Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fakta-fakta Roket Katyusha yang Hujani Wilayah Israel

image-gnews
Penampakan langit Gaza saat Hamas menembakkan roket ke Israel pada 6 Agustus 2022. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Penampakan langit Gaza saat Hamas menembakkan roket ke Israel pada 6 Agustus 2022. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap kali konflik Israel-Palestina memanas, roket-roket tipe katyusha beterbangan dari Libanon selatan. Ini seperti yang terjadi pada Kamis dinihari, 6 April 2023, lalu saat 34 roket katyusha itu melesat dan empat yang sampai ke tanah di wilayah Israel. Karena roket-roket ini pula Israel memiliki sistem pertahanan udara yang dikenal sebagai Iron Dome. 

Jenis roket Katyusha terkenal untuk multipeluncurnya yang tersusun rapat dalam sebuah rak baja besar. Diintegrasikan pada truk multifungsi, katyusha telah digunakan sejak era Perang Dunia I. 

Memiliki desain awal sebagai alternatif artileri yang murah, peluncur Katyusha bisa menembakkan berturut-turut hingga empat lusin roket dengan jangkauan lebih dari enam mil atau sembilan kilometer. Uji pra-perang menunjukkan hanya empat truk yang dibutuhkan untuk melepaskan kekuatan menembak setara 75 meriam ke target seluas 1,5 mil persegi di darat dalam kurang dari semenit. 

Meski tak se-akurat meriam howitzer, konsentrasi banyak katyusha bisa menghujani area yang luas dengan banyak roket berdaya ledak tinggi. Mobilitas tinggi juga memungkinkannya menerapkan taktik 'shoot and scoot'.  

Militan Hamas membawa peluncur roket banyak atau multiple rocket launcher saat mengikuti unjuk rasa anti-Israel di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 27 Mei 2021. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Karena dinilai sangat berguna, sepanjang 1941 sampai 1945 saja, pabrik senjata di Uni Soviet telah memproduksi 10 ribu peluncur roket legendaris ini.

Uniknya, katyusha pertama kali didesain untuk dilepaskan dari pesawat tempur, bukan platform di darat. Dibangun berlandaskan kesuksesan awal dari roket udara-ke-udara di Perang Dunia I, Biro Riset Moskow mengembangkan RS-132, 'rocket shell' pesawat dengan sirip stabilisator pada 1931. 

Baru tujuh tahun kemudian, proyektil aerial yang sama dimodifikasi untuk Angkatan Darat dalam desain M-13. Dari titik ini, Katyusha kemudian berkembang dan melegenda.

Berikut ini fakta lainnya tentang roket katyusha,


Kecil tapi Bertenaga 

Roket berukuran panjang 1,5 meter dan berat 42 kilogram. Keseluruhan struktur didesain untuk diintegrasikan pada truk multifungsi. Kendaraan peluncuran ini dikenal sebagai BM-13. Uji pra-perang menunjukkan hanya empat truk yang dibutuhkan untuk melepaskan kekuatan menembak setara 75 meriam ke target 1,5 mil persegi di darat dalam kurang dari semenit. 


Sempat Dijauhi di Lapangan 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara peluncurnya dapat melepaskan volume roket dengan kekuatan yang menghancurkan, para komandan artileri di lapangan pada awalnya tak terlalu antusias terhadap senjata baru ini. Roket-roket generasi awalnya jauh dari akurat. Lebih parahnya lagi, memuat ulang peluncur yang sudah kosong adalah proses yang berat dan lamban--butuh hampir sejam untuk mengisi BM-13 untuk bisa mengulang tembakan salvo terdiri dari selusin roket. 
Meski begitu, Angkatan Darat senang dengan murahnya sistem senjata ini--setiap kendaraan mewakili sebagian saja yang yang dibutuhan untuk satu meriam. Tambahan lagi, peluncur bisa dibuat di fasilitas industri ringan, di mana manufaktur artileri umumnya memerlukan pabrik kelas industri berat. 

Pernah Jadi Senjata Rahasia

Pada awalnya, peluncur roket mobile BM-13 adalah sebuah rahasia yang dijaga rapat-rapat; hanya unit polisi tertentu yang diizinkan mengoperasikan senjata ini. Faktanya, teknologinya tetap misteri hingga perang Rusia dan Jerman meletus.


