Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Epidemiolog Sebut Gagal Ginjal Akut Penuhi Kriteria KLB

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Ilustrasi - Petugas memeriksa kesehatan anak di tengah kasus gagal ginjal akut misterius yang sedang merebak. Dugaannya kasus disebabkan cemaran etilen glikol pada obat sirup. (HO/Antara)
Ilustrasi - Petugas memeriksa kesehatan anak di tengah kasus gagal ginjal akut misterius yang sedang merebak. Dugaannya kasus disebabkan cemaran etilen glikol pada obat sirup. (HO/Antara)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menilai bertambahnya temuan kasus gagal ginjal akut pada anak sudah memenuhi kriteria penetapan status kejadian luar biasa (KLB). “Saya selalu sampaikan sudah sejak awal bahwa kasus gagal ginjal akut ini sudah memenuhi kriteria untuk ditetapkan sebagai KLB,” kata Dicky kepada Antara di Jakarta, Selasa, 7 Februari 2023.

Dicky menyoroti sejumlah indikator KLB seperti jumlah temuan kasus gagal ginjal akut yang terus meningkat, hingga lamanya rentang waktu kejadian sudah memenuhi syarat penetapan status KLB. "Sehingga pemerintah diharapkan segera menetapkan status KLB agar ada status hukumnya dan semua pihak bergerak serentak," katanya.

Ia khawatir jika pemerintah terus mengulur waktu dan tidak segera mengusut kasus secara tuntas, maka akan muncul kasus serupa yang berbahaya bagi anak-anak. Menurutnya, pemerintah perlu belajar dari sejarah berdasarkan sains, proses identifikasi masalah, melakukan kajian dan mengurutkan tiap masalah secara komprehensif.

“Jadi kalau bicara obat ini bukan hal baru, di negara berkembang dan miskin ini terjadi lama, bahkan masih jadi masalah global. Ini bukan bicara masalah WHO, tapi ada WTO dan sebagainya. Apalagi semakin turun ke level bawah, pihak nasional, pihak lokal ini harus turun, dirembuk, dan ditata,” katanya.

Hal lain yang dikhawatirkan adalah terkait peredaran obat palsu di sejumlah fasilitas kesehatan. Dia mengatakan hal itu membuktikan tingkat deteksi obat berbahaya yang diedarkan dalam masyarakat masih rendah.

“Kalau ada satu kasus saja, itu mewakili banyak kasus. Ini adalah tanggung jawab dari setiap level pemerintah dan jadi masalah kalau sense of crisis-nya tidak terbangun di setiap level dan akhirnya saling tunjuk karena tidak ada penyelesaian sebelumnya,” ucap Dicky.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah turut menjadikan tiap kasus sebagai pembelajaran dan menyingkirkan masalah politik maupun ekonomi sejenak, untuk fokus mengutamakan kesehatan masyarakat.

“Apalagi event besar seperti G20 sudah lewat. Sekarang saatnya serius itu. Masa jabatan pemerintah sekarang kan sudah mau usai, jadi tunjukkan itu untuk diperbaiki dan menjadi modal pada rezim ini untuk pemerintah selanjutnya,” ujar Dicky.

Sementara bagi masyarakat, ia meminta agar kasus gagal ginjal akut pada anak terus dikawal karena prosesnya yang panjang dan masyarakat menjadikan kasus ini sebagai pembelajaran untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis dan tidak melakukan pengobatan sendiri.

“Setidaknya pemerintah punya rencana dan itu yang harus dikawal dan dituntut oleh masyarakat. Bicara obat, konsumsi sesuai dengan saran dokter atau apoteker dan ini yang harus jadi pembelajaran. Kalau sakit jangan obati sendiri, tapi minta saran profesional,” kata Dicky.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bantah Mycoplasma Pneumoniae dari Cina, Epidemiolog: Tiap Negara Ada

1 hari lalu

Ilustrasi pneumonia. Foto : Radiopaedia
Bantah Mycoplasma Pneumoniae dari Cina, Epidemiolog: Tiap Negara Ada

Bakteri Mycoplasma pneumoniae telah lama ada di dunia, bukan saja di Cina.


