TEMPO.CO, Jakarta - Gempa bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi , patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Kekuatan gempa bumi akibat aktivitas gunung api dan runtuhan batuan relatif kecil. Bagaimana dengan gempa susulan?
Proses Gempa Bumi
Lempeng samudera yang rapat massanya lebih besar ketika bertumbukkan dengan lempeng
benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan
mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerak itu
menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan zona patahan.
Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses ini menimbukan getaran partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempa bumi.
Akibat Gempa Bumi
Akibat utama gempabumi adalah hancurnya bangunan-bangunan karena goncangan tanah.
Jatuhnya korban jiwa biasanya terjadi karena tertimpa reruntuhan bangunan, terkena longsor,
dan kebakaran. Jika sumber gempabumi berada di dasar lautan maka bisa membangkitkan
gelombang tsunami yang tidak saja menghantam pesisir pantai di sekitar sumber gempa
tetapiJuga mencapai beberapa km ke daratan.
Apa itu Magnitudo Gempa
Magnitudo merupakan ukuran kekuatan gempa bumi yang dapat menggambarkan besarnya energi yang dilepaskan pada saat gempa bumi terjadi. Apabila sebuah gempa bumi kekuatannya besar, maka energi yang dilepaskan juga besar sehingga daya perusaknya juga besar. Bentuk energi yang dilepaskan meliputi energi deformasi dan energi gelombang. Energi deformasi dapat
dilihat pada perubahan bentuk volume sesudah terjadi gempa bumi, seperti tanah
naik, tanah turun, pergeseran batuan, dan lain – lain
Apa itu Gempa Susulan
Gempa susulan adalah gempa bumi yang terjadi di wilayah yang sama dengan gempa utama tetapi memiliki magnitudo yang lebih kecil.
Pada umumnya gempa bumi merusak diikuti oleh aktifitas gempa susulan yang membentuk pola tertentu.Setiap gempa tektonik dangkal (<100 km) selalu diikuti dislokasi atau patahan yang mengganggu di sekelilingnya, sehingga muncul gempa susulan atau gempa baru di sepanjang patahan tersebut.
Gempa susulan yang dirasakan dapat dinyatakan secara umum patahan lokal pada
lapisan permukaan bumi. Bila dimulai patahan besar pada kedalaman tertentu dari
permukaan, bagian terbanyak dari pengumpulan tegangan energi yang dilepaskan terdapat pada gempa utama (Mogi, 1963). Hal ini serentak dengan terjadinya pada daerah patahan di antara fokus gempa bumi dengan permukaan.
Banyak sekali tegangan sisa yang umumnya tertinggal di dalam dan di sekitar
daerah patahan tersebut serta adanya tegangan konsentrasi yang tinggi di
sekitarnya. Hal yang akan terjadi adanya beberapa retakan dan patahan lokal, yang mana tegangan rata – rata di daerah ini menurun saat terjadi gempa utama dengan berkurangnya energi terhadap waktu dan tegangan konsentrasi setempat pada suatu titik tidak tetap.
Akibat tegangan sisa yang tersimpan maka pada saat tertentu masih ada energi
yang dilepaskan berupa gempa susulan dengan kekuatan tertentu yang merupakan
proses stabilisasi medan stress ke keseimbangan yang baru setelah pelepasan
energi (stress drop) yang besar pada gempa utama. Lokasi penyebaran sumber gempa
susulan berkaitan langsung dengan luas bidang sesar gempa utama yang bersangkutan.
Tegangan elastis yang keluar merupakan bagian yang terpenting dalam pemakaian
tegangan sisa (Benioff, 1951). Pada kondisi tertentu, mekanisme gempa susulan sedikit
berbeda dengan mekanisme dari pendapat Benioff pada beberapa ketentuan.
Dalam model Benioff, gempa susulan disebabkan oleh pergerakan patahan yang sama yang
ditimbulkan oleh gempa utama.
ESDM.GO.ID | RESEARCHGATE.NET
Pilihan editor : Gempa Susulan Lindu Utama di Yogya Bergetar 60 Kali hingga Senin Pagi Ini