“Harus teknik kimia. Indah mengutamakan jurusan itu dan UGM kebetulan adalah kampus yang terbaik. Jadi, Indah memilih untuk teknik kimianya karena peluang kerja yang bagus dan luas,” jelasnya.
Rasa syukurnya pun bertambah karena dirinya lolos kuliah di UGM dengan pembiayaan program KIP Kuliah subsidi 100 persen, yang berarti gratis kuliah. Dia sangat berharap program ini bisa membantu meringankan rasa khawatir orang tuanya saat kuliah di UGM nantinya.
Berprestasi Sejak SD
Keinginan kuat Indah kuliah di UGM memang sedikit banyak dipengaruhi para alumni dari SMA Negeri 1 Bukittinggi yang berfokus melanjutkan studi ke perguruan tinggi di pulau Jawa seperti UI, ITB, Unpad, dan UGM. Kebetulan, salah satu alumni sekolahnya pada 2022 lalu juga diterima di Teknik Kimia UGM.
Lahir di Bukittinggi, 9 April 2005, kepintaran Indah Aprilia Nasution sudah terlihat sejak kecil. Menempuh pendidikan dasar di SDN 09 Manggis Ganting, dia lulus dengan predikat empat besar lulusan terbaik se-Sumatra Barat. Dia pun melanjutkan belajar di SMP Negeri 8 dan SMA Negeri 1 Bukittinggi.
Semasa SMA, di samping belajar dia juga aktif sebagai pengurus OSIS, menjadi sekretaris dan koordinator bidang kesehatan hingga kelas XI. Selain itu, dia pun aktif di organisasi perfilman sekolah.
Berasal dari keluarga yang kurang mampu, Indah sadar bahwa dirinya tidak bisa sama dengan teman lainnya. Dia cukup bersyukur bisa mendapatkan beasiswa dari PT MHK Foundation saat duduk di kelas sepuluh dan sebelas. Dengan beasiswa itu, dia bisa membiayai sendiri sekolahnya.
Kemudian, di kelas dua belas, dia diuntungkan adanya Peraturan Daerah Kota Bukittinggi yang menyatakan untuk seluruh siswa kelas dua belas tidak dipungut biaya.
“Lumayan di kelas sepuluh dan sebelas dapat beasiswa 350 ribu per bulan. Bisa bayar uang sekolah 170 ribu, sisanya Indah tabung. Ini pun untuk jaga-jaga kalau ada keperluan mendesak dari sekolah,” ujarnya.
Mempertahankan Prestasi
Meraih dan mempertahankan prestasi akademik bukan persoalan mudah. Indah harus belajar secara konsisten dan ekstra. Jika teman lainnya sudah pulang sekolah pukul tiga sore, dia baru bisa selesai pukul lima karena sibuk berorganisasi dan berkegiatan lainnya.
Meski sibuk, dia tetap mengimbanginya dengan istirahat yang cukup dan rutinitas teratur. Setiap hari libur, dia tetap menyempatkan belajar walaupun tidak intens seperti hari-hari biasa. Katanya, hal ini dia lakukan karena tidak bisa ikut les atau bimbingan belajar.
“Alhamdullilah di dua bulan terakhir sebelum ujian kelulusan, sekolah mendatangkan bimbel, jadi bisa fokus di materi-materi UTBK. Tapi ternyata tidak harus sampai ujian sudah diterima kuliah,” ungkapnya.