TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu belakang, hujan buatan sengaja diatur di beberapa wilayah Indonesia, pasalnya musim kemarau berkepanjangan yang tak kunjung selesai. Belum lagi di wilayah ibu kota dengan polusi udara yang kian memburuk menjadikan hujan buatan sebagai alternatif untuk meredakan keadaan.
Namun, pernahkah kamu berpikir siapakah yang pertama kali menciptakan hujan buatan? Dilansir dari Britannica, rupanya teknik hujan buatan sebagai rekayasa cuaca pertama kali diciptakan oleh Vincent Joseph Schaefer seorang ahli kimia dan meteorologi dari Amerika. Vincent lahir pada 4 Juli 1906 menjadi terkenal karena penelitiannya di bidang meteorologi dan pengendalian cuaca dengan melakukan penyemaian awan.
Dilansir dari SciHi, pada tanggal 13 November 1946, Schaefer naik pesawat di di atas Gunung Greylock. Massachusetts, dan berhasil menyemai awan dengan butiran es kering atau karbon dioksida padat untuk menghasilkan badai salju pertama yang diciptakan oleh manusia.
Awal Mula Hingga Tercipta Hujan Buatan
Dilansir dari Britannica, Schaefer lulus dari Union College di New York pada 1928 di Davey Institute of Tree Surgery. Dari tahun 1933 hingga 1954 ia bekerja dalam penelitian di General Electric Laboratories, di mana usahanya selama perang diarahkan secara khusus pada lapisan es pada pesawat.
Sebelum Perang Dunia II dimulai, Schaefer diangkat menjadi rekan peneliti dan melanjutkan pekerjaannya dengan Langmuir. Ia juga mulai dikenal secara internasional atas pengembangan metode membuat replika kepingan salju menggunakan lapisan plastik tipis.
Sekitar tahun 1943, Schaefer melakukan banyak eksperimen di Observatorium Mount Washington di New Hampshire. Ia menemukan efek rangsangan dari perubahan mendadak panas dan dingin dalam air yang sangat dingin yang secara spontan menghasilkan miliaran inti es.
Melalui sejumlah percobaan berulang kali, ia dengan cepat mengembangkan metode untuk menyemai awan superdingin dengan es kering.
Dilansir dari SciHi, pada bulan November 1946 Schaefer berhasil melakukan uji lapangan dengan melakukan penyemaian awan alami menggunakan pesawat terbang, dengan efek es dan salju yang dramatis.
Temuan barunya ini mendatangkan banyak sekali korespondensi baru. Selain itu, uji lapangan yang berhasil memungkinkan Langmuir memperoleh dana federal untuk mendukung penelitian tambahan dalam penyemaian awan dan modifikasi cuaca oleh GE Research Laboratory.
Pada tahun 1959 Schaefer bergabung dengan fakultas Universitas Negeri New York di Albany, dan menjadi profesor ilmu atmosfer dari tahun 1964 hingga 1976. Ia diangkat menjadi anggota American Academy of Arts and Sciences, dan menerima penghargaan pada tahun 1957.
Pilihan Editor: Heru Budi Sebut Hujan Buatan Memungkinkan Dilakukan Hari Ini