Bikin Gentar Pasukan Jerman 

Roket-roket ini pertama digunakan di bulan pertama invasi Jerman ke Uni Soviet. Saat pecah perang dekat Smolensk pada 14 Juli 1941, hanya tujuh peluncur eksperimental mampu melumpuhkan sebuah formasi infanteri Jerman di Kota Rudnya. Pasukan Jerman dibuat kocar kacir dan meninggalkan kota itu. Demo tersebut cukup membuat komando Soviet percaya diri roket-roket itu bisa menjadi sebuah game changer. Di akhir perang, terhitung Soviet mengerahkan hampir 520 baterai katyusha.


Katyusha bukan Nama Asli

Nama “Katyusha” bukanlah nama resmi senjata ini. Peluncur BM-13 orisinal dibuat di pabrik yang dikenal sebagai Voronezy Komintern dan memiliki logo huruf K berukuran besar padanya. Para serdadu bercanda kalau huruf itu untuk Katyusha atu 'Katie'--judul lagu balada rakyat populer pada 1938 tentang seorang perempuan yang terpisah dari kekasihnya karena perang. 


Multivarian 

Tak mengejutkan, kesuksesan roket-roket Katyusha mendorong perluasan penggunaan. Peluncur disematkan di truk-truk, jip, trailer, dan bahkan tank T-40. Baterai-baterai berukuran superbesar bahkan ditempatkan di atas gerbong kereta, dan ada pula yang dibawa di atas perahu. Daya hancur roket pun ikut bertambah, antara lain roket berukuran diameter 300 milimeter.

Roket Katyusha. Kredit: Wikipedia

Terus Dikembangkan Pasca-1945

Tentara Merah Uni Soviet terus menajamkan konsep Katyusha sampai 1950 dan 60-an. BM-21 Grad atau “Hail” adalah satu di antara evolusinya. Dia mampu menembakkan sampai 40 roket M-21 yang berukuran diameter 128 mm dalam waktu kurang dari 20 detik. Peluncur-peluncur yang sudah diperbarui juga dapat digunakan untuk melepaskan munisi lain termasuk rudal antitank, bom asap, dan ranjau darat. Jangkauannya 13 mil atau 20 kilometer.  


Populer di Era Perang Dingin 

Sekutu Moskow di Pakta Warsawa, juga sejumlah negara yang menjadi klien Soviet, berlomba memborong peluncur roket Katyusha di periode Perang Dingin. Pengguna senjata ini termasuk Polandia, Cekoslowakia, Rumania, Yugoslavia, Iran, Mesir, Cina, dan Korea Utara.

ALJAZEERA, MILITARY HISTORY NOW, TIMES OF ISRAEL





Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Israel Buka Penyeberangan Gaza, Ribuan Warga Palestina Kembali Kerja Setelah Dua Pekan

52 menit lalu

Pekerja Palestina memasuki penyeberangan Erez yang dibuka kembali ke Israel, setelah Israel mengakhiri larangan pekerja dari Gaza, di Kota Gaza 28 September 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Israel Buka Penyeberangan Gaza, Ribuan Warga Palestina Kembali Kerja Setelah Dua Pekan

Sebelumnya, penutupan jalur dipicu oleh protes kekerasan di sepanjang perbatasan Gaza dan Israel.


5 Orang dalam Satu Keluarga Arab Dibantai di Israel, Sudah 180 Korban Tahun Ini

8 jam lalu

Warga menghadiri protes terhadap lonjakan kekerasan terkait kejahatan mematikan di komunitas Arab Israel setelah sebuah keluarga beranggotakan lima orang, ditembak mati di rumah mereka di Basmat Tab'un, Israel utara 27 September 2023. REUTERS /Ammar Awad
5 Orang dalam Satu Keluarga Arab Dibantai di Israel, Sudah 180 Korban Tahun Ini

Satu keluarga Arab, yang terdiri atas lima orang, tewas ditembak di rumah mereka di Israel, sehingga lebih dari 180 korban jatuh sepanjang tahun ini.


