Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Guru Besar Undip Dipecat dari RS Kariadi: Dijauhkan dari Ruang Pasien, Ajar Dokter Jalan Terus

image-gnews
Zainal Muttaqin. Youtube/ SMC RS Telogorejo
Zainal Muttaqin. Youtube/ SMC RS Telogorejo
Iklan

TEMPO.CO, Semarang - Guru Besar Bidang Kedokteran di Universitas Diponegoro, Zainal Muttaqin, mengungkap perubahan rutinitas hariannya pasca-dipecat sebagai dokter mitra di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Kota Semarang. Dipecat per 5 April 2023 lalu, dokter spesialis bedah saraf ini dikenal oleh sikap kritisnya selama ini terhadap kebijakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang disampaikannya lewat artikel opini di sejumlah media online.   

Zainal mengungkapkan kalau biasa setiap pagi berangkat ke RS Kariadi untuk menangani pasien dan mengajar dokter yang menjalani pendidikan di rumah sakit milik Kementerian Kesehatan tersebut. "Saya sudah masuk RS Kariadi sejak 1995," katanya saat ditemui di kediamannya pada 27 April 2023.

Dalam kontraknya dengan RSUP dr Kariadi, Zainal berstatus dokter mitra. Dia menjelaskan, status dokter mitra itu berbeda dengan rumah sakit swasta. Di RSUP dr Kariadi dia mendidik ratusan dokter muda maupun spesialis serta melayani pasien. 

Pria berusia 65 tahun ini mengklaim, selama 28 tahun usia kontraknya itu hingga kini, sudah lebih dari 1.500 dokter umum yang pernah diajarnya. "Terus dokter spesialis bedah lebih dari 550 orang dan 550 orang lebih spesialis saraf," kata Zainal.

Kata Zainal, dia merupakan dokter pertama di Indonesia yang mendalami bedah saraf terhadap pasien epilepsi. Sejak menekuni spesialisasi tersebut mulai 2000 hingga Desember 2022 lalu, dia mengaku telah mengoperasi 900 pasen epilepsi. "Kasus epilepsi yang saya operasi tiap bulan lima sampai enam orang," ujarnya.

Kini, setelah dipecat 5 April lalu, Zainal tak lagi bisa melayani pasien. Dia hanya menjalankan tugasnya sebagai dokter pendidik di Fakultas Kedokteran Undip yang bekerja sama dengan RSUP dr Kariadi. Artinya, tetap mengajar tetapi itu pun hanya di ruangan kelas. "Kegiatan saya yang berhenti di ruang pasien, mulai dari klinik sampai kamar bedah," tuturnya.

Termasuk dia tak bisa melayani pasien-pasien epilepsi tersebut lagi di RSUP dr Kariadi. Padahal antrean pasen epilepsi yang rencananya akan dia operasi sudah terentang sampai satu tahun ke depan. Mereka, menurut Zainal, merupakan penderita epilepsi yang sulit ditangani menggunakan obat.

"Saat ini di Indonesia yang mempunyai kompetensi itu hanya lima orang dan anak didik saya," kata dia menambahkan.

RSUP. Dr. Kariadi Semarang. rskariadi.co.id

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Zainal mengungkap mendapat tawaran untuk bisa tetap bekerja sebagai dokter mitra secara penuh, asalkan stop menulis artikel opini seperti yang selama ini dikerjakannya. Setidaknya mengirimkan bakal artikel itu ke Komite Etik RSUP dr Kariadi sebelum mempublikasikannya. "Saya tolak," ucapnya.

Menurut Zainal, dalam beberapa tulisan dia mengingatkan, jika Kementerian Kesehatan menangani urusan kedokteran dari hulu ke hilir akan berpotensi terjadi korupsi. Dia menyebut, kekhawatirannya itu bukan tanpa alasan lantaran pernah terjadi pada medio 1975-1985 lalu. 

Hingga artikel ini ditayangkan, permintaan Tempo.co untuk tanggapan dari RS Kariadi mulai dari pemecatan sampai dampaknya terhadap para pasien tak kunjung berbalas.

Pilihan Editor: Rusia Dipastikan Akan Bertahan di ISS hingga 2028


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

1 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.


Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

4 hari lalu

Aktivis perempuan termasuk dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar aksi Kampus Menggugat dalam peringatan Hari Kartini di Balairung UGM Yogyakarta Minggu 21 April 2024. Dok.istimewa
Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.


Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

5 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

Unas membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) dugaan pencatutan nama dalam publikasi jurnal internasional yang diduga melibatkan Kumba Digdowiseiso.


Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

5 hari lalu

Satria Unggul Wicaksana Dosen UM Surabaya. um-surabaya.ac.id
Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

Koordinator KIKA, Satria Unggul, mengatakan bahwa keputusan yang jadi pilihan Kumba Digdowiseiso harus dihormati.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Guru Besar Unpad Sebut Kasus Kumba Digdowiseiso Puncak Gunung Es: Masalah Sistemik

7 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Guru Besar Unpad Sebut Kasus Kumba Digdowiseiso Puncak Gunung Es: Masalah Sistemik

Kata Guru Besar Unpad soal kasus Kumba.


Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

7 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.


KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

7 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

Nadiem diharapkan bisa mengambil tindakan tegas.


BINUS University Kukuhkan Prof. Ngatindriatun Sebagai Guru Besar, Gagas Smart Farming 5.0

7 hari lalu

BINUS University Kukuhkan Prof. Ngatindriatun Sebagai Guru Besar, Gagas Smart Farming 5.0

Kegiatan tridharma perguruan tinggi dalam ketahanan pangan khususnya pengembangan Smart Farming 5.0 harus menyatukan keilmuan multidisipliner klaster ekonomi, pertanian dan teknik.


Kumba Digdowiseiso Publikasi 160 Jurnal di 2024, KIKA Duga Ada Praktik yang Salah

7 hari lalu

Satria Unggul Wicaksana Dosen UM Surabaya. um-surabaya.ac.id
Kumba Digdowiseiso Publikasi 160 Jurnal di 2024, KIKA Duga Ada Praktik yang Salah

KIKA meragukan gelar guru besar yang disematkan kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional (Unas) Kumba Digdowiseiso