TEMPO.CO, Jakarta - Editha Nurida merupakan lulusan Universitas Padjadjaran atau Unpad yang pernah terlibat dalam acara bergengsi French Presidency of the Council of the European Union (PFUE) 2022.
Perhelatan tersebut merupakan ajang yang dihadiri oleh para menteri negara anggota UE untuk membahas berbagai persoalan dan solusi di berbagai sektor seperti ekonomi, pendidikan, pemuda, budaya, dan budaya. Digelar pada 2022, saat itu, untuk pertama kalinya dalam 14 tahun, Prancis mengambil alih Kepresidenan Dewan Uni Eropa.
Editha dipercaya sebagai project officer untuk proyek pemuda Eropa dalam Kepresidenan Prancis Dewan Uni Eropa (PFUE) 2022 yang berada dalam naungan Kementerian Pendidikan Nasional, Pemuda, dan Olahraga Prancis. Dia bergabung di sana selama kurang lebih satu tahun sejak Maret 2021.
"Ketika itu, saya merupakan orang Indonesia pertama dalam proyek tersebut," ujar Editha kepada Tempo.
Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Hubungan Internasional, Editha bertugas mengelola proyek atau inovasi pemuda EU tentang pembangunan berkelanjutan yang inklusif, penganggaran dan proposal aplikasi hibah Erasmus+, serta berpartisipasi dan menindaklanjuti inisiatif pemuda dalam Konferensi Pemuda Eropa atau The 9th cycle of EU Youth Dialogue yang merupakan konferensi dari trio Presidensi Prancis, Republik Ceko, dan Swedia.
Berkarier di kancah internasional bidang pendidikan memang menjadi impian Editha. Saat ini, dia bekerja sebagai program officer di ESCP Business School di Paris sejak Agustus 2022. Kampus tersebut merupakan sekolah bisnis tertua di dunia yang menempati peringkat ke-3 dalam pemeringkatan Financial Times European Business School 2022.
Editha yang berstatus karyawan permanen ini bertanggung jawab mengurus sejumlah hal akademik untuk program master. Misalnya, memantau dan mengidentifikasi status akademik mahasiswa di tahun terakhir, menangani administrasi pendidikan dan pemeriksaan verifikasi akademik, hingga mengkoordinasikan departemen pengajaran untuk kursus serta komite pedagogis.
Sebelum akhirnya bekerja di Paris, Editha juga pernah bekerja di Institut Prancis di Indonesia (IFI) yang merupakan departemen pendidikan dan kebudayaan Kedutaan Besar Prancis di Indonesia. Selama kurang lebih empat tahun sejak 2014 hingga 2018, Editha berkarier di sana.
Di IFI, perempuan yang punya hobi maraton ini didapuk sebagai koordinator nasional kampus. Editha mengkoordinasikan kerja sama akademik dan promosi pendidikan tinggi Prancis hingga memberikan informasi kepada siswa yang ingin melanjutkan studi di Prancis.
Sempat Gap Year dan Kuliah S2 Dua Kali
Meski akhirnya dapat meraih mimpi bekerja di sektor dambaannya, pencapaian Editha saat ini penuh perjuangan. Perjalanan studinya sempat tak mulus. Dia bahkan pernah gagal meraih kampus impian sehingga terpaksa harus gap year.
“Ketika ujian masuk PTN 2007 enggak lolos, saya memutuskan untuk gap year agar bisa belajar lebih giat. Orang tua saya sangat memacu saya untuk bisa lolos ke PTN,” ujarnya.