TEMPO.CO, Jakarta - Kasus penipuan dengan modus mengganti stiker QRIS masjid, yang mengandung kode QR (quick response), menjadi viral. Pelaku mengganti stiker sumbangan di kotak amal dengan stiker kode QR miliknya yang sudah didesain sedemikian rupa.
Kaspersky menyebut kode QR dapat ditemukan pada banyak hal, mulai dari kemasan makanan hingga pameran museum, dari tagihan utilitas hingga tiket lotre. Orang-orang menggunakannya untuk membuka situs web, mengunduh aplikasi, mengumpulkan poin program loyalitas, melakukan pembayaran dan mentransfer uang, dan bahkan memberi untuk amal.
Menurut Kaspersky, teknologi yang mudah untuk diakses dan praktis ini memberikan kenyamanan bagi banyak orang, termasuk penjahat siber, yang telah meluncurkan berbagai skema berbasis QR. Berikut adalah beberapa kesalahan yang dapat terjadi dari kotak hitam-putih ini.
Apa itu kode QR dan bagaimana penggunaannya?
Ponsel cerdas biasanya memiliki pemindai kode QR bawaan, tetapi siapa pun dapat mengunduh aplikasi yang membaca semua kode QR. Untuk memindai kode QR, pengguna cukup membuka aplikasi pemindai dan mengarahkan kamera ponsel ke kode tersebut. Sering kali, ponsel cerdas akan meminta Anda untuk membuka situs web tertentu atau mengunduh aplikasi.
Pemindai khusus menggunakan sekumpulan kode QR tertentu. Anda mungkin menemukan kode seperti itu pada sebuah pohon bersejarah di taman rekreasi, misalnya, dalam hal ini memindainya dengan aplikasi resmi taman rekreasi dapat memulai tur terpandu, sedangkan pemindai standar hanya akan membuka deskripsi di situs web tempat wisata tersebut.
Selain itu, beberapa aplikasi dapat membuat kode QR untuk memberikan informasi tertentu kepada siapa saja yang memindainya. Misalnya, mereka mungkin menerima nama dan kata sandi jaringan Wi-Fi tamu Anda, atau detail rekening bank.
Bagaimana penjahat siber memanfaatkan kode QR?
Kode QR hanyalah barcode versi yang lebih canggih, namun adakah celah keamanannya? Nyatanya, cukup banyak. Manusia tidak bisa begitu saja membaca kode QR atau memeriksa proses pemindaiannya, maka pengguna hanya dapat mengandalkan integritas penciptanya. Sistemnya sangat mudah untuk dieksploitasi.
Tautan palsu
Kode QR yang dibuat oleh penjahat siber mungkin mengarah ke situs phishing yang terlihat seperti halaman login jaringan sosial atau bank online. Pakar keamanan di Kaspersky menyarankan untuk selalu memeriksa tautan sebelum mengetuk atau mengeklik. Penyerang sering menggunakan tautan pendek, sehingga lebih sulit untuk menemukan yang palsu saat ponsel cerdas meminta konfirmasi.
Skema serupa dapat mengelabui pengguna agar melakukan kesalahan dalam pengunduhan aplikasi, misalnya dengan mengunduh malware. Pada titik itu, malware dapat mencuri kata sandi, mengirim pesan berbahaya ke kontak Anda, dan masih banyak lagi.
Perintah berkode QR
Selain menautkan ke situs web, kode QR mungkin berisi perintah untuk melakukan tindakan tertentu, seperti menambahkan kontak, melakukan panggilan keluarm, membuat draf email dan mengumpulkan baris penerima dan subjek, mengirim teks, membagikan lokasi Anda dengan aplikasi, membuat akun media sosial, menjadwalkan acara kalender, dan menambahkan jaringan Wi-Fi pilihan dengan kredensial untuk koneksi otomatis.
Kemampuan luas itu membuat kode QR siap dan sangat mudah untuk dimanipulasi. Misalnya, penipu online dapat menambahkan info kontak mereka ke buku alamat Anda dengan nama "Bank" untuk memberikan kredibilitas pada panggilan yang mencoba mengelabui Anda.
Bagaimana penjahat siber menutupi kode QR?
Agar pelaku kejahatan siber dapat melancarkan aksinya menggunakan kode QR, mereka harus membujuk Anda untuk memindainya terlebih dahulu. Untuk melakukan itu, mereka memiliki beberapa trik.
- Sumber berbahaya. Pelaku kejahatan siber dapat menempatkan kode QR dengan tautan ke kreasi mereka di situs web, di banner, di email, atau bahkan di iklan di sebuah kertas. Intinya adalah membuat korban mengunduh aplikasi berbahaya. Dalam banyak kasus, logo Google Play dan App Store ditempatkan di samping kode untuk menambah kredibilitas.
- Substitusi/pengganti. Bukan hal yang aneh bagi pelaku kejahatan siber untuk menunggangi reputasi pihak yang sah, mengganti kode QR asli pada poster atau tanda dengan yang palsu.
Kebetulan, kerusakan kode QR tidak terbatas pada penjahat siber, aktivis sosial yang tidak bermoral mulai menggunakan substitusi kode QR untuk menyebarkan narasi kepentingan mereka. Di Australia, misalnya, seorang pria baru-baru ini ditangkap karena diduga merusak kode QR pada tanda check-in di pusat Covid-19 sehingga mereka mengarahkan pengunjung ke situs anti vaksinasi.
Bagaimana Cara Menghindari Bahaya Yang Dapat Ditimbulkan Dari Kode QR
Demi keamanan, ikuti beberapa aturan sederhana saat menggunakan kode QR:
• Jangan memindai kode QR dari sumber yang jelas mencurigakan;
• Perhatikan tautan yang ditampilkan saat memindai kode. Berhati-hatilah jika URL telah dipersingkat, karena dengan kode QR, tidak ada alasan kuat untuk mempersingkat tautan apa pun. Alih-alih, sebaiknya gunakan mesin telusur atau toko resmi untuk menemukan apa yang Anda cari;
• Lakukan pemeriksaan fisik cepat sebelum memindai kode QR pada poster atau tanda untuk memastikan kode tidak ditempelkan di atas gambar asli;
• Gunakan program seperti Kaspersky's QR Scanner (tersedia untuk Android dan iOS) yang memeriksa kode QR untuk konten berbahaya.
Kode QR juga dapat menyimpan informasi berharga seperti nomor tiket elektronik, jadi sebaiknya jangan pernah memposting dokumen dengan kode QR di media sosial.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.