Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apakah Megalodon masih Hidup saat Ini?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Megalodon. (wikimedia commons)
Ilustrasi Megalodon. (wikimedia commons)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSelama jutaan tahun, megalodon memegang takhta sebagai raja lautan. Hiu tersebut adalah ikan maupun predator laut paling besar yang pernah hidup dengan gigi seukuran tangan manusia (18 sentimeter). Panjang tubuhnya 15–18 meter, sekitar 3 kali ukuran hiu putih saat ini atau mirip hiu paus terbesar yang mencetak rekor di angka 18,8 meter.

Hiu megalodon memiliki nama ilmiah Otodus megalodon (dahulu dikenal sebagai Carcharodon atau Carcharocles megalodon) yang berarti “si gigi besar”. Menurut London’s Natural History Museum pada situs web nhm.ac.uk, fosil megalodon paling tua berusia sekitar 20 juta tahun. Mereka mendominasi lautan selama 13 juta tahun berikutnya hingga punah sekitar 3,6 juta tahun yang lalu.

Namun, sampai saat ini masih menjadi perdebatan apakah megalodon sudah benar-benar punah atau justru bersembunyi di balik gelapnya samudra.

Melansir dari popsci.com, banyak mitologi tentang megalodon yang menyatakan kalau predator raksasa tersebut kini sedang berada di suatu tempat di dasar laut. Gagasan itu datang dari karya dokumenter semu (pseudo-documentary) yang bergantung pada fakta bahwa sebagian besar laut Bumi belum dijelajahi.

Semasa hidupnya, megalodon beradaptasi dengan lokasi tropis dan subtropis yang hangat di seluruh dunia. Spesies itu tersebar luas sehingga gigi megalodon ditemukan di setiap benua kecuali Antartika.

Ketika periode Pliosen datang, Bumi mengalami fase pendinginan global. Para ilmuwan berpendapat bahwa sepertiga dari semua hewan laut besar, termasuk 43 persen penyu dan 35 persen burung laut, punah saat suhu mendingin. Jumlah organisme di dasar rantai makanan anjlok dan mengakibatkan efek domino kepada predator.

Megalodon pun kekurangan makanan sebab mangsa mereka punah lebih awal akibat pendinginan suhu laut atau pindah ke tempat yang tidak bisa diikuti oleh hiu. Di sisi lain, habitat megalodon juga hilang secara signifikan karena sangat bergantung pada perairan tropis.

Mereka pun biasa melahirkan anak di dekat pantai. Perairan yang dangkal menjadi tempat perlindungan bagi bayi megalodon dari pemangsa di air terbuka. Ketika es terbentuk di kutub serta permukaan laut turun, tak ada lagi tempat bagi megalodon untuk melahirkan dan menjaga anak-anak mereka.

Sebuah studi pada 2022 mengungkap, persaingan dengan hiu putih dalam upaya mendapatkan makanan mungkin juga berkontribusi pada kepunahan megalodon. Itu ditunjukkan oleh fosil gigi megalodon dan hiu putih yang jenis mangsanya tampak serupa.

Bagaimana jika Megalodon Ternyata belum Punah?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan apa yang ilmu pengetahuan ketahui tentang adaptasi biologis, tidak banyak hewan yang bisa menghilang begitu saja di laut dalam. Kalaupun megalodon masih hidup di suatu titik samudra, bentuknya tentu tidak akan seperti dahulu lagi. Ia akan sangat berbeda dengan gambaran modern.

Sebagai contoh, megalodon harus mengubah pola metabolismenya yang rakus. Kelangkaan makanan cenderung membuat organisme berevolusi menjadi bentuk yang lebih kecil dan efisien. Itu sebabnya banyak hiu yang di dasar laut relatif lamban dan ramping.

Ilmuwan laut Craig McClain dari University of Louisiana mengatakan, masih ada secercah kemungkinan meskipun gagasan tentang makhluk purba yang tinggal di dasar laut sangat mustahil. Misalnya pada 1938, para ahli biologi mengidentifikasi kehidupan spesies ikan coelacanth yang diduga punah 65 juta tahun lalu.

Pendapat Lain

Walakin, mayoritas ahli paleontologi tetap hampir yakin bahwa megalodon sudah benar-benar punah tidak berenang di laut modern saat ini. Seperti kata Emma Bernard—kurator koleksi fosil ikan dari Natural Museum History—andai memang megalodon masih hidup di laut, para ilmuwan pasti segera mengetahuinya.

Megalodon bakal meninggalkan bekas gigitan pada hewan laut besar lainnya. Gigi mereka juga akan terus mengotori dasar laut dalam jumlah puluhan ribu. Belum lagi sebagai spesies air hangat, megalodon tidak akan mampu bertahan hidup di perairan dalam yang dingin.

Lantas, jika bertanya apakah megalodon masih hidup saat ini, jawabannya sangat bergantung kepada siapa pertanyaan itu diajukan.

Pilihan editor: Mengenal Ikan Siluk, Ikan Eksotis Asal Indonesia yang Dulu Jadi Ikan Konsumsi

SYAHDI MUHARRAM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Serba-serbi Film Meg 2: The Trench

3 Agustus 2023

Meg 2. Tix.id
Serba-serbi Film Meg 2: The Trench

Film Meg 2: The Trench sekuel dari film The Meg tahun 2018


Atta Halilintar Beli Sapi Kurban Hampir 1,2 Ton, Minta Bantuan Ini ke Netizen

28 Juni 2022

Atta Halilintar membeli sapi megalodon seberat 1,194 ton. Foto: Instagram Atta Halilintar.
Atta Halilintar Beli Sapi Kurban Hampir 1,2 Ton, Minta Bantuan Ini ke Netizen

Atta Halilintar mengatakan sapi megalodon yang dibelinya menjadi rebutan banyak orang termasuk para figur publik.


Studi Baru Ungkap Bentuk Tubuh Hiu Terbesar Megalodon

8 Februari 2022

Rekonstruksi Megalodon skala penuh dan satu set gigi di Museo de la Evolucin de Puebla di Meksiko. (Luis Alvaz)
Studi Baru Ungkap Bentuk Tubuh Hiu Terbesar Megalodon

Secara tradisional, para peneliti telah memodelkan tubuh Megalodon pada hiu putih besar modern.