Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Vincent J. Schaefer, Pencipta Hujan Buatan Pertama di Dunia 77 Tahun Lalu

image-gnews
Operasi TMC atau hujan buatan. Kredit: BBTMC BPPT
Operasi TMC atau hujan buatan. Kredit: BBTMC BPPT
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu belakang, hujan buatan sengaja diatur di beberapa wilayah Indonesia, pasalnya musim kemarau berkepanjangan yang tak kunjung selesai. Belum lagi di wilayah ibu kota dengan polusi udara yang kian memburuk menjadikan hujan buatan sebagai alternatif untuk meredakan keadaan.

Namun, pernahkah kamu berpikir siapakah yang pertama kali menciptakan hujan buatan? Dilansir dari Britannica, rupanya teknik hujan buatan sebagai rekayasa cuaca pertama kali diciptakan oleh Vincent Joseph Schaefer seorang ahli kimia dan meteorologi dari Amerika. Vincent lahir pada 4 Juli 1906 menjadi terkenal karena penelitiannya di bidang meteorologi dan pengendalian cuaca dengan melakukan penyemaian awan.

Dilansir dari SciHi, pada tanggal 13 November 1946, Schaefer naik pesawat di di atas Gunung Greylock. Massachusetts, dan berhasil menyemai awan dengan butiran es kering atau karbon dioksida padat untuk menghasilkan badai salju pertama yang diciptakan oleh manusia.

Awal Mula Hingga Tercipta Hujan Buatan

Dilansir dari Britannica, Schaefer lulus dari Union College di New York pada 1928 di Davey Institute of Tree Surgery. Dari tahun 1933 hingga 1954 ia bekerja dalam penelitian di General Electric Laboratories, di mana usahanya selama perang diarahkan secara khusus pada lapisan es pada pesawat.

Sebelum Perang Dunia II dimulai, Schaefer diangkat menjadi rekan peneliti dan melanjutkan pekerjaannya dengan Langmuir. Ia juga mulai dikenal secara internasional atas pengembangan metode membuat replika kepingan salju menggunakan lapisan plastik tipis.

Sekitar tahun 1943, Schaefer melakukan banyak eksperimen di Observatorium Mount Washington di New Hampshire. Ia menemukan efek rangsangan dari perubahan mendadak panas dan dingin dalam air yang sangat dingin yang secara spontan menghasilkan miliaran inti es.

Melalui sejumlah percobaan berulang kali, ia dengan cepat mengembangkan metode untuk menyemai awan superdingin dengan es kering.

Dilansir dari SciHi, pada bulan November 1946 Schaefer berhasil melakukan uji lapangan dengan melakukan penyemaian awan alami menggunakan pesawat terbang, dengan efek es dan salju yang dramatis.

Temuan barunya ini mendatangkan banyak sekali korespondensi baru. Selain itu, uji lapangan yang berhasil memungkinkan Langmuir memperoleh dana federal untuk mendukung penelitian tambahan dalam penyemaian awan dan modifikasi cuaca oleh GE Research Laboratory.

Pada tahun 1959 Schaefer bergabung dengan fakultas Universitas Negeri New York di Albany, dan menjadi profesor ilmu atmosfer dari tahun 1964 hingga 1976. Ia diangkat menjadi anggota American Academy of Arts and Sciences, dan menerima penghargaan pada tahun 1957.

Pilihan Editor: Heru Budi Sebut Hujan Buatan Memungkinkan Dilakukan Hari Ini

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pancaroba Berisiko Ganggu Pertanian, BMKG Sumatera Selatan Minta Petani Sesuaikan Pola Tanam

1 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Pancaroba Berisiko Ganggu Pertanian, BMKG Sumatera Selatan Minta Petani Sesuaikan Pola Tanam

Kondisi cuaca di Sumatera Selatan yang belakangan takmenentu bisa berpengaruh terhadap skema pertanian tertentu, misalnya holtikultura.


KLHK Klaim Kurangi Kebakaran Hutan Hampir 60 Persen Sepanjang Tahun Ini

3 hari lalu

BPBD Kalimantan Barat memantau kebakaran hutan dan lahan pada salah satu lahan HGU di perusahaan sawit yang ada di Kabupaten Sanggau. ANTARA/HO : BPPD Kalbar
KLHK Klaim Kurangi Kebakaran Hutan Hampir 60 Persen Sepanjang Tahun Ini

KLHK memastikan pengendalian kebakaran hutan terus dilakukan untuk menjaga stabilitas menjelang pelantikan Presiden terpilih Prabowo Subianto.


Misteri Gempa Langit, Suara Ledakan Misterius di Berbagai Penjuru Dunia

4 hari lalu

Suara dentuman terdengar dari langit Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Kamis pagi 21 Mei 2020. Seperti dua sebelumnya, BMKG memastikan suara bukan dari petir maupun gempa. (Dok warga)
Misteri Gempa Langit, Suara Ledakan Misterius di Berbagai Penjuru Dunia

Fenomena gempa langit juga dilaporkan terjadi di Iran, Australia, Irlandia, Skotlandia, Jerman, dan banyak lokasi di sepanjang pantai timur Amerika.


BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Tangani Kekeringan dan Karhutla di NTB

13 hari lalu

Ilustrasi kekeringan. (ANTARA/Mohammad Ayudha/dok)
BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Tangani Kekeringan dan Karhutla di NTB

Pada hari pertama BNPB, menebar 3.000 kg dan hari kedua 3.000 kg. Operasi OMC ini menyasar awan potensial seperti pertumbuhan awan Cumulus Congestus.


BNPB Semai 6 Ton Garam di Langit NTB, Rekayasa Cuaca untuk Tangkal Karhutla

13 hari lalu

Petugas memasukkan garam ke dalam pesawat Cessna 208B Grand Caravan EX untuk persemaian garam dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Senin 18 Maret 2024. BNPB bekerja sama dengan BMKG melakukan operasi TMC selama tiga hari sebagai upaya meminimalisir berkumpulnya awan yang berpotensi menimbulkan intensitas hujan tinggi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah yang rawan bencana hidrometeorologi. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
BNPB Semai 6 Ton Garam di Langit NTB, Rekayasa Cuaca untuk Tangkal Karhutla

BNPB menyemai garam pada 28-29 September di langit NTB. Tim mengincar lapisan awan yang membawa potensi hujan.


Kemarau Mulai Beralih ke Musim Hujan, BMKG: Ditandai Gerah dan Pengap Sejak Pagi

13 hari lalu

Pedagang kaki lima berjualan keliling menggunakan tenda payung menghindari terik matahari di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia merupakan fenomena yang bersiklus terjadi setiap tahun sebagai akibat dari adanya gerak semu matahari dan kondisi cuaca cerah pada siang hari. TEMPO/Subekti.
Kemarau Mulai Beralih ke Musim Hujan, BMKG: Ditandai Gerah dan Pengap Sejak Pagi

Ada sejumlah tanda peralihan musim kemarau ke musim hujan, mulai dari hujan yang tidak merata hingga udara panas dan pengap pada siang hari.


BMKG Dapat Tambahan Anggaran Rp 25 Miliar untuk Modifikasi Cuaca, Begini Sejarah Teknologi Rekayasa Cuaca

26 hari lalu

Petugas memasukkan garam ke dalam pesawat Cessna 208B Grand Caravan EX untuk persemaian garam dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Senin 18 Maret 2024. BNPB bekerja sama dengan BMKG melakukan operasi TMC selama tiga hari sebagai upaya meminimalisir berkumpulnya awan yang berpotensi menimbulkan intensitas hujan tinggi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah yang rawan bencana hidrometeorologi. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
BMKG Dapat Tambahan Anggaran Rp 25 Miliar untuk Modifikasi Cuaca, Begini Sejarah Teknologi Rekayasa Cuaca

Penambahan anggaran diperoleh BMKG untuk RAPBN 2025 untuk modifikasi cuaca turut menjadi sorotan. Teknologi modifikasi cuaca bukanlah hal yang baru.


Benarkah BMKG Mampu Modifikasi Cuaca, Bagaimana Caranya?

26 hari lalu

BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda bekerja sama dengan BNPB dan Smart Aviation melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mencegah hujan intensitas tinggi ganggu pembukaan PON XXI Aceh-Sumut, di Banda Aceh, Senin 9 September 2024. Foto: BMKG
Benarkah BMKG Mampu Modifikasi Cuaca, Bagaimana Caranya?

BMKG yang memperoleh tambahan anggaran Rp 25 miliar untuk mendanai kegiatan modifikasi cuaca tahun depan. Bagaimana caranya?


DPR Sepakati Tambahan Anggaran BMKG Sebanyak Rp 25 Miliar untuk Danai Modifikasi Cuaca

28 hari lalu

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati di Gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Jakarta Pusat, Senin, 19 Januari 2024. TEMPO/Hendri Agung Pratama
DPR Sepakati Tambahan Anggaran BMKG Sebanyak Rp 25 Miliar untuk Danai Modifikasi Cuaca

BMKG menjelaskan modifikasi cuaca tersebut akan dilakukan sebanyak 40 hari sepanjang tahun 2025 dengan total biaya Rp 22,09 miliar.


Pemburu Disinyalir Sebagai Penyebab Kebakaran di Taman Nasional Way Kambas

30 hari lalu

Polisi Hutan berpose di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, 3 Desember 2015. Mereka menjaga kawasan taman nasional dari gangguan para pemburu liar dan mengamankan satwa liar yang berada di daerah tersebut saat keluar dari area taman nasional. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pemburu Disinyalir Sebagai Penyebab Kebakaran di Taman Nasional Way Kambas

Aparat menduga kebakaran di Taman Nasional Way Kambas adalah ulah pemburu.