TEMPO.CO, Jakarta - Carina Joe merupakan seorang dokter dan ilmuwan Riset Pascadoktoral Senior dalam Pengembangan Vaksin yang berfokus pada vaksin vektor virus.
Carina telah bekerja sebagai ilmuwan utama dalam pengembangan proses pembuatan cGMP skala besar untuk vaksin Oxford atau AstraZeneca COVID-19, yang berhasil dikembangkan oleh tim dalam waktu singkat.
Teknologi manufaktur dalam penemuan vaksin tersebut telah ditransfer ke beberapa fasilitas manufaktur GMP di seluruh dunia, sehingga memungkinkan uji klinis dan pasokan vaksin global dengan biaya terjangkau ke banyak negara.
Pada Oktober 2021, lebih dari 2 miliar dosis vaksin telah diberikan di seluruh dunia dan menyelamatkan jutaan nyawa. Berkat penemuannya, Carina Joe dianugerahi People of the Year Award 2021 dalam kategori Terobosan Ilmiah oleh Metro TV.
Dilansir dari laman resmi MPR Republik Indonesia, Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan juga memberikan penghargaan kepada Carina Joe, ilmuan Indonesia yang menjadi bagian dari tim pengembangan vaksin Oxford-AstraZneca.
Syarief Hasan memberikan penghargaan kepada Carina karena ilmuan tersebut telah berhasil menjadi innovator dalam menciptakan formula manufaktur masal vaksin Oxford-AstraZeneca sehingga berhasil dan menjadi satu-satunya vaksin paling banyak diproduksi yakni 2 miliar dosis dan tersebar di 170 negara.
Bidang keahlian Carina Joe
Dilansir dari laman Oxford University, Carina Joe memiliki minat dan keahlian dalam pengembangan teknologi platform baru untuk calon vaksin atau obat yang dapat dimodifikasi untuk menyasar penyakit baru.
Selain itu, Carina Joe juga ahli dalam fermentasi kultur sel dan pengembangan proses untuk manufaktur skala besar dengan standar cGMP untuk vektor virus berbasis adenovirus, protein rekombinan, partikel mirip virus, antibodi monoklonal atau produk biologis lainnya untuk tujuan uji klinis atau komersialisasi.
Perjalanan Carina Joe hingga menjadi ilmuwan
Carina Joe mulanya direkrut oleh Universitas Oxford untuk mengoptimalkan proses pembuatan vaksin rabies dan saat itu Carina beserta kelompoknya melakukan uji klinisnya di Inggris dan Tanzania.
Vaksin rabies memiliki vektor yang sama dengan vaksin Oxford-AstraZeneca dalam menggunakan vektor ChAdOx atau adenovirus simpanse sebagai sarana pengiriman antigen yang relevan secara medis.
Carina Joe bergabung dengan kelompok ini beberapa bulan sebelum pandemi, dan ketika pandemi terjadi, prioritas proyek telah berubah, dan kelompok Carina Joe sangat membutuhkan vaksin COVID-19, baik untuk uji klinis maupun penggunaan darurat setelah vaksin tersebut lolos uji klinis.
Akhrinya, proyek Carina Joe beserta kelompoknya dialihkan ke pengembangan proses manufaktur skala besar cGMP (Current Good Manufacturing Practice) untuk vaksin Oxford-AstraZeneca.
Carina dan kelompoknya menyadari bahwa meskipun vaksin tersebut efektif, tidak memiliki sarana untuk memproduksinya dalam jumlah besar sama saja dengan tidak memiliki vaksin sama sekali. Sebab, vaksin hanya berguna bila digunakan pada populasi besar.
Lalu, awal Februari 2020, Carina Joes hanya mendapat hasil dari produksi skala kecil, yakni hanya setara dengan dua sendok makan. Namun, dirinya berhasil melakukan terobosan penelitian dengan meningkatkan hasil 10 kali lipat dibandingkan proses sebelumnya.
Carina Joe dan kelompoknya tidak mempunyai cukup waktu luang karena vaksin sangat dibutuhkan, dan kelompok tersebut tidak dapat merekrut lebih banyak ilmuwan pascadoktoral dengan keahlian yang sama selama pandemi ini.
Selain itu, untuk dapat terlibat dalam proses pengembangan ini diperlukan pelatihan bertahun-tahun. Namun demikian, kelompok Carina Joe hanya mempunyai waktu 1,5 bulan untuk mengembangkan proses manufaktur cGMP untuk disimulasikan pada skala 200L, yang kini tampak seperti tugas yang mustahil karena pengembangan proses biasanya memerlukan waktu dua hingga tiga tahun untuk menyelesaikannya.
Carina Joe dan kelompoknya kemudian menyelesaikan proses pengembangan hingga skala 2.000L dalam waktu enam bulan yang sekaligus menjadi waktu rekor. Pengembangan ini berbeda dengan batch pertama, di mana vaksin dari Cobra, yakni salah satu fasilitas cGMP di konsorsium dan digunakan untuk uji klinis fase 2 dari 3 di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
Peraih penghargaan Ahmad Bakrie 2023 di bidang sains
Berkat prestasinya yang membanggakan karena mempercepat penemuan vaksin Astra Zenece, membuat Carina Joe menerima penghargaan Achmad Bakrie Awards XIX di bidang sains.
Penghargaan Achmad Bakrie diselenggarakan oleh keluarga Bakrie yang didukung oleh Bakrie Group melalui Bakrie Untuk Negeri, bekerjasama dengan Freedom Institute dan VIVA Group.
Para penerima penghargaan merupakan tokoh dan lembaga yang menghasilkan karya luar biasa dan inspiratif yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan amanah dari pendiri Bakrie.
Peraih penghargaan Achmad Bakrie Awards 2023 pada tahun ini yakni Fachry Ali untuk bidang Pemikiran Sosial, Joko Pinurbo untuk bidang Sastra, Andrijono di bidang Kedokteran, dan Carine Joe untuk bidang Sains.
MUTIARA ROUDHATUL JANNAH | FATURAHMAN SOPHIAN
Pilihan Editor: Carina Joe, Ilmuwan Indonesia Pemegang Paten Vaksin AstraZeneca: Tak Ada Royalti