Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rekomendasi Tempat Saat Liburan Sekolah, Coba ke Observatorium Bosscha yang Kembali Dibuka

image-gnews
Teleskop refraktor ganda Zeiss dalam kubah pengamatan yang ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Teleskop refraktor ganda Zeiss dalam kubah pengamatan yang ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Liburan sekolah telah tiba. Mengisi waktu bersama anak dengan hal bermanfaat patut dicoba. Misalnya, berkunjung ke Observatorium Bosscha. Ada berbagai kegiatan positif yang bisa dilakukan di sana, memberi pengalaman kepada anak menggunakan teleskop raksasa yang bisa mengamati benda antariksa. 

Melalui teleskop raksasa, benda langit tidak sulit dilihat mata. Anak bisa merasakan sensasi melihat planet, atau bulan dari jarak dekat. Anak juga bisa melihat bagaimana para peneliti bekerja, mengamati langit dari observatorium tertua di Indonesia ini. Setelah lebih dari satu tahun ditutup akibat pandemi COVID-19, Observatorium Bosscha, akhirnya kembali dibuka untuk publik. Dengan adanya keputusan ini, penggemar astronomi dan pecinta bintang dapat kembali menikmati pengalaman unik dalam mengamati langit malam yang menakjubkan.

Terletak di Jalan Peneropongan No. 4, Lembang, Bandung, Jawa Barat, observatorium yang didirikan pada tahun 1928 ini menjadi salah satu yang terbaik di Asia Tenggara. Saat ini, observatorium yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda itu dikelola oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).

Menurut sumber dari situs resmi Observatorium Bosscha, langkah pembukaan kembali kunjungan publik ini dilakukan setelah melalui evaluasi dan persiapan yang matang. 

Observatorium Bosscha memiliki fasilitas teropong bintang yang sangat memukau. Teropong bintang Zeiss dan Grubb yang dimiliki oleh observatorium ini memungkinkan pengunjung melihat bintang-bintang, planet, serta fenomena langit lainnya dengan jelas dan detail. Pengalaman mengamati langit malam dengan bantuan teropong ini akan menjadi momen yang tak terlupakan untuk anak.

Selain itu, Observatorium Bosscha juga memiliki beberapa kegiatan menarik yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Di antaranya adalah "Night Sky Observation" yang mengajak pengunjung untuk melihat langit malam secara langsung dengan panduan dari ahli astronomi. Acara ini memberikan wawasan mendalam tentang benda-benda langit dan fenomena alam semesta yang menakjubkan.

Dalam sumber yang diambil dari akun Instagram Observatorium Bosscha, pengumuman pembukaan kembali kunjungan publik ini mendapat respons positif dari penggemar astronomi dan masyarakat umum. Banyak yang mengungkapkan kegembiraan mereka untuk dapat kembali mengunjungi dan mengamati keindahan alam semesta dari Observatorium Bosscha.

Dengan pembukaan kembali Observatorium Bosscha untuk kunjungan publik, diharapkan dapat memberikan inspirasi dan meningkatkan minat masyarakat terhadap ilmu pengetahuan astronomi. 

Tempat ini tidak hanya menjadi tempat wisata yang menarik, tetapi juga sebagai sarana edukasi dan pengembangan pengetahuan tentang alam semesta. Bagi Anda yang tertarik untuk mengunjungi Observatorium Bosscha, kunjungan dapat dilakukan dengan melakukan reservasi terlebih dahulu melalui situs resmi mereka di bosscha.itb.ac.id

Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mengeksplorasi keindahan langit malam dan memperdalam pemahaman tentang astronomi dan alam semesta di Observatorium Bosscha yang kembali dibuka.

Pilihan Editor: Berlibur ke Bandung, Coba ke Saung Angklung Udjo, Dijamin Bisa Main Orkestra

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mahasiswi ITB Ditemukan Meninggal di Kos, Ini Penjelasan Kampus

1 jam lalu

Ilustrasi Orang Meninggal. shutterstock.com
Mahasiswi ITB Ditemukan Meninggal di Kos, Ini Penjelasan Kampus

Kimberly Tanus, mahasiswi ITB ditemukan meninggal di tempat kosnya, Selasa, 1 Oktober 2024.


Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

18 jam lalu

Pengunjung menyaksikan meteor melesat melintasi langit saat hujan meteor Perseid tahunan di Migra l-Ferha, di luar kota Rabat, Malta, 13 Agustus 2024.  REUTERS/Darrin Zammit Lupi
Ini Fenomena Astronomi Selama Oktober, dari Hujan Meteor hingga Perburuan Komet Tsuchinshan-ATLAS

Sejumlah fenomena astronomi menarik bakal muncul sepanjang Oktober. Selain tiga hujan meteor, juga ada perburuan komet.


Astronom Temukan Calon Bumi 8 Miliar Tahun Mendatang

1 hari lalu

Ilustrasi Bumi dan bulan yang mengorbit bintang kerdil putih. (Kredit: Giuseppe Parisi/Livescience)
Astronom Temukan Calon Bumi 8 Miliar Tahun Mendatang

Sistem planet yang jauh ini pertama kali diamati oleh para astronom pada tahun 2020.


Cerita Tim ITB Bantu Pengembangan Desa Wisata di Merauke

3 hari lalu

Desa Nggayu, distrik Ulilin, Merauke, Papua Selatan. (itb.ac.id)
Cerita Tim ITB Bantu Pengembangan Desa Wisata di Merauke

Tim ITB dan pengurus Kampung Nggayu berharap kerja sama ini dapat berlanjut agar dapat menjadi desa wisata unggul di timur Indonesia.


ITB Disorot Akibat Wajibkan Kerja Paruh Waktu Bagi Mahasiswa Penerima Beasiswa UKT, Profil Rektor ITB Reini Wirahadikusumah

4 hari lalu

Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah, Ph.D. (ANTARA/HODok Humas ITB)
ITB Disorot Akibat Wajibkan Kerja Paruh Waktu Bagi Mahasiswa Penerima Beasiswa UKT, Profil Rektor ITB Reini Wirahadikusumah

ITB mewajibkan mahasiswa penerima beasiswa UKT kerja paruh waktu untuk kampus. Berikut profil Rektor ITB Reini Wirahadikusumah.


Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

4 hari lalu

Komet Tsuchinshan-ATLAS, atau Komet A3. Instagram/Adrianksb/Boscha
Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

Penampakan komet akan hilang dan muncul lagi April mendatang. Asteroid mini baru saja menjadi bulan kedua untuk Bumi.


Polemik Wajib Kerja Mahasiswa ITB di Kampus, Alumni Minta Transparansi Perjanjian

5 hari lalu

Mahasiswa ITB berorasi di depan Gedung   Rektorat terkait isu kewajiban kerja paruh waktu bagi mahasiswa calon dan penerima beasiswa keringanan uang kuliah, Kamis, 26 September 2024. TEMPO/Anwar Siswadi
Polemik Wajib Kerja Mahasiswa ITB di Kampus, Alumni Minta Transparansi Perjanjian

Ikatan Alumni meminta ITB melakukan sosialisasi tentang kerja paruh waktu di kalangan mahasiswa dan transparan dalam perjanjian penerima beasiswa.


Asal Usul Aturan Mahasiswa Beasiswa ITB Wajib Kerja Paruh Waktu

5 hari lalu

Puluhan mahasiswa ITB berunjuk rasa ke Gedung  Rektorat menuntut pencabutan kewajiban kerja paruh waktu bagi mahasiswa calon dan penerima beasiswa keringanan uang kuliah, Kamis, 26 September 2024. TEMPO/Anwar Siswadi
Asal Usul Aturan Mahasiswa Beasiswa ITB Wajib Kerja Paruh Waktu

Mahasiswa beasiswa di ITB dianjurkan berkontribusi bekerja paruh waktu, begini aturannya.


Alumni Seni Rupa ITB 2004 Gelar Pameran Interaktif Ourchetype

5 hari lalu

Ourchetype dirancang dari teori psikologi Jung tentang diri dan interaksinya dengan orang lain.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Alumni Seni Rupa ITB 2004 Gelar Pameran Interaktif Ourchetype

Menurut Creative Director Ourchetype Andi Abdulqodir, pameran ini memberikan ruang bagi pengunjung agar dapat menyelami dirinya.


Cerita Mahasiswa ITB soal Kerja Paruh Waktu di Kampus

7 hari lalu

Ilustrasi kampus ITB (Institut Teknologi Bandung). FOTO/ISTIMEWA
Cerita Mahasiswa ITB soal Kerja Paruh Waktu di Kampus

Sesar Intan, mahasiswi Seni Rupa ITB dari Studio Lukis angkatan 2021 bercerita soal kerja paruh waktu sebagai asisten dosen