Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asteroid Ryugu Kaya Molekul Organik Bahan Penyusun Kehidupan

image-gnews
Pesawat luar angkasa Jepang Hayabusa 2 mendarat di asteroid Ryugu, awal Juli 2019. (dok. Hayabusha 2)
Pesawat luar angkasa Jepang Hayabusa 2 mendarat di asteroid Ryugu, awal Juli 2019. (dok. Hayabusha 2)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat anatriksa milik Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), Hayabusa2, telah mengumpulkan sampel dari Asteroid Ryugu, yang terletak sekitar 347 juta kilometer dari Bumi, pada Februari 2019. Sampel tersebut kemudian dikembalikan ke Bumi pada Desember 2020, dan diekstraksi di Jepang pada 2021.

Sejumlah kecil, 30 miligram atau sekitar 0,001 ons dari sampel itu, kemudian dianalisis oleh tim analisis organik terlarut internasional di NASA Goddard pada musim gugur tahun itu. Hasil awal pada sampel rupanya mendukung teori bahwa elemen vital untuk kehidupan seperti asam amino dapat dikirim dari luar angkasa.

Asteroid Ryugu rupanya kaya akan molekul organik yang dapat berfungsi sebagai bahan penyusun kehidupan. Penemuan itu terjadi ketika para ilmuwan pertama kali melihat sampel yang dikumpulkan oleh pesawat antariksa Hayabusa2 dari asteroid itu.

Sampel Ryugu mengandung beberapa yang disebut "organik prebiotik", termasuk beberapa jenis asam amino yang digunakan oleh makhluk hidup untuk membangun protein penting untuk mengatur reaksi kimia dan membentuk struktur seperti rambut dan otot. Molekul-molekul ini juga dapat dibuat oleh berbagai proses tak hidup, seperti reaksi kimia yang terjadi di asteroid.

Sampel material yang dikumpulkan dari Asteroid Ryugu. (Kredit gambar: JAXA)

Temuan ini menambah kredibilitas teori bahwa bahan dasar yang diperlukan untuk memulai perkembangan kehidupan di Bumi bisa saja dikirim ke planet ini dalam masa pertumbuhannya dari luar angkasa.

"Kehadiran molekul prebiotik di permukaan asteroid, meskipun lingkungannya keras yang disebabkan oleh pemanasan matahari dan penyinaran ultraviolet, serta penyinaran sinar kosmik dalam kondisi vakum tinggi menunjukkan bahwa butiran permukaan paling atas dari Ryugu memiliki potensi untuk melindungi molekul organik," kata penulis utama penelitian ini dari Kyushu University, Hiroshi Naraoka. 

"Molekul-molekul ini dapat diangkut ke seluruh tata surya, berpotensi menyebar sebagai partikel debu antarplanet setelah dikeluarkan dari lapisan paling atas asteroid karena tumbukan atau penyebab lainnya," Naraoka

Istilah molekul organik menggambarkan berbagai senyawa yang mengandung unsur karbon ditambah dengan hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang dan atom lainnya dan merupakan rangkaian yang dibutuhkan dari semua bentuk kehidupan di Bumi.

Senyawa ini dapat tercipta melalui reaksi kimia yang tidak melibatkan makhluk hidup, artinya proses kimia di dalam asteroid dapat menciptakan bahan untuk kehidupan. Pencarian proses kimiawi yang dapat menyebabkan munculnya kehidupan di Bumi ini dikenal sebagai "kimia prebiotik".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, ditemukan juga dalam sampel Ryugu berupa molekul prebiotik organik yang terbentuk dengan adanya air cair, bahan penting lainnya untuk kehidupan, seperti amina alifatik, asam karboksilat, hidrokarbon aromatik polisiklik, dan senyawa heterosiklik yang mengandung nitrogen.

"Sejauh ini, hasil asam amino dari Ryugu sebagian besar konsisten dengan apa yang telah terlihat pada jenis meteorit kaya karbon tertentu yang telah terpapar air paling banyak di luar angkasa," kata rekan penulis penelitian dan ilmuwan NASA Goddard Space Flight, Jason Dworkin.

Ada sesuatu yang hilang dari sampel Ryugu yaitu gula dan komponen DNA dan RNA yang telah ditemukan di asteroid kaya karbon lainnya. Tim menduga ada kemungkinan senyawa ini ada di Ryugu tetapi berada di bawah batas deteksi mengingat massa sampel yang begitu mungil untuk diperiksa untuk penelitian ini.

Penelitian baru ini merupakan analisis organik pertama dari sampel Ryugu yang akan dipelajari selama bertahun-tahun yang akan datang. Investigasi masa depan ini akan mencakup perbandingan sampel Ryugu dengan sampel dari asteroid Bennu yang dikumpulkan pada tahun 2020.

"Kami akan melakukan perbandingan langsung sampel dari Ryugu dan sampel dari asteroid Bennu saat misi OSIRIS-REx NASA mengembalikannya ke Bumi pada 2023," kata Dworkin. "OSIRIS-REx diharapkan mengembalikan lebih banyak massa sampel dari Bennu dan akan memberikan peluang penting lainnya untuk mencari jejak blok bangunan organik kehidupan di asteroid yang kaya karbon."

Penelitian Asteroid Ryugu ini telah diterbitkan dalam jurnal Science edisi 24 Februari 2023.

