Selama setahun, Editha tekun belajar. Dia mengambil bimbingan belajar mengikuti kelas intensif untuk masuk perguruan tinggi negeri.
Kali ini, dia berstrategi untuk tidak mengambil jurusan yang tinggi peminatnya. Ketika ujian masuk PTN 2007, Editha memilih Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada jurusan Hubungan Internasional, namun gagal.
Pada 2008, dia memutuskan untuk mengambil jurusan Sastra Prancis di Unpad dan berhasil diterima lewat jalur tes nasional. “Akhirnya saya berstrategi untuk ambil Sastra Prancis yang passing grade-nya tak setinggi Hubungan Internasional,” katanya.
Editha cukup aktif dalam berbagai kegiatan akademik maupun non-akademik. Pada 2011 misalnya, dia meraih beasiswa dari Kementerian Pendidikan untuk menjajal kuliah di University of La Rochelle Prancis selama kurang lebih satu tahun. Dia juga pernah menjadi team leader dalam International Women’s Day Run pada 2018 dan koordinator Bahasa Prancis Polyglot Indonesia pada Mei 2013.
Berselang lima tahun setelah lulus S1, pada September 2018, Editha memutuskan untuk melanjutkan S2 di University of Paris-Saclay jurusan International Strategic Management dengan beasiswa dari Pemerintah Prancis. Untuk memvalidasi program S2-nya, ketika itu Editha sempat magang di UNESCO selama empat bulan.
Begitu lulus S2 pada Agustus 2020, Editha dihadapi dilema. Dunia kala itu tengah diterjang pandemi Covid-19. Sejumlah sektor pekerjaan sempat terpuruk sehingga Editha kesulitan untuk mencari pekerjaan.
“Saat itu, saya lagi mencari kerja di Paris dan kondisinya cukup challenging karena pandemi. Setelah berdiskusi dengan tutor di tempat magang, dia menyarankan saya untuk sekolah lagi. S2 atau lanjut S3,” ujarnya.
Editha akhirnya memutuskan untuk mengambil program master lagi pada September 2020. Dia S2 di Sorbonne atau Universitas Paris Cité, kampus riset publik di Prancis yang merupakan penggabungan dari Universitas Paris Descartes dan Diderot.
Lewat beasiswa dari Pemerintah Prancis, Editha mengambil jurusan Education Sciences. Alasan Editha mengambil S2 kembali supaya bisa memperdalam bidang pendidikan yang dia sukai.
“Kalau S3, saya belum melihat diri saya ke arah akademisi atau peneliti. Jadi saya memutuskan untuk mengambil S2 di jurusan yang memang saya minati,” katanya.
Editha akhirnya berhasil lulus pada September 2021 dan bekerja di Paris. “Dengan berkontribusi di internasional level setidaknya saya bisa melihat, observe, and furthering knowledge. Paling penting lagi, bisa membantu mahasiswa mempersiapkan masa depan mereka dengan proper,” kata perempuan berusia 34 tahun ini.
Pilihan Editor: Raih Skor Sempurna 1000 di UTBK SNBT 2023, Nada Masuk Fakultas Kedokteran UNS