TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat di Desa Sigapokna, Kecamatan Siberut Barat, masih bertahan di tenda pengungsian menyusul gempa dengan magnitudo 6,9 yang mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai pada Selasa, 25 April 2023 pukul 03.00 WIB.
“Informasi dari kepala dusun, masyarakat masih bertahan di pengungsian hingga saat ini dengan lokasi berbeda-berbeda. Goncangan gempa tersebut sangat besar, ada sekitar 30 detik lebih durasi guncangannya,” kata Kepala Desa Sigapokna Elias Piau saat dihubungi Tempo Selasa.
Elias mengatakan Desa Sigapokna sangat dekat dengan Kepulauan Nias, Sumatra Utara, dan pusat gempa, dan masyarakat merasa akan lebih aman untuk bertahan di tenda pengungsian. “Masyarakat masih bertahan di tenda pengungsian. Ada juga yang turun ke bawah untuk melihat kondisi rumah dan barang, tetapi naik lagi ke lokasi pengusian,” katanya.
“Masyarakat kami ada sekitar 200 kepala keluarga lebih yang tersebar di tujuh dusun, yaitu Dusun Tiniti, Pilionan, Sikuran, Toktuk, Muara Sigep, Labuhan Bajau Utara dan Labuhan Bajau Selatan,” ujarnya.
Selain itu, masyarakat di Sigapokna saat ini mengungsi menggunakan alat seadanya, karena belum ada tenda pengungsian yang disediakan oleh pemerintah. “Kami pernah mengajukan pembangunan tenda pengungsian, tetapi sampai saat belum ada realisasinya dari pemerintah,” ucapnya. “Ya masyarakat membuat tenda sendiri dari terpal atau mengungsi di pondok-pondok di atas bukit,” ujarnya.
Menurutnya, sampai saat ini belum ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, namun pemerintah desa menyediakan logistik berupa gula dan roti. “Bantuan belum ada, tetapi kami mencoba seadanya memberikan bantuan kepada masyarakat,” ucapnya. “Kalau untuk makanan seperti beras itu dibawa oleh masyarakat dari rumah masing-masing."
Dia menerangkan, rencana dari masyarakat akan bertahan di tenda pengungsian hingga dua atau tiga hari ke depan untuk mengantisipasi jika terjadi gempa susulan. “Ya kami menganjurkan kepada kepala dusun agar tetap bertahan terlebih dahulu,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, Handoko, yang saat ini berada di Sigapokna, mengatakan tidak ada rumah warga yang rusak dan korban jiwa.
“Saya kebetulan berada di Sigapokna karena istri orang rumahnya di sini. Kondisi di Sigapokna sekarang masih hujan. Rumah tidak ada yang rusak, cuma barang elektoronik hancur karena guncangan besar,” katanya.
Handoko berharap partisipasi dari pemerintah untuk mendirikan tenda pengungsian di Sigapokna dan memberikan bantuan berupa logistik. “Masyarakat berharap ada tenda siap pasang dan posko pengungsian,” pungkasnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.