Mengapa Harus Lakukan Transplantasi Ginjal? Ini Alasannya

1 hari lalu

Operasi ginjal di RSCM.
Mengapa Harus Lakukan Transplantasi Ginjal? Ini Alasannya

Ginjal berfungsi untuk menyaring dan membuang zat sisa, cairan, mineral, dan racun dan lainnya. Mengapa ada yang harus lakukan transplantasi ginjal?


Epidemiolog Sebut Peningkatan Kasus Covid-19 di Singapura Imbas Euforia Usai Pandemi

2 hari lalu

Vaksinasi Covid-19 tetap digencarkan di Yogyakarta pada Senin (26/6) meski status pandemi telah dicabut. Dok.istimewa
Epidemiolog Sebut Peningkatan Kasus Covid-19 di Singapura Imbas Euforia Usai Pandemi

Peningkatan infeksi Covid-19 di Singapura terjadi pada kurun waktu 19-25 November 2023


Lapisan Lipstik Sering Ikut Tertelan saat Makan, Waspadai 5 Potensi Penyakit Ini

3 hari lalu

Ilustrasi Nude Lipstick. (The Independent)
Lapisan Lipstik Sering Ikut Tertelan saat Makan, Waspadai 5 Potensi Penyakit Ini

Terlalu sering menelan lipstik bisa berisiko alami gangguan kesehatan


Inilah 5 Penyakit dengan Tanda Kaki Bengkak

9 hari lalu

Ilustrasi kaki bengkak (edema). Foto : Alomedika.com
Inilah 5 Penyakit dengan Tanda Kaki Bengkak

Kaki bengkak bisa menjadi tanda seseorang mengidap sebuah penyakit.


Masalah Ginjal yang Perlu Diperhatikan, dari Tumor sampai Kanker

10 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Masalah Ginjal yang Perlu Diperhatikan, dari Tumor sampai Kanker

Pakar menjelaskan berbagai masalah ginjal, mulai dari tumor, hidup dengan satu ginjal, sampai potensi kanker ginjal. Apa yang perlu diperhatikan?


Hemodialisa atau Cuci Darah, Begini Prosedur Medis yang Ditanggung BPJS Kesehatan

30 hari lalu

Petugas memeriksa pasien yang menjalani pengobatan cuci darah (Hemodialisa) di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Malang, Jawa Timur, Senin 7 Agustus 2023. Pemerintah Kabupaten Malang menonaktifkan sementara kepesertaan 679.721 warga yang terdaftar sebagai Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBID) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan karena pembengkakan beban Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sehingga tidak bisa mendapat layanan fasilitas kesehatan tingkat II di RSSA. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Hemodialisa atau Cuci Darah, Begini Prosedur Medis yang Ditanggung BPJS Kesehatan

Hemodialisa adalah salah satu prosedur medis untuk mengobati gagal ginjal kronis. Begini prosedur cuci darah ditanggung BPJS Kesehatan.


Mengapa Penderita Gagal Ginjal Mudah Lelah?

30 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Mengapa Penderita Gagal Ginjal Mudah Lelah?

Salah satu alasan penderita gagal ginjal mudah lelah adalah anemia, yaitu kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat.


Resmi Akhiri Jabatan sebagai Kepala BPOM, Berikut Profil Penny Lukito

30 hari lalu

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K. Lukito memberi keterangan saat konferensi pers terkait pengawasan obat sirup di kantor BPOM, Jakarta. Minggu, 23 Oktober 2022. Badan POM menyebut ada 23 obat yang aman dari 102 obat yang ditemukan pada sejumlah pasien gagal ginjal. Penny mengatakan tidak seluruh obat sirup ditarik dari peredaran, karena terdapat temuan uji sampling yang tidak tercemar. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Resmi Akhiri Jabatan sebagai Kepala BPOM, Berikut Profil Penny Lukito

Kepala BPOM Penny Lukito telah mengakhiri masa jabatannya. Ia termasuk di garda depan saat pandemi Covid-19. Ini profil dan pencapaiannya.


Mengapa Pasien Gagal Ginjal Perlu Cuci Darah?

31 hari lalu

Pasien tengah melakukan perawatan cuci darah di Klinik Hemodialisis Tidore, Jakarta, Senin, 13 Januari 2020. TEMPO/Tony Hartawan
Mengapa Pasien Gagal Ginjal Perlu Cuci Darah?

Cuci darah membantu peluang hidup pasien lebih lama dengan menghilangkan limbah berbahaya dari tubuh.