SPACE

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sempat Hilang Sinyal, Wahana SLIM Jepang Pulih Usai 9 Hari Tanpa Daya di Bulan

29 Januari 2024

Seorang jurnalis yang mengenakan perangkat VR mencoba simulasi pendaratan di bulan Smart Lander for Investigating Moon (SLIM), di fasilitas Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), di Sagamihara, selatan Tokyo, Jepang, 19 Januari 2024. REUTERS /Kim Kyung-Hoon
Sempat Hilang Sinyal, Wahana SLIM Jepang Pulih Usai 9 Hari Tanpa Daya di Bulan

Pulihnya perangkat dan panel surya SLIM akibat perubahan arah sinar matahari di bulan.


Pendaratan Wahana Antariksa Jepang SLIM di Bulan Bermasalah

22 Januari 2024

Seorang jurnalis yang mengenakan perangkat VR mencoba simulasi pendaratan di bulan Smart Lander for Investigating Moon (SLIM), di fasilitas Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), di Sagamihara, selatan Tokyo, Jepang, 19 Januari 2024. REUTERS /Kim Kyung-Hoon
Pendaratan Wahana Antariksa Jepang SLIM di Bulan Bermasalah

Panel surya macet, wahana antariksa Jepang SLIM di Bulan bergantung masa hidup baterai. Saat ini sudah hilang sinyal.


Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.


Jepang Luncurkan SLIM, Pendarat di Bulan yang Diklaim Bisa Tepat Sasaran

7 September 2023

Roket H-IIA yang membawa pendarat bulan badan antariksa nasional diluncurkan di Tanegashima Space Center di pulau barat daya Tanegashima, Jepang dalam foto yang diambil oleh Kyodo pada 7 September 2023. Kredit wajib Kyodo/via REUTERS
Jepang Luncurkan SLIM, Pendarat di Bulan yang Diklaim Bisa Tepat Sasaran

Jepang meluncurkan pesawat ruang angkasa SLIM untuk mengeksplorasi Bulan dengan menggunakan roket H-IIA buatan dalam negeri.


Roket H3 Baru Jepang Gagal pada Uji Terbang Pertama, Satelit DAICHI-3 Hilang

8 Maret 2023

Roket andalan baru Jepang, kendaraan peluncuran H3, lepas landas dari Tanegashima Space Center pada 7 Maret 2023. (Kredit gambar: JAXA via YouTube)
Roket H3 Baru Jepang Gagal pada Uji Terbang Pertama, Satelit DAICHI-3 Hilang

Roket H3 dirancang untuk fleksibilitas tinggi, keandalan tinggi, dan kinerja biaya yang lebih baik daripada H-IIA.


BRIN Tawarkan Program Beasiswa Berbasis Riset bagi Tim Satelit Surya-1

7 Januari 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko bersama Duta Besar Jepang untuk RI Kanasugi Kenji melihat prototipe Surya Satelit-1 di acara pelepasan satelit nano tersebut dari Stasiun Antariksa Internasional lewat video jarak jauh di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Jumat, 6 Januari 2023. SS-1 yang dibuat tim di Surya University meluncur dan kini bisa berada di orbit di luar angkasa lewat program Badan Antariksa Jepang. Foto : Maria Fransisca Lahur
BRIN Tawarkan Program Beasiswa Berbasis Riset bagi Tim Satelit Surya-1

Tim SS-1 bisa terus melanjutkan proyek pengembangan satelit dan bisa melanjutkan studi S2 dan S3 melalui program beasiswa berbasis riset dari BRIN.


Satelit Meluncur dari ISS, Eks Mahasiswa Surya University: Lega

6 Januari 2023

VIdeo peluncuran satelit nano Surya Satelit-1 (SS-1) dari Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS disaksikan di Auditorium Soemitro Djojohadikusumo, Gedung BJ Habibie - BRIN, Jakarta, Jumat 6 Januari 2023. Foto: Maria Fransisca Lahur
Satelit Meluncur dari ISS, Eks Mahasiswa Surya University: Lega

BRIN menggelar nonton bareng detik-detik peluncuran satelit nano SS-1 dari ISS hari ini, Jumat 6 Januari 2022.


Asteroid Phaethon Berputar Semakin Cepat, Jepang Kirim Misi DESTINY+

17 Oktober 2022

Serangkaian gambar asteroid Phaethon yang diambil oleh sistem radar Observatorium Arecibo pada Desember 2017. (Gambar: Arecibo/NASA/NSF)
Asteroid Phaethon Berputar Semakin Cepat, Jepang Kirim Misi DESTINY+

Jarang sekali putaran asteroid berubah dan Phaethon adalah asteroid ke-11 yang diketahui menunjukkan perubahan dalam periode rotasinya


Misi Hayabusa2 Jepang Kirim Sampel Batuan Utuh Asteroid ke Bumi

6 Desember 2020

Ilustrasi Hayabusa 2 tiba di asteroid Ryugu. Kredit: JAXA/Akihiro Ikeshita
Misi Hayabusa2 Jepang Kirim Sampel Batuan Utuh Asteroid ke Bumi

Hayabusa2 kini lanjut ke asteroid lain untuk misi yang sama.


Hayabusa 2 Temukan Batuan Asteroid Ryugu Mirip Meteorit di Bumi

27 Agustus 2019

Pesawat luar angkasa Jepang Hayabusa 2 mendarat di asteroid Ryugu, awal Juli 2019. (dok. Hayabusha 2)
Hayabusa 2 Temukan Batuan Asteroid Ryugu Mirip Meteorit di Bumi

Hayabusa 2 mengirim gambar batuan di asteroid Ryugu yang mirip meteorit di Bumi.