Jerman Perketat Kontrol Perbatasan untuk Bendung Migrasi Ilegal

9 jam lalu

Seorang anggota kru RHIB (rigid-hulled inflatable boat) membagikan jaket pelampung kepada para migran selama operasi penyelamatan di perairan internasional di lepas pantai Tunisia, di Laut Mediterania barat, 1 Agustus 2021. Kapal LSM Jerman dan Prancis Sea-Watch 3 dan Ocean Viking menyelamatkan para migran di perairan Tunisia 68 km (42 mil) dari pantai Afrika Utara, dekat fasilitas minyak dan kapal lainnya. REUTERS/Darrin Zammit Lupi
Jerman Perketat Kontrol Perbatasan untuk Bendung Migrasi Ilegal

Jerman akan memperluas kontrol perbatasan dengan Polandia dan Republik Cek pekan ini untuk mengendalikan migrasi ilegal.


Swiss akan Jual Kembali Tank Leopard 2, Bantu Isi Kembali Stok Negara Sekutu Ukraina

23 jam lalu

Pemandangan tank Leopard 2 di pangkalan Bundeswehr tentara Jerman di Munster, Jerman, 20 Februari 2023. REUTERS/Fabian Bimmer
Swiss akan Jual Kembali Tank Leopard 2, Bantu Isi Kembali Stok Negara Sekutu Ukraina

Untuk mematuhi undang-undang netralitas Swiss, Jerman telah meyakinkan Bern bahwa tank Leopard 2 tidak akan dikirim ke Ukraina


Rilis Xiaomi 13T dan 13T Pro, Ada 3 Kamera Leica & Simak Spesifikasi Lainnya

1 hari lalu

Xiaomi 13T Pro (GSM Arena)
Rilis Xiaomi 13T dan 13T Pro, Ada 3 Kamera Leica & Simak Spesifikasi Lainnya

Xiaomi seri 13T dengan varian 13T dan 13T Pro dirilis, Selasa, 26 September 2023 di Jerman.


Pertama dalam Tiga Dekade, Delegasi Arab Saudi Kunjungi Tepi Barat Palestina

1 hari lalu

Nayef al-Sudairi. REUTERS/Mohammed Torokman
Pertama dalam Tiga Dekade, Delegasi Arab Saudi Kunjungi Tepi Barat Palestina

Pemerintah Arab Saudi, untuk pertama kali dalam tiga dekade terakhir, mengirim delegasinya ke wilayah Tepi Barat Palestina yang diduduki Israel.


Jelang Hadapi TSV Meerbusch, Pelatih Bima Sakti Sebut Pemain Timnas U-17 Cepat Beradaptasi

2 hari lalu

Pelatih tim U-17 Indonesia, Bima Sakti. pssi.org
Jelang Hadapi TSV Meerbusch, Pelatih Bima Sakti Sebut Pemain Timnas U-17 Cepat Beradaptasi

Bima Sakti akan mencoba beberapa formasi dalam uji coba timnas U-17 melawan TSV Meerbusch.


Israel Serbu Tepi Barat, Dua Warga Palestina Dibunuh

4 hari lalu

Pejuang Palestina dari sayap bersenjata Hamas ambil bagian dalam parade militer untuk memperingati perang 2014 dengan Israel, di dekat perbatasan di Jalur Gaza tengah, 19 Juli 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Israel Serbu Tepi Barat, Dua Warga Palestina Dibunuh

Israel membunuh dua warga Palestina dalam penyerbuan di Tepi Barat pada Minggu pagi.


Israel Ucapkan Selamat Hari Nasional kepada Arab Saudi

4 hari lalu

Menara Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab, menampilkan bendera Arab Saudi. [Mohammad Mustafa Khan/Khaleej Times]
Israel Ucapkan Selamat Hari Nasional kepada Arab Saudi

Ucapan Selamat dari Israel kepada Arab Saudi terjadi saat normalisasi hubungan kedua negara disebut para pemimpinnya kian dekat.


Edisi Kedua Festival Film Jerman "KinoFest" Resmi Dibuka di Jakarta

5 hari lalu

Pembukaan Festival Fillm Jerman Kinofest 2023
Edisi Kedua Festival Film Jerman "KinoFest" Resmi Dibuka di Jakarta

Edisi kedua KinoFest, festival film Jerman tahunan dari GoetheInstitut, secara resmi dibuka