Di Moskow, kota yang berjarak sekitar 1.416 kilometer dari Yekaterinburg, suasana Ramadan tak jauh berbeda. Akira Rizky Rosyadi, mahasiswa S1 Kecerdasan Buatan Russian Technological University mengatakan perubahan yang paling dia rasakan adalah waktu berpuasa.
“Yang berubah itu adalah waktu, karena waktu puasa di sini sekarang sudah mulai menyesuaikan seperti di Indonesia. Sekarang sudah masuk ke musim semi, waktunya lebih cepat. Kalau tiga atau empat tahun yang lalu, puasa bisa 18-20 jam pada Juli. Tetapi, sekarang di sini puasa hanya 13 – 14 jam dimulai dari jam 4 subuh sampai jam 7 malam kurang,” jelasnya.
Akira, mahasiswa S1 Kecerdasan Buatan di Russian Technological University. Dok. Pribadi
Akira bercerita di Moskow jumlah masjid lebih banyak dan persebarannya lebih merata. Dia mengatakan ada empat masjid besar di Moskow. Selama Ramadan, masjid tersebut membagikan takjil dan menggelar salat tarawih.
Di kampus Akira, mahasiswa muslim harus membagi waktu antara perkuliahan dan ibadah, Terlebih bagi mereka yang masih berada di semester awal dan mengambil banyak kelas. Saat sedang kelas, Akira mengatakan mereka harus izin dahulu kepada dosen untuk beribadah atau berbuka puasa.
“Karena Islam bukan agama mayoritas di sini, jadi kami boleh minta izin ke profesornya. Tapi konsekuensinya, contohnya kalau salat Jumat, ya, tidak bisa mengikuti pelajarannya,” ujarnya. “Kalau untuk buka puasa boleh saja (makan di kelas), mereka menghormati orang-orang yang puasa, apalagi di Rusia karena puasanya lama," ujar pria berusia 21 tahun ini.
Lebaran di Rusia
Rahmat dan Akira berniat untuk merayakan Idulfitri di Rusia, di kota mereka masing-masing kuliah. Keduanya berencana untuk menyelesaikan studi di pada Juni dan Juli. Mereka pun tidak pulang ke tanah air untuk Lebaran.
“Di sini rata-rata penduduknya Kristen Ortodoks, jadi untuk libur agama hanya ada Kristen Ortodoks,” terang Akira. Libur ini jatuh pada Januari awal. “Untuk Islam sendiri bukan agama mayoritas, jadinya tidak ada libur waktu Lebaran.”
Akira yang sudah lima tahun di Rusia biasa merayakan Lebaran di masjid atau Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow. Selain menyediakan makanan, KBRI juga menyelenggarakan salat berjamaah dan halal bihalal.
“Kebetulan, di Moskow orang Indonesia jaraknya berjauhan, walaupun di sini mahasiswanya hampir 200. Jadi kami berkumpulnya sekali atau dua kali di KBRI. Momen-momen seperti Idulfitri ini menjadi momen kami temu kangen,” ujarnya.
Pilihan Editor: Penjelasan LLDIKTI III Soal Aturan Penilaian Angka Kredit yang Diprotes Dosen