Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Mahasiswa Indonesia Menjalani Puasa Ramadan di Perbatasan Eropa-Asia

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Rahmat di perbatasan benua Eropa-Asia, Yekaterinburg, Rusia. Dok.Pribadi
Rahmat di perbatasan benua Eropa-Asia, Yekaterinburg, Rusia. Dok.Pribadi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi umat muslim, menjalani ibadah puasa Ramadan di negeri orang pastinya memiliki tantangan tersendiri. Mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Rusia, Rahmat Syahid Suraya, menceritakan pengalamannya berpuasa di negara yang sedang berkonflik dengan Ukraina itu.

Rahmat merupakan kandidat doktor program Political Sciences and Area Studies di Ural Federal University. Kampusnya terletak di Yekaterinburg, kota yang berada di perbatasan Eropa dan Asia. Di kota tersebut, iklimnya lebih dingin dari ibu kota Rusia, Moskow karena terletak di bentang pegunungan Ural. 

Rahmat becerita, waktu berpuasa di sana sekitar 16 jam. Ia biasa sahur pukul 3 pagi. Waktu imsak atau mendekati Subuh dimulai sekitar pukul 4.30 pagi dan saat berbuka puasa Magrib pukul 19.30. Menurut dia, waktu sahur buka puasa di Yekaterinburg maju empat menit setiap harinya. 

“Di Yekaterinburg itu setiap hari maju empat menit. Jadi, majunya empat menit dan waktu berbukanya mundur empat menit. Apalagi musimnya kan musim semi, itu akan mundur terus sampai musim panas. Magrib bisa jam 22 atau 22.30 malam. Dan jam 3 pagi itu sudah sunrise," katanya kepada Tempo.

Jarak Masjid yang Jauh hingga Sulit Mencari Makanan Halal

Tak hanya waktu puasa yang panjang, sulitnya mencari makanan halal juga menjadi tantangan sendiri bagi Rahmat. Di kota Rahmat tinggal, makanan halal jarang ditemui. “Makanan halal juga sedikit. Karena di sini juga ada sertifikasi dan itu yang bikin mahal," ujarnya.

Makanan halal biasa dia temukan di mall dan supermarket. Ada juga yang berjualan daging ayam dengan logo halal. Untuk daging sapi, Rahmat memilih membeli dari penjual asal negara-negara mayoritas muslim seperti Tajikistan, Kazakhstan, dan Uzbekistan.

Makanan pokok yang biasanya disajikan di sana adalah plov, hidangan nasi dengan daging. Selain plov, Rahmat terkadang menggabungkan nasi dengan grechka, yaitu gandum yang dimasak. “Biasanya di mall ada tempat sendiri. Itu yang buat muslim, jadi ada logo halalnya,” ujarnya. 

Di Rusia, kata Rahmat, tak seperti di Indonesia yang masyarakatnya banyak berjualan takjil menjelang berbuka.  Dia biasanya menyiapkan makanan sendiri atau berbuka di masjid yang menyediakan takjil. Namun, tak banyak masjid di Yekaterinburg.

“Di daerah dekat kampus saya, masjidnya jauh. Kalau mau jalan kaki sekitar 48 menit, hampir satu jam. Kalau naik transportasi bus, itu akan berhenti di terminal terdekat tapi harus jalan lagi 10 menit,” katanya.

Di masjid tersebut, salat tarawih dilakukan 20 rakaat. Dimulai pukul 21.30, salat tarawih di sana bisa selesai pada tengah malam sekitar pukul 1.30. “Tarawihnya bisa sampai jam 12 malam lewat karena 20 rakaat dan panjang-panjang surahnya. Jadi, kadang-kadang mahasiswa yang datang ke masjid itu cuma buat buka puasa,” ucapnya.

Meski begitu, masjid tetap ramai dikunjungi. Hal ini karena masjid yang biasa Rahmat datangi merupakan satu-satunya masjid dalam radius lima kilometer di distrik Kirovsky.

Rahmat menyebut bahwa di kampusnya tidak ada tempat khusus untuk beribadah. Terkadang, dia harus berjalan 10 menit dari kampus ke asrama untuk salat atau menggabungkan salat sebelum ke kampus. “Jadi, kadang saya jamak salatnya. Misalnya saya ke kampusnya siang, saya jamak sekalian Asar,” ungkapnya.

Menurut Rahmat, banyak tantangan muslim di Rusia untuk menjalankan ibadah puasa. “Di sini banyak alasan untuk enggak usah beribadah. Enggak ada takjil dan lainnya. Lingkungannya enggak ada bedanya antara puasa sama tidak. Jadi, kuat-kuatin prinsip saja,” tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Luiz Inacio Lula da Silva Sarankan Ukraina dan Rusia Berhenti Bertempur

1 jam lalu

Luiz Inacio Lula da Silva . (AP/Eraldo Peres
Luiz Inacio Lula da Silva Sarankan Ukraina dan Rusia Berhenti Bertempur

Luiz Inacio Lula da Silva menilai kalau jalan terbaik untuk keluar dari perang Ukraina adalah Kyev dan Moskow berhenti bertempur.


