hipotesis Imun Silang Dengue dan Covid-19
Macam Nyamuk Mutan
Kasai dan koleganya kemudian menganalisis genom dari dua populasi nyamuk asal Vietnam yang memiliki tingkat resistensi tinggi terhadap insektisida itu. Hasilnya didapati sebuah mutasi spesifik, disebut L982W, terhubung ke sifat resistensi pyrethroid.
Para peneliti mencari mutasi itu di populasi nyamuk dari Singapura dan Kamboja yang telah diketahui menunjukkan tingkat resistensi tinggi terhadap insektisida. Di sini mereka menemukan 10 galur berbeda dari nyamuk-nyamuk yang sudah kebal pyrethroid--beberapa membawa L982W dikombinasikan dengan mutasi lainnya.
Kasai dkk memperkirakan lebih dari 78 persen nyamuk yang dikumpulkan dari Vietnam dan Kamboja terkelompok di satu galur di antaranya, dengan mutasi gen L982W. Mereka menunjukkan toleransi terhadap peningkatan pyrethroid 50 sampai 100 kali lipat.
Tim peneliti juga mengidentifikasi nyamuk-nyamuk dengan kombinasi mutasi, termasuk L982W, yang mampu bertahan dari 500 sampai 1000 kali dosis pyrethroid. Lebih dari 90 persen nyamuk yang dikumpulkan di Phnom Penh, Kamboja, berasal dari galur ini.
Kasai menyarankan para tetangga dari kedua negara, seperti Cina dan Thailand, memastikan apakah nyamuk-nyamuk resisten yang sama ada juga di wilayahnya. "Kita harus mengetahui jika mutasi-mutasi ini menyebar," kata ahli entomologi medis itu, seperti yang juga termuat dalam laporan penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Science Advances, 21 Desember 2022.
David Weetman dari Liverpool School of Tropical Medicine, Inggris, mengatakan studi Kasai dan timnya memberi gambaran bahaya dari resistensi pyrethroid. Saat ini, menurut Weetman, kombinasi nyamuk mutan yang sudah teridentifikasi itu belum diketahui apakah mewakili ancaman yang lebih besar ataupun potensi penyebaran yang lebih luas.
"Sebaiknya program pengendalian populasi nyamuk yang bergantung ke penyemprotan pyrethroid mempertimbangkan upaya alternatif," kata Weetman sambil menambahkan kekhawatiran yang sama sudah lama dipikirkan, "Tapi mungkin tidak sampai ke konsentrasi yang teridentifikasi dalam studi ini."
NEW SCIENTIST, SCIENCE
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.