Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Penyakit Antraks: Penyebab, Gejala dan Cara Menanganinya

Reporter

image-gnews
Petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan memeriksa kesehatan mata hewan kurban jelang perayaan Hari Raya Idul Adha di tempat penampungan hewan kurban, Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 15 Juli 2021. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan fisik serta pengambilan sampel darah, feses, dan tanah untuk memastikan tidak adanya penyakit antraks dan kelayakan hewan kurban. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan memeriksa kesehatan mata hewan kurban jelang perayaan Hari Raya Idul Adha di tempat penampungan hewan kurban, Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 15 Juli 2021. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan fisik serta pengambilan sampel darah, feses, dan tanah untuk memastikan tidak adanya penyakit antraks dan kelayakan hewan kurban. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus antraks kembali terdeteksi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) setelah tiga warga dinyatakan meninggal pada Selasa, 4 Juli 2023. Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mencatatkan temuan penyakit yang ditularkan dari hewan ternak ke manusia itu pernah terjadi di Gunungkidul pada 21 Mei sampai 27 Juni 2019. Lantas, sebenarnya apa itu antraks? 

Apa itu Antraks?

Menurut situs resmi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, istilah antraks berasal dari bahasa Yunani yang berarti batu bara. Penyakit antraks bersifat menular akut pada hewan dan manusia yang diakibatkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Serangan bakteri paling sering ditemukan pada hewan pemakan tumbuhan (herbivora) liar maupun ternak. 

Hewan ternak dapat terinfeksi antraks apabila meminum air atau pakan terkontaminasi spora Bacillus anthracis. Ternak penderita dengan mudah menulari ternak lain melalui cairan (eksudat) yang keluar dari tubuh. Cairan itu kemudian bisa mencemari tanah dan menjadi sumber munculnya wabah pada manusia. 

Gejala Antraks

Kambing yang menderita antraks biasanya berada pada tahap per akut atau akut. Pada awalnya, ternak mendadak jatuh, gemetar, sesak napas, kejang, hingga mati dalam kurun waktu beberapa menit atau jam akibat pendarahan otak. Pada kejadian akut, hewan akan mengalami demam tinggi (41,5 derajat Celcius), susah napas, gelisah, deresi, mata menjadi merah tua, selaput lendir mulut, detak jantung cepat tapi lemah dan akhirnya mati. 

Sementara itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), gejala antraks pada manusia berlangsung mulai dari sehari hingga lebih dari dua bulan tergantung jenis infeksi. Pada mulanya, terdapat benjolan kecil terasa gatal, bengkak dan luka kecil (borok) tidak nyeri pada kulit penderita. 

Setelahnya, manusia yang terserang penyakit antraks akan merasakan keluhan pada sistem pernapasan, seperti batuk, sesak napas, demam, dan menggigil. Selain itu, gejalanya meliputi pusing, bingung, mual, muntah, sakit perut, pegal-pegal, berkeringat, dan kelelahan ekstrem. Permasalahan pada sistem pencernaan juga mulai bermunculan, seperti diare dan sakit perut. 

Cara Menangani Antraks

Teknologi pengendalian antraks pada hewan dilakukan dengan vaksinasi. Sedangkan hewan ternak yang terjangkit penyakit bakterial tersebut dapat diobati dengan pemberian antibiotik tetrasiklin atau penisilin dosis tinggi selama 5 hari berturut. Namun, pengobatan kurang efektif apabila ternak dalam kondisi sekarat sehingga berakhir pada kematian. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagi ternak yang sudah mati dan dicurigai membawa bakteri Bacillus anthracis, maka diperlukan pemeriksaan darah dari telinga dan preparat ulas. Bangkai ternak penderita antraks tidak dianjurkan untuk dibedah lantaran spesimen yang telah busuk dan dikeringkan bertahun-tahun dilaporkan masih positif pada uji laboratorium. 

Bangkai ternak harus dibakar atau diberi disinfektan terlebih dahulu sebelum dikubur. Perlakuan tersebut guna mencegah penyebaran antaran semakin luas karena bangkai dimakan oleh hewan atau organisme lain. Selain itu, masyarakat diminta untuk melaporkan ke petugas teknis bidang peternakan dan kesehatan hewan terdekat. 

Pada manusia, tenaga medis juga akan mengobati pasien antraks dengan antibiotik dan antitoksin. Antibiotik berguna untuk mencegah perkembangan penyakit menjadi lebih ganas. Apabila gejala berlangsung serius, maka perlu perawatan di rumah sakit untuk tindakan lebih lanjut, seperti pemberian cairan terus-menerus dan bantuan alat pernapasan. 

Semua jenis infeksi antraks dapat ditangani dengan antibiotik, termasuk pemberian melalui pembuluh darah intravena. Sedangkan antitoksin digunakan untuk mencegah penyebaran dan perkembangbiakan bakteri Bacillus anthracis yang menghasilkan racun. 

NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA (CW) 

Pilihan Editor: Antraks Gunungkidul, Puluhan Warga Positif Bergejala Dipantau 120 Hari

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Memacu Adrenalin Sembari Menikmati Senja Pantai Selatan di Obelix Sea View Yogyakarta

17 hari lalu

Spot The Swings di Obelix Sea View Yogyakarta berlatar Pantai Selatan. (Dok.istimewa)
Memacu Adrenalin Sembari Menikmati Senja Pantai Selatan di Obelix Sea View Yogyakarta

Obelix Sea View Yogyakarta menyuguhkan pemandangan keindahan Pantai Parangtritis dan Samudra Hindia dari ketinggian.


Gunungkidul Siap Pasok Biomassa untuk PLTU Pacitan

17 hari lalu

Petugas menggunakan sepeda berkeliling di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 1 Jatim - Pacitan di Desa Sukorejo, Pacitan, Jawa Timur, Rabu (16/10). PLTU yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu memiliki kapasitas sebesar 2 x 315 Mega Watt untuk mensuplai listrik di Kawasan Jawa - Bali. ANTARA/Dhoni Setiawan
Gunungkidul Siap Pasok Biomassa untuk PLTU Pacitan

Setelah tanaman berumur dua tahun, ranting dan batangnya digunakan sebagai bahan bakar biomassa pada PLTU Pacitan.


4 Hewan Ternak Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca Paling Banyak

26 hari lalu

Dokter hewan dari Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kota Palembang dibantu peternak menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada sapi saat Vaksinasi PMK Hewan Ternak di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 28 Juni 2022. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mendapatkan bantuan 12.200 dosis vaksin PMK dari Pemerintah Pusat yang akan digunakan untuk mengendalikan penyebaran PMK di 17 kabupaten di Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
4 Hewan Ternak Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca Paling Banyak

Sapi adalah hewan ternak penyumbang emisi gas rumah kaca paling banyak. Selain itu ada domba, kambing, babi, dan unggas.


Mengapa Hewan Ternak Meningkatkan Emisi Gas Rumah Kaca?

26 hari lalu

Sapi-sapi di peternakan Ellis, berkeliaran di dekat batang-batang anggur. Foto: Ruth Ellis/ABC
Mengapa Hewan Ternak Meningkatkan Emisi Gas Rumah Kaca?

Hewan ternak berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca karena menghasilkan gas metana dan nitrat oksida.


Menikmati Keindahan Matahari Terbenam dari Ketinggian di Obelix Sea View Yogyakarta

30 hari lalu

Melihat matahari terbenam dari Obelix Sea View Yogyakarta (Instagram/@obelixseaview)
Menikmati Keindahan Matahari Terbenam dari Ketinggian di Obelix Sea View Yogyakarta

Obelix Sea View menarik banyak wisatawan yang ingin melihat keindahan pantai selatan beserta matahari terbenamnya dari atas ketinggian


Sugeng Handoko, Penggerak Desa Wisata Nglanggeran Raih Satyalancana Kepariwisataan 2023

38 hari lalu

Sugeng Handoko, Pengelola Wisata Gunung Api Purba Nglanngeran, Yogyakarta. Foto Dok. Pribadi
Sugeng Handoko, Penggerak Desa Wisata Nglanggeran Raih Satyalancana Kepariwisataan 2023

Penggerak Desa Wisata Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta, Sugeng Handoko berhasil meraih Satyalancana Kepariwisataan. Ini profilnya.


Gunungkidul Tetapkan Status Siaga Darurat Kekeringan, 14 Kecamatan Sulit Air Bersih

41 hari lalu

Relawan berada di mulut Gua Cikal, Gunungkidul, DI Yogyakarta, 15 Oktober 2020. Sementara jumlah warga yang terdampak kekeringan sebanyak 129.788 jiwa. Pemerintah Daerah Gunungkidul saat ini telah mengalokasikan anggaran untuk bantuan air bersih sebesar Rp700 juta. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Gunungkidul Tetapkan Status Siaga Darurat Kekeringan, 14 Kecamatan Sulit Air Bersih

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menetapkan status siaga darurat kekeringan.


Cara Gunungkidul DIY Cegah Tingginya Angka Putus Sekolah

53 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. shutterstock.com
Cara Gunungkidul DIY Cegah Tingginya Angka Putus Sekolah

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan beasiswa Gunungkidul Cerdas untuk mengantisipasi tingginya angka putus sekolah di wilayah ini.


Gunungkidul Siapkan Pelabuhan Pantai Gesing dengan Konsep Tourism Fishing Port

54 hari lalu

Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) disiapkan di Pantai Gesing Gunungkidul dengan konsep Tourism Fishing Port. Dok.istimewa
Gunungkidul Siapkan Pelabuhan Pantai Gesing dengan Konsep Tourism Fishing Port

Pembangunan PPI Pantai Gesing itu mengusung konsep Tourism Fishing Port atau pelabuhan perikanan yang juga mendukung kepentingan pariwisata.


Bukan lagi di Hutan Gunungkidul, UGM Trail Run 2023 Pilih Medan Lereng Merapi

59 hari lalu

UGM International Trail Run 2022. Doc. Kagama UGM.
Bukan lagi di Hutan Gunungkidul, UGM Trail Run 2023 Pilih Medan Lereng Merapi

Event lari UGM Trail Run 2023 bakal mengambil lokasi berbeda dengan perhelatan tahun-tahun sebelumnya.