Update Rusia Ukraina: Biden Janji ke Zelensky Kirim Rudal Jarak Jauh

19 jam lalu

Presiden AS Joe Biden berbincang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di sela KTT G7 di Hiroshima, Jepang, 21 Mei 2023. REUTERS/Jonathan Ernst
Update Rusia Ukraina: Biden Janji ke Zelensky Kirim Rudal Jarak Jauh

Zelensky dijanjikan oleh Biden mendapat bantuan rudal jarak jauh untuk perang melawan Rusia.


Ingin Kembali ke Rusia, Eks Komandan Wagner Ditangkap Norwegia

21 jam lalu

Andrei Medvedev, mantan komandan kelompok tentara bayaran Wagner Rusia berpose saat wawancara di Oslo, Norwegia, 1 Februari 2023. REUTERS/Janis Laizans
Ingin Kembali ke Rusia, Eks Komandan Wagner Ditangkap Norwegia

Seorang eks komandan Wagner yang membelot ke Norwegia, ditangkap saat akan kembali ke Rusia.


EKSKLUSIF: Kisah Fauzan, WNI yang Jadi Pemantau Pemilu Rusia di Ukraina

22 jam lalu

Suasana di salah satu tempat pemungutan suara di wilayah Donetsk, Ukraina. Rusia melakukan pemilihan umum di empat wilayah termasuk Donetsk. DOK: FAUZAN AL RASYID
EKSKLUSIF: Kisah Fauzan, WNI yang Jadi Pemantau Pemilu Rusia di Ukraina

Fauzan Al Rasyid, seorang WNI, termasuk salah satu dari 34 nama yang menjadi pemantau Pemilu di empat wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.


Impor Pupuk Rusia ke Polandia Mulai Naik

1 hari lalu

Valery Danilenko, memeberikan pupuk pada tanamannya saat berada diperkebunan mentimun di Desa Tes, Siberia, Rusia, 21 Mei 2016. Danilenko memupuk mentimun yang akan dijualnya saat musim panen. REUTERS/Ilya Naymushin
Impor Pupuk Rusia ke Polandia Mulai Naik

Setelah sempat mengalami penurunan, impor pupuk Rusia ke Polandia kembali mengalami kenaikan.


AS, Korea Selatan dan Jepang Makin Cemas soal Kerja Sama Militer Rusia-Korea Utara

1 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un selama pertemuan di Kosmodrom Vostochny di wilayah Amur timur jauh, Rusia, 13 September 2023. Sputnik/Mikhail Metzel/Kremlin via REUTERS
AS, Korea Selatan dan Jepang Makin Cemas soal Kerja Sama Militer Rusia-Korea Utara

Menteri luar negeri Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang "benar-benar khawatir" atas kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara


3 Warga Rusia Ditahan di Amerika Serikat

1 hari lalu

ilustrasi penjara
3 Warga Rusia Ditahan di Amerika Serikat

Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat menemui tiga warga negara Rusia yang ditahan oleh Amerika Serikat untuk sejumlah dakwaan.


Rudal Ukraina Hantam Mabes AL Laut Hitam Rusia, Satu Prajurit Hilang

1 hari lalu

Markas besar Armada Laut Hitam Rusia di Sevastopol, Krimea. (Reuters)
Rudal Ukraina Hantam Mabes AL Laut Hitam Rusia, Satu Prajurit Hilang

Sedikitnya sebuah rudal Ukraina menghantam markas besar Angkatan Laut (AL) Laut Hitam Rusia di pelabuhan Sevastopol, Krimea


Pasukan Azerbaijan Kepung Kubu Separatis Nagorno-Karabakh, Penduduk Bersembunyi

1 hari lalu

Evakuasi warga sipil yang dilakukan oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia di lokasi yang tidak diketahui setelah peluncuran operasi militer oleh pasukan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, wilayah yang dihuni oleh etnis Armenia, dalam video yang dipublikasikan pada 20 September 2023. Rusia  Kementerian Pertahanan/Handout melalui REUTERS
Pasukan Azerbaijan Kepung Kubu Separatis Nagorno-Karabakh, Penduduk Bersembunyi

Penduduk Armenia di Nagorno-Karabakh bersembunyi karena khawatir tentara Azerbaijan akan melakukan pembunuhan


Ini Asal Mula Konflik Segitiga Azerbaijan dengan Nagorno-Karabakh dan Armenia

2 hari lalu

Bangunan tempat tinggal dan mobil yang rusak pasca dilancarkannya operasi militer angkatan bersenjata Azerbaijan di kota Stepanakert di Nagorno-Karabakh, wilayah yang dihuni etnis Armenia, 19 September 2023. Siranush Sargsyan/PAN Foto via REUTERS
Ini Asal Mula Konflik Segitiga Azerbaijan dengan Nagorno-Karabakh dan Armenia

Konflik Kaukasus yang melibatkan Azerbaijan dan masyarakat Nagorno-Karabakh mencuat ketika perhatian dunia tercurah ke invasi Rusia di Ukraina