Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menilik Sejarah Pelaksanaan MPLS yang Dulu Disebut MOS

image-gnews
Siswa baru hadir didampingi orangtuanya di hari pertama tahun ajaran baru  di SD Negeri Anyelir 1, Kota Depok, Senin 17 Juli 2023. Hari pertama tahun ajaran baru di sekolah ini diisi dengan  acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang bertujuan agar siswa baru dapat beradaptasi dengan lingkungan belajarnya yang baru. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Siswa baru hadir didampingi orangtuanya di hari pertama tahun ajaran baru di SD Negeri Anyelir 1, Kota Depok, Senin 17 Juli 2023. Hari pertama tahun ajaran baru di sekolah ini diisi dengan acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang bertujuan agar siswa baru dapat beradaptasi dengan lingkungan belajarnya yang baru. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sudah diterapkan sejak 2016. Sebelum berganti nama menjadi MPLS, kegiatan ini lebih dikenal dengan nama Masa Orientasi Siswa atau MOS.

Pada masa itu, masa pengenalan lingkungan sekolah seringkali diwarnai aksi kekerasan dari kakak kelas terhadap siswa baru. Saat itu, dikenal aksi perpeloncoan.

Karena itu, banyak keluhan terhadap pelaksanaan MOS. Akhirnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengganti MOS dengan MPLS dengan mengacu pada Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 sehingga hal-hal yang terjadi di MOS tidak terulang kembali di MPLS.

Sejarah MOS

MOS sendiri diterapkan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga di tingkat Universitas. Ternyata, program itu telah dilaksanakan sejak zaman kolonial di School Tot Opleiding Voor Indische Artsen (STOVIA) Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (1898-1927).

Pada MOS, di awal masuk sekolah siswa akan dijelaskan terkait kondisi sekolah dan teknik mengembangkan kreativitas, di mana senior mengambil peranan yang penting dalam kegiatan ini. Kala itu, MOS dikenal dengan ontgroening atau “membuat tidak hijau lagi” yang memiliki tujuan agar dapat mendewasakan siswa baru.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, program tersebut masih berlanjut.

Di tahun 1950-an, MOS menjadi wajib, namun diwarnai dengan kekerasan. Banyak peristiwa saat kakak kelas melakukan perbuatan tak pantas kepada adik kelas atau siswa baru.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari situ, MOS kemudian mulai muncul dalam berbagai bentuk. Seperti siswa yang diwajibkan memakai aksesoris lucu, dandanan aneh, ritual adu fisik dan lainnya. Pada 1960-an, MOS semakin berkembang dan diwariskan secara turun-temurun.

Peralihan ke MPLS 

Menurut laman Kemendikbud, beberapa aturan-aturan yang dibuat belum secara optimal mencegah terjadinya perpeloncoan dan kekerasan dalam pengenalan lingkungan sekolah. Praktik yang dilakukan oleh para kakak kelas masih dinilai semena-mena dan cenderung menyulitkan.

Melihat aksi MOS dari tahun ke tahun yang selalu berkaitan dengan tindak kekerasan, perpeloncoan dan hal-hal tidak wajar lainnya yang tidak memiliki relevansi dengan pendidikan, maka pada 2016 Kemendikbud mengeluarkan Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016. Nama Masa Orientasi Siswa (MOS) pun diubah menjadi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Pada masa itu, siswa baru akan dilindungi dari kegiatan tak pantas dan memiliki jaminan bahwa pelaksanaan pengenalan sekolah akan dilaksanakan dengan edukatif, kreatif serta menyenangkan.

Pilihan Editor: Pelaksanaan Kegiatan MPLS Diminta Harus Unggulkan Kreativitas, Tak Ada Hukum

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

3 hari lalu

Muhammad Rizky Firdaus Kuasa hukum persetubuhan anak dibawah umur yang dilakukan oleh oknum staf Kelurahan sekaligus Komite sekolah. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

Kasus persetubuhan anak yang diduga dilakukan oleh Holid, pengurus komite sekolah yang juga staf kelurahan, ini terjadi beberapa tahun silam.


Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

3 hari lalu

Pengurus YKS dan kepala sekolah saat menyampaikan informasi terkait kecelakaan maut SMK Lingga Kencana di salah satu ruang, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Minggu, 12 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

Kepala SMK Lingga Kencana Sarojih mengungkapkan kecelakaan bus rombungan perpisahan siswanya di Subang menggunakan travel yang sama seperti study tour ke Garut pada 2023.


Kepala SMK Lingga Kencana Rinci Penggunaan Anggaran Perpisahan Rp800 Ribu

4 hari lalu

Pengurus YKS dan kepala sekolah saat menyampaikan informasi terkait kecelakaan maut SMK Lingga Kencana di salah satu ruang, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Minggu, 12 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kepala SMK Lingga Kencana Rinci Penggunaan Anggaran Perpisahan Rp800 Ribu

Kepala SMK Lingga Kencana membantah pihak sekolah mencari keuntungan dari kegiatan perpisahan siswa yang mengalami kecelakaan bus di Subang.


Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

4 hari lalu

Petugas memasuki bus Putera Fajar rombongan dari SMK Lingga Kencana Depok yang terlibat kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat, 11 Mei 2024. Untuk sementara, 10 penumpang bus dan seorang pengendara motor tewas dalam kecelakaan bus yang melibatkan sejumlah sepeda motor dan mobil tersebut. TEMPO/Prima Mulia
Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

Salah satu syarat study tour adalah pemilihan bus atau kendaraan, usianya tak boleh lebih dari enam tahun dan harus lolos uji KIR.


5 Alasan Dilakukan MPLS kepada Siswa Baru, Tentu Tanpa Perpeloncoan dan Bullying

6 hari lalu

Sejumlah peserta didik baru mengikuti upacara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Negeri 2 Bekasi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 13 Juli 2020. Sebanyak 48 perwakilan dari 384 peserta didik baru mengikuti upacara yang merupakan rangkaian kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, kegiatan tersebut tetap dilakukan dengan protokol kesehatan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
5 Alasan Dilakukan MPLS kepada Siswa Baru, Tentu Tanpa Perpeloncoan dan Bullying

Alasan pentingnya MPLS dilakukan kepada siswa baru, tentu saja menghindari tindakan mengarah perpeloncoan atau bullying.


Kilas Balik MOS menjadi MPLS Bagi Siswa Baru, Apa Saja yang Dilarang Dilakukan?

6 hari lalu

seorang siswa mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) Massal di Lapangan Karebosi Makassar, Selasa 5 Agustus 2014. TEMPO/Hariandi Hafid
Kilas Balik MOS menjadi MPLS Bagi Siswa Baru, Apa Saja yang Dilarang Dilakukan?

Berikut alasan pergantian Masa Orientasi Siswa (MOS) jadi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Apa yang dilarang dilakukan kepada siswa baru?


Sekolah di Texas Dilaporkan ke Kementerian Pendidikan karena Diduga Diskriminasi Gender

8 hari lalu

Ilustrasi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasiona. TEMPO/Prima Mulia
Sekolah di Texas Dilaporkan ke Kementerian Pendidikan karena Diduga Diskriminasi Gender

Kementerian Pendidikan Amerika Serikat melakukan sebuah investigasi hak-hak sipil ke sebuah sekolah di setalah Texas


Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

8 hari lalu

Pasukan TPNPB OPM di Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah. Dokumentasi TPNPB.
Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah

Menurut jubir TPNPB-OPM, banyak sekolah di pedalaman Papua dijadikan sebagai pos militer TNI-Polri.


TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

8 hari lalu

Pasukan TNI-Polri mengevakuasi jenazah Alexsander Parapak pada Sabtu, 4 Mei 2024, di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah. Dia dibunuh kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan markas Polsek Homeyo. Dokumen: Humas Polda Papua
TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

TPNPB-OPM menyampaikan alasan membakar gedung sekolah saat menyerang aparat militer di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah.


Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

10 hari lalu

Siswa SDN Beji 1 usai mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah yang beralamat di Jalan Komodo Raya, Pancoran Mas, Depok, Senin, 4 Maret 2024. Sekolah ini berharap program makan siang gratis tak diambil dari dana BOS reguler. TEMPO/Ricky Juliansyah
Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

Bappenas menyatakan tidak ada pihak swasta yang akan ikut mensponsori program makan siang gratis.